Ketika kita mendengar judul diatas, pasti ada yang bertanya gini dalam hatinya "Emang apa hubungannya ya, mendongeng dengan bullying?" Hihihi. Wah, ternyata ada lho, hubungannya mendongeng dengan bullying itu. Nggak percaya? Atau pengen lebih memahami lagi tentang hubungannya? Yuk, kita simak langsung pemaparannya dari ahlinya dan berikut profil narasumbernya, ya 😃
💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫
PROFIL NARASUMBER
*ADE YULIA NURDIANA*
🏡 Lahir: Banyumas, 12 Juli 1988
🏠 Domisili saat ini: Purwokerto, Banyumas
👨👩👧👧 Ibu 2 orang anak :
👧 Inara Mahya Mahawira (3,5 tahun)
👧 Kalyana Sastrahayu Asyatama (2 tahun)
🚀 Riwayat Pendidikan:
~ SD Negeri Notog 1
~ SMP Negeri 2 Purwokerto
~ SMA Negeri 5 Purwokerto
~ S1 Komunikasi Unsoed
🌏Riwayat aktivitas:
1. Aktif di Lembaga Pers Mahasiswa saat kuliah
2. Pegiat komunitas Padang Ilalang (sanggar dan rumah baca di desa)
3. Editor surat kabar lokal
4. Sempat memandu acara anak-anak untuk stasiun tv lokal
5. Kini menjadi penulis dan product creator mainan edukasi di Rayya Creativa
6. Founder Komunitas Ibu Mendongeng
📱Kontak:
FB : Ade Yulia Nurdiana
IG : adeyulianz
email : ade.satelit@gmail.com
Dilihat dari riwayat aktivitasnya. Terlihat sekali ya, kalau beliau ini orangnya aktif sekali 😍
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
STOP RANTAI BULLYING DENGAN MENDONGENG
Oleh *Ade Yulia*
Bicara tentang bullying, semakin banyak kasus di Indonesia yang membuat kita sedih. Bahkan ada sebagian kasus yang membuat hati kita seakan tercabik-cabik karena baik korban atau pun pelakunya masih anak-anak.
Beragam kasus bullying ini membuat kita sekaligus bertanya-tanya bagaimana caranya agar bullying tidak menimpa anak-anak kita? Bagaimana caranya membentengi diri mereka?
Sebelum itu, mari kita telaah terlebih dahulu apa itu bullying dan apa saja faktor pencetusnya?
Disadur dari artikel yang telah dibuat oleh Bu Elly Risman, menurut Dan Olweus, bullying adalah aktivitas berbentuk agresi/kekerasan yang dilakukan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik atau pun mental yang dilakukan secara berulang-ulang.
Menurut Bu Elly, bullying bisa terjadi jika ada satu tragedi dan tiga peran yakni pelaku, korban, dan penonton. Jika dirunut, ternyata ada beragam faktor yang bisa menyebabkan seorang anak bisa korban, pelaku, atau penonton.
Selain 20% faktor keturunan, ada 80% faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak kita, mulai dari keluarga, sekolah, peer group, masyarakat, dan media.
Faktor lingkungan ini jika diuraikan, seperti pengasuhan dan komunikasi keluarga yang buruk, perilaku buruk dari teman sebaya, beban sekolah yang terlalu berat, contoh kelakuan buruk dari tokoh-tokoh masyarakat, hingga media berupa internet dan games yang penuh unsur kekerasan
Lingkungan yang tidak kondusif dan tidak nyaman bagi anak-anak inilah yang bisa menjadi faktor pencetus terjadinya bullying. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua juga harus mampu menelusuri akar masalah sebuah kasus sebelum memberikan solusi terbaik.
Baca juga: 4 Hal Penting Ini Perlu Diketahui Orang Tua dan Guru dalam Mengatasi Bullying
Mendongeng sebagai Sistem Proteksi
Setelah kita mengetahui beragam faktor pencetus kasus bullying, apa yang bisa kita lakukan dalam internal keluarga? Apa kaitannya dengan mendongeng?
Mendongeng pada dasarnya bisa menjadi sebuah sistim proteksi untuk menanamkan atau internalisasi nilai positif kepada anak-anak. Mendongeng di sini bukan sekedar bercerita tanpa makna.
Kita sebagai orangtua, bisa menggunakan dongeng sebagai media untuk menanamkan pesan kebaikan, berkomunikasi efektif, sekaligus membangun ikatan antara orangtua dengan anak. Bonding atau ikatan yang kuat ini akan memudahkan kita menyelami perasaan anak, sekaligus membuat mereka lebih terbuka untuk bercerita apa saja yang mereka alami.
Baca juga: 6 Cara Mengajarkan Anak Mempertahankan Diri Dari Bully
Melalui dongeng ini pula, kita bisa menyisipkan pesan kebaikan dan nilai positif seperti bagaimana perilaku yang baik sekaligus bagaimana menjaga diri sendiri. Kita bisa merancang cerita sendiri atau menggunakan buku tema tertentu. Jika mendongeng ini dilakukan sebagai aktivitas rutin dan penuh makna, maka ini bisa menjadi sistim proteksi sekaligus antisipasi agar anak-anak terhindar dari kasus bullying.
Lalu bagaimana jika bullying sudah terjadi? Mampukah mendongeng bisa menjadi media terapi?
Untuk terapi kasus bullying, khususnya bagi korban, yang perlu dilakukan adalah hypnoterapi untuk mengembalikan mental positif, kepercayaan diri, dan keberanian. Pemilihan kata dalam sesi hypnoterapi pun harus sangat selektif, khususnya dalam penggunaan kalimat-kalimat positif.
Nah, ilmu hypnoterapi ini pada dasarnya bisa dikombinasikan dengan mendongeng. Namun perlu latihan khusus dan belajar dari ahlinya.
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Gimana Ayah Bunda, ternyata benar ya bahwa salah satu cara menstop bullying adalah dengan cara suka mendongeng untuk anak. Dengan mendongeng, kita bisa menyampaikan banyak pesan tentang akhlak dengan cara menyenangkan pada anak.
Baca juga: Ayah Bunda Ingin Menyampaikan Pesan Moral dengan Cara yang Menyenangkan Pada Anak? Ikuti Saja 12 Tips Cara Mendongeng Ini
Kalau caranya saja sudah menyenangkan, tentu lebih mudah membuat anak memahami bahwa bullying itu nggak baik lho, jadi tahu juga apa yang kita lakukan jika dibullying dan jika ada orang lain dibullying, lewat kegiatan mendongeng. Apa Ayah Bunda suka jugakah mendongeng untuk anaknya di rumah? Cerita dong! 😃
Sejak dahulu para orangtua kita mengajarkan nilai-nilai melalui cerita-cerita rakyat atau mendongeng. Maka mengajarkan tentang keburukan bullyng melalui mendongeng memang pas.
ReplyDeleteBener banget bun. Sayangnya sekarang orangtua lebih banyak bermain gadget daripda menemani ananya bercerita
Deletebaru tau cara mendongeng adalah salah satu untuk mencegah dan menghadapi bullying. cuma orangtua harus bener2 cerdas dan memilih dongeng yang tepat buat si anak. lingkungan guru dan teman juga berperan penting dalam kasus bullying ini.
ReplyDeleteIya bener bun. Semua pihak harus saling mendukung
DeleteSaya setuju dengan ulasannya. Karena saya percaya, mendongeng adalah cara paling tepat bagi anak untuk menanamkan nilai moral dan karakter kebaikan. Model pendekatan ini tidak terkesan menggurui tapi mampu menyentuh sisi terdalam anak.
ReplyDeleteBelajar dengan cara menyenangkan ya mendongeng itu 😃
DeleteMukhlas masih 9 bulan, masih sya dongengin sesekali bun. Itupun masih ttg hewan. Umur berapa ya mendongenh sekalian menanamkman pesan biar dia paham? Btw sudah ganti domaij ya bun. Makin semangat nulisnyaaa 😄
ReplyDeleteKalau mengajak anak bercerita sudah bisa bun dimulai dari dalam kendungan karena dari dalam kandungan anak sudah bisa mendengar. Kalau mendongeng sudah bisa dari bayi. Salah satu cara mengenalkan dan membuat anak menyukai buku dan kegiatan mendongengnya. Terima kasih ya bunda 😍
Deletewaktu mada masih di perut, aku rajin dongengin pakai buku2 dongeng yg sengaja aku beli ... setelah anaknya gede sekarang (3,5 tahun), aku dongengnya gak pake buku karena tiap mau tidur pasti lampu kamar digelapin, jadinya dongeng cerita kreasiku aja
ReplyDeleteada manfaatnya dongengin anak, bikin anak jadi kritis
Wah bunda rajin 😃
Deletekalau keponakan liburna ke rumah, biasanya aku mendongeng untuk mereka. pengin banget mendongeng untuk anak. *uhuk* tapi belum nikah :(
ReplyDeleteWah pasti anaknya seneng ya punya ibu yang udah jago ngedongengnya 😍
DeleteMendongeng memang cara efektif buat mengajari anak2 ya mbak.
ReplyDeleteSaya juga sesekali mendongeng buat anak, lbh tepatnya ngarang bebas hehe TFS
Improvisasi ya bun biar anak2nya ga bosen hihihi
DeleteDongeng yang disukai anak tapi mulai dilupakan oleh orangtua karena kesibukannya
ReplyDelete