Pixabay |
Terkadang aku melihat pada ibu - ibu yang membentak anaknya itu. Bukan karena dia tak ingin mengendalikan emosi. Tapi fisiknya saja sudah terlalu lelah *walau itu tidak bisa menjadi pembenaran juga. Mengapa perempuan itu suka dibebankan banyak hal mengerjakan pekerjaan rumah ini itu, mengurus anak2 dari subuh sampai malam. Belum lagi harus menyediakan kebutuhan suami. Semua ia kerjakan seorang diri.
Baca juga: Peduli dengan Sesama Ibu
Mengapa perempuan itu suka dibebankan sesuatu yang di luar batas fisiknya? Membuat kodratnya yang lembut berubah menjadi kasar karena ia sudah terlalu lelah dan tak mampu lagi. Bagaimana ia bisa bahagia jika kebutuhannya sendiri pun sering terabaikan oleh orang - orang terdekatnya 😔.
Tak ayal terkadang budaya patriarki dan tuntutan lingkungan membuatnya semakin tertekan. Semua pekerjaan rumah harus perempuan yang mengerjakannya sendirian, laki - laki tidak boleh ke dapur atau pegang sapu. Padahal itu seharusnya pekerjaan bersama. Toh hidup bersama dan tinggal bersama.
Perempuan harus mengurus anak padahal itu anak bersama, tapi mengapa hanya perempuan sendiri yang dituntut harus mengurus anak sendirian? Sudah harus mengerjakan semuanya sendirian eh malamnya harus begadang kurang tidur karena bayi masih kebangun2. Terus gimana si ibu ini sering kehilangan kewarasannya jika hak tubuhnya untuk beristirahat dan hak dicintainya tak terpenuhi oleh orang terdekatnya? Sedih bukan? 😔.
Baca juga: Solusi untuk Kewarasan Ibu di Rumah
Jadi teruntukmu para orang tua yang mempunyai anak laki - laki. Selain ajarkan anak kita untuk bertanggung jawab dalam mencari nafkah, ajarkan pula anak laki - laki kita ke dapur. Ajarkan anak laki - laki kita untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan ikut mengurus dan pengasuhan anaknya. Jangan jadikan anak laki - laki kita punya mental raja ingin slalu dilayani. Jangan sampai ketika menikah nanti, anak laki - laki kita nggak ada kepekaan untuk bekerja sama dengan istrinya di rumah.
Istrinya capek dan udah pak pik pek dari subuh ngerjain kerjaan rumah n ngurus anak. Eh anak laki - laki kita masih sibuk aja tidur atau sibuk nonton nggak ngapa - ngapain. Sampai membuat si istri merasa lelah sendiri. Dimana rasa kepekaannya itu? Jangan sampai anak laki - laki kita tanpa disadari berbuat dosa pada istrinya dan dosa ini semakin bertambah ketika istri melampiaskan rasa lelah dan kemarahannya pada anak - anaknya.
Dan teruntukmu para ayah, jadilah ayah yang baik dan berikan teladan pada anak lelakimu bagaimana menjadi seorang suami yang baik pada pasangan dan ayah yang baik untuk anak - anakmu. Karena nanti anak lelakimu akan melihat itu darimu.
Dan teruntukmu para istri. Jika kalian punya suami yang ga suka kerja sama kerjaan rumah n ngurus anak. Bersabarlah mungkin suaminya lelah. Berikan pula rasa toleransi kita padanya untuk ketenangan hati kita. Karena kalau terlalu banyak berharap. Khawatir kecewa. Bisa jadi dia begitu karena sejak kecil dia nggak punya sosok ayah yang memberinya contoh hingga kepekaan itu kurang terasah di hatinya.
Jadi dia butuh waktu untuk belajar. Komunikasikan tentang rasa lelah kita. Pelan - pelan saja mengajaknya, doakan. Semoga Allah membuka hatinya untuk melihat rasa lelah kita juga. Saling belajar memahami saja. Karena pernikahan itu memang tempatnya untuk belajar bersama dan dewasa bersama 😍
Hai Ayahnya Erysha, terima kasih kita mau belajar bersama dan tumbuh bersama 😘
No comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏