Pixabay |
Katanya, manusia itu tak akan pernah luput dari namanya khilaf dan salah. Artinya, membuat kesalahan merupakan sifat alami manusia alias manusiawi.
Tentu saja, melakukan kesalahan itu manusiawi. Begitu pula dengan belajar dari kesalahan bukan? Dan jangan lupakan bertanggung jawab terhadap kesalahan tersebut.
Sengaja maupun tidak, setiap kesalahan pasti ada dampaknya. Dan dari pengalaman saya, setidaknya ada 3 hal yang sebaiknya kita lakukan setelah berbuat salah.
1. Akui
Mengakui dan menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan adalah langkah awal yang bisa kita lakukan.
Bagi sebagian besar orang, mengakui kesalahan ini bukan perkara mudah.
Ada yang enggan mengakui, tapi ada juga yang terlalu mudah merasa bersalah. Yang enggan mengaku salah pintar membuat alasan, sedangkan si mudah bersalah senang sekali mengambil jalan pintas dan yang penting damai sekalipun dengan mengorbankan dirinya sendiri.
Padahal jika kita mau (dan bisa) mengesampingkan sedikit ego kita untuk melihat permasalahan berdasarkan data dan fakta, bukan dramanya, kita bisa lebih efektif mengenali akar permasalahannya. Dan yang lebih penting lagi, menentukan langkah yang tepat untuk memperbaiki dan mengantisipasi kesalahan yang sama terulang kembali.
2. Perbaiki
Berani berbuat, berani bertanggung jawab, begitulah yang diajarkan bapak pada saya dan saudara-saudara saya.
Setelah mengakui dan mengenali apa sebenarnya pokok permasalahannya, langkah sederhana berikutnya adalah memperbaikinya.
Ya dong, ibarat pemadam kebakaran, kalau ada kebakaran ya harus dipadamkan segera kan? Bukan cuma di-'telaah' saja toh?
Memperbaiki kesalahan tentunya berbeda-beda penanganannya tergantung bobot kesalahan dan dampaknya.
Kalau kesalahannya kecil, mungkin sebatas minta maaf saja selesai masalah. Namun kalau kesalahannya berat dan merembet ke mana-mana, tampaknya maaf saja belum cukup Pulgoso.
Baca juga: Sudahkah Mengajarkan Konsep Maaf Memaafkan pada Anak? Begini caranya
Apa pun itu, beranikan diri untuk memperbaiki situasi dan kondisi yang sudah terlanjur kamu porak-poranda dengan kesalahanmu itu....sampai selesai.
Baca juga: Ibu, Aku Memaafkanmu
3. Antisipasi
Ada yang bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik. Walaupun demikian, sebaik-baiknya guru mengajar, jika si murid enggan belajar, ya nggak akan ada perubahan.
Seperti saya bilang sebelumnya, melakukan kesalahan itu manusiawi dan begitu pula belajar dari kesalahan agar tidak terulang lagi.
Jadi last but not least, antisipasi terjadinya kesalahan yang sama di masa depan. Banyak cara yang bisa dilakukan, mulai membuat check list, menulis jurnal, membuat catatan-catatan kecil, dan lainnya.
Apa pun caranya, pastikan itu mencegahmu mengulang kesalahan yang sama 2x.
Jadi, bagaimana denganmu? Apa sih yang biasa kamu lakukan setelah melakukan kesalahan? Share yuk.
Tulisan ini ditulis oleh Prima Chandra
Kontak:
Twitter: @simple_prima
Website: minimalist.web.id
Nah kadang yang mengakui itu agak sulit ya kalo bagi sebagian orang, udah terlihat jelas tapi tidak mengaku, dan biasanya tidak mau disalahkan kalau orang yang seperti itu.. Selalu mencari alasan alasan dan alasan
ReplyDeleteMengakui dan Memaafkan yang sulit yaa bun...😊😊
ReplyDeleteFaktor gengsi bisa jadi sebab itu semua. Dan 3 tulisan diatas sederhana meski terkadang banyak juga yaa era sekarang orang gengsi cuma untuk mengakui sebuah kesalahan.😊😊
wah betul, mengakui itu yang sulit apalagi memaafkan ya, butuh kerendahan hati
ReplyDeleteSaya setuju dengan point-point yang disebutkan diatas, karena saya melihat sendiri betapa beratnya memperbaiki apabila dilain pihak masih tetap kekeh dengan sifat egonya yang menusuk hati dan perasaan. Ditambah fakta bahwa setiap insan mempunyai kapasitas yang berbeda-beda, hal yang saya anggap sepele dalam sudut pandang yang berlawanan ternyata itu berat sekali untuk dijalani.
ReplyDeleteTahap pertama emang rada suliiiit. Hehehe. Apalagi kalo kita udah merasanya bener sendiri, udah.. makin sulit dah
ReplyDelete