Tanah kuburan Kayesa yang basah terkena hujan |
Telah Hampir 6 Bulan Kamu Pergi, Nak. Hari ini aku lagi di makamnya Dede Kayesa. Hari ini sudah hari ke 3 aku ke sini. Ternyata ke makamnya Dede lebih enak pagi - pagi banget ya ke sininya. Sekitar jam setengah 7 udah ada di sini. Soalnya sepi banget. Jadi bebas mu nangis sepuasnya.
Allhamdulillahhhhh banget ama Allah dikasih kesempatan bisa ke sini. Ini itu nikmat Allah yang ga boleh aku lupain. Aku puas nangis di makam dede. Puas cerita di makam Dede. Jadi lega. Walaupun nanti setelah pulang dari sini kangen lagi dan sedih lagi. Gapapa, aku menerima rasaku. Kalau aku masih belum baik - baik saja. Entahlah akan sampai kapan aku begini. Padahal sudah hampir 6 bulan Dede pergi.
Baca juga: Dunia Baru yang Ku Bangun Setelah Dia Pergi
Nulis ini sambil natap makam Dede. Masyallah kesempatan yang bener - bener mahal yang ku miliki. Karena nanti ga akan bisa kayak gini lagi kalau kangen. Waktuku tak banyak. Karena nanti, aku akan kembali lagi ke Batam. Ke rumah yang banyak sekali kenangan tentangnya. Rumah ia dibesarkan dan hari - hari bahagia kami bersamanya. Ya Allah terasa sedih sekali aku menuliskan ini.
Batam menjadi kota tempat ia dibesarkan dan cerita bahagia kami bersamanya. Tapi Bandung rumah kami dan tempat ia dimakamkan. 2 kota yang begitu berarti dan punya ceritanya bagi kami. Apapun itu, jasadnya ada di sini, di Bandung.
Aku terus menatap kuburannya dan terus bertanya bagaimana aku menemukan cara untuk menata hatiku. Mungkin aku bisa menata hidupku, tapi aku tak tahu bagaimana cara menata hatiku. Sudah hampir 6 bulan dia pergi. Tapi aku masih belum baik - baik saja. Sedangkan sebentar lagi kami ingin program anak lagi. Kalau aku masih begini - begini saja, ini tak baik untukku dan calon anakku
Aku sudah kepentok umur. Umurku tak lagi muda. Aku tak punya banyak waktu. Aku ingin ada seseorang yang baru yang juga berharga. Bukan menggantikan Kayesa karena Kayesa tak akan tergantikan di hati kami sampai kapanpun.
Lihat makam Dede, kebayang terus waktu jasadnya dimasukkan ke dalam sana. Yang bisa terlihat saat itu olehku hanyalah sediki dari bagian kakinya. Tadi aku lihat ada bilatung kecil di makamnya. Lalu terbayang olehku jasadnya pelan - pelan dimakan binatang tanah di dalam sana. Rasanya aku ga mau jasadnya dimakan binatang tanah. Rasanya aku ga tega membayangkannya. Padahal itu sesuatu yang pasti.
Pagi ini masih terasa sisa sisa hujan sore sampai malam hari. Terbayang jasadnya yang kebasahan dan kedinginan di dalam sana. Ahhh rasanya lagi - lagi aku tak tega. Tapi bagaimanapun ini sesuatu alami yang akan terjadi.
Ahhhh rasanya kalau ga punya Allah itu ya, aku ga mungkin mampu sekuat ini mempertahankan kewarasanku. Terima kasih ya Allah. Walau aku masih bertanya kepada Allah "Ya Allah apa yang harus aku lakukan? harus aku apakan hati ini ya Allah?"
Baca juga: Caraku Terapi Diriku Setelah Kehilangan
Yahhhh ga usah diapa-apain lagi hati ini. Karena udah ga bisa diapa - apain lagi slain menerima rasa sakitnya. Gapapa. Diterima, dirasakan, dan dinikmati. Semua perjuanganku tentang Kayesa bisa baca di sini ya "Kayesa"
Peluk ...
ReplyDeleteBidadari surganya mba Yeni.
Peluk mba Yeni 🤗🤗. Feel you mbaa.. aku pernah ngerasain yg sama.. Seandainya dekat, aku ga akan keberatan jadi pendengar curhat mba, Krn terkadang yg dibutuhkan hanya bahu tempat berbagi. Semoga seiring waktu, rasa sedihnya bisa hilang, dan bisa mengingat semua kenangan kayesa dengan senyuman ya mba 🤗
ReplyDeleteSemoga selalu tabah dan bisa move on
ReplyDelete