Foto: Wisegeek.com |
Ayah bunda, sebagai orang tua semakin hari kita semakin dibuat kwatir dengan maraknya kasus bully yang terjadi saat ini. Baik itu bully di sekolah, lingkungan rumah, dan bahkan bully di dunia maya pun banyak terjadi.
Bully itu bukan hanya sekedar kekerasan fisik, kekerasan psikis, tetapi juga kekerasan secara verbalpun termasuk bully. Seperti saat ini banyak terjadi bully secara verbal di dunia maya yang tak jarang membuat korban merasa marah dan depresi.
Begitu mudahnya kini dunia maya menjadi tempat untuk menyakiti orang lain dengan jempol kita. Begitu mudahnya kita sibuk menulis komentar yang menyalahkan orang lain. Padahal kenal ataupun dekat juga tidak. *miris ya. Jika orang dewasanya saja begitu tidak menjaga sopan santun di dunia maya, bagaimana dengan anak-anaknya ?
Terkadang kita sebagai orang tua, yang dikwatirkan adalah takut anak-anak kita jadi pelaku bully atau jadi korban bully. Sehingga membuat diri kita perlu belajar membekali diri dengan ilmu untuk mengajarkan anak kita tidak melakukan bully dan untuk mempertahankan diri dari bully itu sendiri.
Penyebab Maraknya Terjadi Bully
Banyak hal yang menyebabkan mengapa saat ini banyak terjadi bully. Baik itu disadari orang tua maupun tidak. Bahkan terkadang banyak orang tua yang dikarenakan minimnya ilmu atau orang tua yang tidak mau belajar ilmu, sehingga tanpa disadari mereka mengarahkan anaknya untuk menjadi pelaku bully. Berikut ini beberapa penyebab umum terjadinya bully yaitu :
1. Tontonan TV / film
Saat ini banyak tontonan TV atau film yang mengandung unsur kekerasan yang tidak layak di tonton anak-anak. Sehingga mendorong anak-anak untuk mengikuti dan mempraktekkannya terhadap orang lain
2. Game Kekerasan
Banyaknya orang tua yang lalai dan menganggap tidak pentingnya menyeleksi game anak-anaknya sehingga anak dengan mudahnya mengakses game yang tidak layak untuk usia mereka baik itu game tembak-tembakan, game perang, game pertarungan, dan masih banyak hal lainnya
3. Kurang mendapatkan perhatian dari orang tua
Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua atau dari orang terdekatnya rentan menjadi pelaku bully karena dengan itu salah satu caranya untuk mencari perhatian orang lain
4. Pernah menjadi korban kekerasan
Pernah menjadi korban kekerasan memicu anak untuk melakukan hal sama pada orang lain atau ajang balas dendam. Jadi tidak aneh jika ada aksi bully yang dilakukan turun temurun oleh kakak kelas kepada adik kelasnya
5. Kurangnya pengendalian diri
Anak yang memiliki emosional yang tinggi dan tidak tertangani dengan baik sejak kecil, maka ia akan menjadi anak yang memiliki emosi yang meledak-ledak dan melampiaskannya kepada orang lain.
6. Pergaulan
Pergaulan yang salah atau berteman dengan anak-anak yang biasa membully secara tidak langsung akan memicu anak untuk melakukan hal yang sama pula terhadap orang lain. Jadi betapa pentingnya untuk mengajarkan anak memilih teman yang baik
7. Pola asuh
Pola asuhpun mempengaruhi terjadinya bully. Pola asuh yang terlalu longgar dan tanpa batasan kepada anak, membuat anak menjadi pribadi yang seenaknya pada orang lain. Sedangkan pola asuh yang terlalu keras membuat anak tertekan dan melampiaskannya keluar
Ayah bunda, setelah kita tahu penyebab kenapa terjadinya bully, jadi membuat kita bisa menghindari anak-anak kita menjadi pelaku bully.
Akibat Dari Bully
Akibat dari bully ini macam-macam. Baik itu akibatnya dari yang teringan sampai yang terberat. Bukan hanya perkembangan psikologis anak yang terganggu tetapi juga perkembangan sosialnya. Berikut ini beberapa akibat dari bully :
1. Sulit tidur bahkan mengigau ketika tidur
2. Takut ke sekolah atau ke tempat les
3. Menyendiri
4. Malas beraktivitas
5. Marah
6. Gangguan makan
7. Kagetan atau ketakutan
8. Trauma
9. Depresi
10. Bahkan bisa mencoba untuk bunuh diri.
11. Dll
Akibat yang terjadi dari perlakuan bully ini bisa serius. Oleh sebab itu sebaiknya para orang tua dan pendidik di sekolah lebih memperhatikan dan memberikan pengawasan lebih kepada anak didiknya.
Cara Mengajarkan Anak Mempertahankan Diri Dari Bully
Beberapa ahli parenting di seminar-seminar mereka, memberikan saran kepada orang tua dan pendidik bagaimana mengajarkan anak menghadapi bully. Salah satunya yaitu seorang ahli parenting sekaligus seorang psikolog Ibu Yeti Widiati, ikut menyarankan bagaimana cara mengajarkan anak mempertahankan diri dari bully. Berikut sarannya dan saya tambahkan pula penjelasannya sesuai dengan pengetahuan saya agar lebih mudah untuk dipahami lagi:
1. Ajarkan anak untuk mengatakan rasa tidak suka ketika dibully
"Saya tidak suka diperlakukan begini (lalu berusaha untuk menjauh dari pelaku)". Ini salah satu cara mempertahankan diri secara lisan. Namun ayah bunda, keberanian anak untuk mengungkapkan ketidaknyamanannya kepada orang tua atau kepada orang lain secara lisan perlu diajarkan dan dilatih sejak dini. Sehingga ketika anak di bully, anak berani mengungkapkan ketidaksukaannya atas perlakuan negatif orang lain pada dirinya
2. Melaporkan kepada orang yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Jika bully terjadi di sekolah ajarkan anak untuk melaporkannya kepada guru, dan orang tua, begitu juga jika terjadi di lingkungan luar sekolah.
3. Mengembangkan konsep diri dan kepercayaan diri yang positif pada anak
Tanamkan hal-hal positif kapada anak sejak dini. Untuk menumbuhkan konsep diri dan nilai positif pada anak, agar anak merasa berharga dan dianggap keberadaannya. Sehingga ketika anak dibully dengan kata-kata negatif, tidak membuat anak langsung depresi.
Salah satu cara menumbuhkan nilai positif pada anak dengan memuji setiap usaha dan kelebihannya serta tidak melabelinya dengan kata-kata negatif seperti "kamu jelek, kamu bodoh, kamu hitam, dll".
Ayah bunda, banyak dari kita yang tidak menyadari ketika kita memberikan komentar-komentar negatif pada anak kita, sesungguhnya kita sedang membully anak kita sendiri secara verbal dan secara psikis. Untuk itu berhati-hatilah dalam berkata-kata pada anak.
4. Ajarkan anak bela diri
Ajarkan anak ilmu bela diri sebagai bentuk pertahanan dirinya ketika di bully secara fisik oleh orang lain
5. Ajarkan anak untuk mengidentifikasi orang (yang memukul) apakah sengaja atau tidak sengaja
Ini penting ayah bunda, agar anak tidak langsung membalas memukul ketika ia terkena pukulan oleh orang lain
6. Ajarkan anak untuk mengidentifikasi kemampuan dan kekuatannya sendiri.
Jangan sampai ketika anak dipukul, ia membalas dengan pukulan yang lebih kuat lagi sehingga dapat mencelakakan orang lain atau sebaliknya ada orang yang lebih besar memukulnya lalu anak membalas dengan memukul kembali dan anak tersebut bisa lebih celaka lagi karena tidak seimbangnya kekuatannya
Baca Juga: 6 Cara Mengajarkan Anak Mempertahankan Diri Dari Bully
Ayah bunda, sebagai orang tua kita tidak bisa selalu menemani dan bersama dengan anak-anak kita. Oleh sebab itu, memberikan bekal ilmu pada anak dalam mempertahankan diri dari bully itu sangatlah penting dan tidak lupa, jadilah orang tua yang membuat anaknya merasa nyaman bersama ayah bunda. Kenyamanan yang terjalin antara orang tua dan anak, akan membuat anak selalu terbuka pada orang tuanya, termasuk apa yang telah anak alami dan apa yang tidak anak sukai
Referensi
Ibu Psikolog Yeti Widiati dalam tulisannya yang berjudul "PUKUL BALAS PUKUL ?", 12 April 2017 dan "MENGHADAPI PEMBULLY", 17 April 217
makasih sharingnya, nah guru juga harus mampu menanganinya ya, soalnya kadang guru suka cuek nanggapinya , nanti kalau sdh ada yg celaka baru turun tangan. Soalnya dulu anaku suak ceriat suka dibully dan aku lapor tp ga ada tindakan apa2 jd aku menyuruh dia menghindar saja dr anak itu
ReplyDeleteBener banget bun, dulu juga waktu kecil saya pernah di bully. Pas lapor ke guru cuma di cuekin aja. Tetapi dari pengalaman itu saya belajar ketika kemarin saya masih mengajar, saya jadi lebih peduli dengan murid2 saya. Karena tugas guru itu bukan hanya sekedar mengajar tapi juga mendidik. Nah bagaimana guru bisa mendidik murid2nya klo dia kurang perhatian terhadap muridnya. Semoga masih banyak guru2 yang peduli ya bun dengan peserta didiknya 😃
DeleteTerima kasih sharingnya mba. Masalah bully memang ga boleh didiemin. Denga. Tips ini semoga bisa Dar dari bully. Adik saya juga sekarang mulai belajar bela diri.
ReplyDeleteSama2 bunda. Terima kasih juga sudah berkunjung 😃
DeleteDulu di daycare yg lama Raya beberapa kali di gigit & di cakar ketika main sama temannya & pihak daycare ngga ngasih catatan atau teguran pada orang tua anak tersebut, kesel setengah mati! Abis itu saya pindah daycare & ngajarin Raya kalau mau apa2 jangan mukul atau nyakitin fisik karena sakit, alhamdulillah di daycare baru lebih baik & Raya lebih hepi tanpa gangguan apapun :)
ReplyDeleteAllhamdulillah klo gitu ya bun. Jika anak senang kita juga bisa tenang ninggalinnya di day care tanpa rasa kwatir 😃
DeleteBunda trimakasih sharing nya sangat bermanfaat..
ReplyDeleteSama-sama bunda. 😃
DeleteBarusan ngobrol sama teman. Anaknya jadi korban bully. Selama 3 minggu sakit, bahkan sudah dibawa berobat hingga luar kota tapi tidak diketahui dengan pasti penyakitnya. Akhirnya diketahui bahwa si anak stress akibat dibully temannya. Luar biasa traumanya ya.
ReplyDeleteSedih denger cerita temen bunda, semoga kita bisa mendidik anak2 kita ya bun
DeleteMakasih sharing ilmunya, mbak :) Anakku pernah tuh mirip dibully, sama 1 anak yang ga naik kelas, ih bandelnya amit2 akhirnya aku lapor sama wali kelas. Alhamdulillaah anak itu sekarang jadi baik sama anakku dan anak2 lainnya.
ReplyDeletebully seperti sudah membudaya di sekolah-sekolah. sebagai orang tua, kita harus selalu menanakan aktivitas dan berbagai macam hal yang dialami anak di sekolah, jadi ketika ada tindakan bullying terhadap anak kita, kita bisa segera tahu
ReplyDelete