Website ini berisikan tentang ilmu parenting baik itu parenting anak umum, parenting anak berkebutuhan khusus dan keluarga

MPASI dengan Segala Dramanya dan Pesan di Dalamnya

MPASI dengan Segala Dramanya dan Pesan di Dalamnya

MPASI dengan Segala Dramanya dan Pesan di Dalamnya. Hari ini aku masakin Kayesa Bubur nasi + Ikan Sarden *bukan yg kaleng ya + Sayur Lobak - Sdkit margarin untuk menu MPASInya hari ini. Tapi apa yang terjadi? Baru suapan pertama aja anaknya udah langsung muntah ngerasain masakan emaknya huhuhu 😭😭😭. Tapi mari kita tertawa untuk menghibur diri 🤣


Baca juga: Pentingnya Memperhatikan Zat Besi pada Masa MPASI

Baca juga: Review Alat Masak MPASI Baby Safe


Ngeliat Kayesa begitu. Aku langsung lemes, ada perasaan kecewa n nggak semangat gitu. Karena bikinnya remponnnnng cin ditambah jadi nambah cucian kan jadinya. Terus udah capek2 masak anaknya ga mau makan lagi. Hadeuhhhh *drama 😂. Akhirnya aku ga lanjutin dia makan daripda ntar anaknya GTM kan lebih repot lagi akunya. Aku ganti langsung ama makanan instan. Allhamdulillah anaknya mau. Cuma ada yang harus aku ingat 


Baca juga: Cara Menghadapi Anak GTM atau Susah Makan


Suatu hari ketika kelak anak-anakku beranjak dewasa. Aku harus ingat bahwa aku tidak boleh nyinyir pada ibu yang lain dengan komen "Kok badan anak kamu kecil?" Karena siapa tahu dibalik ketidak tahuanku ada seorang ibu yang sedang berjuang naikin berat badan anaknya. Ada seorang ibu yang sedang bersedih melihat badan anaknya kecil dan dia sedang berjuang untuk anaknya. Ada seorang ibu yang dalam lelahnya memaksakan diri memasak makanan untuk anaknya, tapi anaknya tetap tidak mau makan tapi dia mau terus berusaha. Dan aku harus ingat kalau ngasih anak makan itu susah  cinnnnnnn

Suatu hari ketika anak-anakku sudah besar. Aku harus ingat bahwa ketika nanti aku berkunjung ke rumah seorang ibu memiliki anak kecil. Aku harus tahan komentarku "Kok rumah kamu berantakan? Kok rumput belum dicabut? Kok baju belum dilipat? Suami kamu ngga marah lihat rumah berantakan?" Harus tahan berkomentar seperti itu karena dibalik rumah yang berantakan itu, ada seorang ibu yang sudah berkali2 membereskan rumahnya tapi berantakan lagi oleh anaknya. Ada seorang ibu jangankan mengerjakan semua pekerjaan rumah itu sendirian, waktu untuk dirinya sendiri kadang tak ia punya

Suatu hari ketika anak - anakku tak lagi kecil. Aku harus ingat momen - momen ini bahwa menjadi seorang ibu yang memiliki anak - anak kecil itu begitu melelahkan. Agar kelak aku tak sampai berkomentar "kamu di rumah ngapain aja?"

Aku harus ingat betapa lelahnya momen - momen ini. Tak memiliki banyak waktu untuk cukup tidur, beristirahat, dan kurang waktu untuk diri sendiri. Agar kelak ketika masa - masa berat ini terlalui aku tak akan mudah meremehkan rasa lelah ibu yang lain, mudah berempati dan daripada komen yang bisa menyakiti lebih baik tawarkan bantuan dan ulurkan tangan yang bisa meringankan beban ibu yang lain. Contohnya kayak apa? Tanyakan apa yang bisa kita bantu, kirimin makanan atau bantu ia menjaga anaknya atau ikut membereskan kerjaannya atas seijinnya atau ajak ke seminar bareng biar ilmunya nambah trus, atau kasih kado, atau ajak makan2 biar dianya seneng. Gampang kan? 😍

Dan buat yang dikomen kita perlu belajar untuk ga mudah baper juga. Diperiksa lagi apa komen orang - orang itu bener atau salah. Klo bener diikuti, klo ga sesuai dengan ilmunya buang aja ke tempat sampah 😂 *lagi ngingetin diri sendiri juga ini


No comments

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Semoga bisa memberi manfaat. Mohon untuk tidak meninggalkan Link Hidup, ya 😃 dan komentar Ayah Bunda bisa muncul setelah lewat persetujuan saya dan saya mohon maaaf sekali, jika ada komen tak sempat terbalas oleh saya karena keterbatasan saya. Maaf. Terima kasih 🙏