Jam segini aku belum tidur karena masih kesel dong dan masih terbayang waktu Erysha (3y3m) di bully sama anak-anak usia 5 tahun dan anak-anak kecil dibawahnya jadi pada ikutan.
Siapa coba yang nggak gemes. Sebenarnya aku ga pengen bilang mereka membully karena mereka masih anak-anak, walau anak-anak tetap usia 5 tahun itu sudah tidak seharusnya begitu. Tapi aku juga nggak tahu apakah perlakuan anak usia 5 tahun itu sudah boleh dikatakan bully atau tidak. Memang mereka melakukan apa pada Erysha?
Jadi begini. Erysha itu ingin main sama mereka. Tapi oleh mereka Erysha nggak dibolehin main dan mereka judes banget ke Erysha. Ya sudah akhirnya Erysha main sendiri dong. Walau aku sedih melihat Erysha main sendiri. Tapi tidak apa-apa dia akan belajar menerima bahwa tidak semua orang akan menyukainya dan belajar bahwa semua keadaan tidak selalu bisa seperti apa yang dia inginkan
Cuma masalahnya anak-anak 5 tahun ini menghasut anak-anak yang lain yang usianya 4 tahun ini untuk nggak main dengan Erysha bahkan ikut mengganggu Erysha. Jadi, walau Erysha main sendiri di halaman rumah, mereka tetap datang mendekati Erysha untuk diledek, memarahi Erysha bahkan bilang Erysha buang sampah sembarangan, padahal Erysha itu nggak buang sampah sembarangan.
Mereka bohong dan ada salah satu dari mereka yang usianya 5 tahun meletakkan tangannya di atas kepala Erysha hendak memukul Erysha sepertinya, tapi nggak jadi karena ada orang tua lain yang memperhatikan.
Terus ada anak yang 5 tahun yang lain bilang Erysha tendang dia. Padahal tendangan Erysha juga nggak kena ke Dia. Erysha begitu karena dia marah diledek dan hampir dipukul tadi. Eh anak yang bohong itu malah pukul tangan Erysha. Untung nggak keras. Coba kalau keras. Hmmm aku akan langsung turun tangan. Untungnya anak-anak itu langsung dibubarin ama orang tua lain
Nah, menurut kalian boleh nggak sih anak usia 5 tahun seperti itu dikatakan bully? Apapun itu aku cuma memberikan gambaran pada kalian bagaimana mereka memperlakukan Erysha
Kalian tahu? Aku kayak lagi nonton sinetron lihat pemandangan tadi coba. Bayangkan anak-anak itu yang jumlahnya banyak kayak geng gitu lalu merempuk Erysha yang masih 3 tahun lalu meledek dan ada yang memukul Erysha (walau nggak keras karena sedang ada banyak orang).
Serem nggak sih kayak gitu? Itu menurut aku serem banget? Itu adalah bibit-bibit kecil untuk menjadi seorang pembully kelaknya jika anak-anak tersebut tidak mendapatkan didikkan dan arahan yang baik dari orang tuanya. Coba, dari mana mereka berlaku seperti itu? Pasti ada sesuatu yang pernah mereka lihat atau suka melihatnya
Baca juga: SAAT BERHARGA UNTUK ANAK KITA
Beberapa Alasan Tidak Langsung Membantu Anak Ketika Di-Bully
1. Karena aku masih lihat sikonnya dulu dan apa yang mereka lakukan. Kalau sudah benar-benar berlebihan langsung aku turun
2. Aku melihat Erysha tangguh. Dia masih bisa melawan orang-orang itu dengan balik marah karena dia tidak suka diperlakukan seperti itu
3. Aku ingin melihat dulu bagaimana cara Erysha memecahkan masalahnya sendiri
Lalu deh malamnya aku kasih sounding ke Erysha. Sebenarnya aku nggak tahu kenapa anak-anak seperti itu kok bisa kayak gitu ke Erysha. Cuma menurut prediksiku, mereka seperti itu karena kemarin mereka mengkelitik Erysha. Lalu Erysha marah dan bilang
"Aku nggak nyaman, aku nggak suka"
Karena aku memang membiasakan Erysha di rumah untuk mengungkapkan ketidaknyamanannya kalau dia merasa tidak nyaman. Agar dia kelak menjadi anak yang berani jika nanti dia dibully.
Selain itu, karena Erysha tipe anak yang suka ngingetin temennya. Misalkan
"Kamu nggak boleh buang sampah sembarangan, nanti kotor"
"Ikhhh ulet bulunya jangan diinjek, nanti kesakitan"
Dan lain-lain.
Mungkin teman-temannya tidak nyaman dan tidak suka diingetin terus ama Erysha. Jadi, dijauhin deh dan digituin
Aku pun yakin anak-anak itu bisa seperti itu pasti salah satu penyebabnya karena mereka suka atau dibiarkan nonton sinetron oleh orang tuanya dan memang salah satu dari anak itu, orang tuanya sendiri yang cerita suka memberikan tontonan pada anaknya cuma menurut aku tontonannya itu bukan tontonan yang layak ditonton oleh anak-anak
Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Kita Di-bully
Nah, sekarang aku mau kasih tips nih ya buat Ayah Bunda apa yang harus kita lakukan jika anak kita dibully?
Baca juga: 6 CARA MENGAJARKAN ANAK MEMPERTAHANKAN DIRI DARI BULLY
1. Bangun bonding yang kuat
Bangun bonding yang kuat antara kita dan anak sedini mungkin. Bonding ini akan memudahkan kita dalam menyampaikan pesan positif pada anak dan akan menguatkan anak kita dari dalam jika kelak ia sampai dibully. Sedangkan bully ini sudah ada dilapisan masyarakat.
Jadi mau nggak mau, kita yang harus kuatkan anak kita dari dalam. Bonding yang kuat akan membuat anak selalu nyaman bercerita dan terbuka pada kita
Jadi, kalau anak kita dibully kita juga evaluasi diri. Sudahkah kita membangun bonding yang kuat dengan anak kita? Sudahkah kita selama ini menjadi pendengar yang baik untuk anak kita? Sudahkah kita selama ini memberikan hak pada anak kita untuk mengungkapkan alasannya atau ketidaknyamanannya pada kita?
Kalau ternyata kita belum mengerjakan PR parenting itu di atas, segera kerjakan.
2. Biasakan anak untuk mengungkapkan ketidaknyamanannya
Biasakan anak untuk mengeluarkan pendapatnya agar kelak ia bisa mengungkapkan ketidaknyamanannya ketika dibully.
Jadi, kalau anak ingin ini itu selama tidak melanggar prinsip, tidak berbahaya atau tidak mengganggu orang lain. Bolehkan saja misalkan membolehkan anak usia 2 tahun untuk memilih baju seperti yang ia inginkan dan lain-lain
3. Jelaskan pada anak kepada siapa saja ia perlu melapor ketika di-bully
Jelaskan pada anak jika ia dibully ia harus berani lapor kepada orang tua, guru di sekolah atau pada orang yang berwenang dan lari ke tempat yang ramai. Kita bisa menjelaskan ini dengan mengajak anak diskusi apa yang harus kita lakukan jika bully itu terjadi pada dirinya dan kemana ia harus pergi berlari ketika ia dibully seperti ke tempat yang ramai dan lain-lain
4. Ajarkan anak untuk mengukur kekuatannya sendiri
Menurut Ibu Yeti Widiati, Psikolog. Jangan ajarkan anak untuk langsung membalas dengan pukulan tapi yang pertama kita ajarkan adalah anak belajar mengukur kekuatannya sendiri dan kekuatan lawannya
Khawatirnya jika anak tidak diajarkan mengukur kekuatan, anak bisa berakibat fatal atau celaka didorong oleh kekuatan yang lebih besar darinya atau bisa sebaliknya
5. Beladiri
Ikutkan anak dengan seni beladiri dan ajarkan pada anak bahwa seni beladiri ini bukan untuk menyakiti orang lain tapi untuk membela diri kita dari musuh
6. Minta anak jauh-jauh dari orang-orang suka membully
Khawatirnya anak kita nanti bisa terbawa-bawa jika berteman atau sering melihat orang lain membully. Nanti itu dijadikan contoh oleh dia
7. Kitanya juga jangan membully anak kita sendiri
Aku selalu bilang ini. Jangan suka bilang takut anak kita dibully oleh orang lain tapi tanpa sadar kita sendirilah yang suka membully anak kita karena ketika kita membentak anak kita, memaksakan kehendak kita pada anak, berteriak pada anak atau bahkan memukulnya. Itu adalah perbuatan bully pada anak
8. Perhatikan psikologis anak kita
Perhatikan psikologis anak kita setelah ia dibully. Jika anak mengalami trauma segera konsultasikan kepada psikolog.
9. Cari Tahu Penyebab Anak Di-Bully
Cari tahu penyebab mengapa anak kita sampai dibully ini penting. Apakah anak kita ada salah pada orang lain atau memang pembully ini iri pada anak kita. Jika memang anak kita ada salah, kita bisa bantu anak kita untuk bersama-sama untuk memperbaiki kesalahannya. Agar ke depannya bully dengan penyebab yang sama ini tak akan terulang kembali.
Tapi, membantu anak memperbaiki kesalahannya itu bukan dengan cara menghakimi anak atau menceramahinya ya Ayah Bunda. Tapi ajak anak diskusi
10. Dan lain-lain
Nah Ayah Bunda, sepertinya aku harus mengatur strategi. Aku nggak ingin Erysha sering-sering main dengan anak-anak seperti itu, aku takut Erysha mengikuti anak-anak itu atau terbawa-bawa. Karena dia masih kecil sekali, jadi pondasinya belum kuat. Jadi harus aku persiapkan diri Eryshanya mana yang baik mana yang tidak. Mana yang boleh mana yang tidak. Sambil menguatkan diri Erysha untuk tangguh juga menghadapi dunia luar.
Ayah Bunda, bully sudah lama ada dan ada di semua lapisan masyarakat dan kalangan. Oleh sebab itu, harus kita mulai pendidikan anak itu dari rumah dan mau nggak mau kita harus kuatkan anak dari dalamnya untuk menjaganya ketika ia nanti dibully dari dunia luar dan jangan jadi pelaku bully
Itu dia cara aku dan yang ku lakukan ketika anakku dibully oleh anak yang lain. Buat Ayah Bunda yang ingin baca juga materi seminar parenting yang aku ikuti tentang hal yang perlu diketahui orang tua dan guru dalam mengatasi bullying bisa klik aja link warna merahnya ya 😉.
#TulisanLama
Sumber
Foto: Pixabay
Sama banget ama kakak Darrell, dia cereweeeettt banget, suka ngingetin temennya ini itu, alhasil, temen-temennya kesal karena diingatin mulu :D
ReplyDeleteSering juga di bully gitu, sayang saya nggak liat langsung, karena biasanya pas di masjid.
Alhasil saya cuman bisa kasih sounding, agar cuek aja kalau digitukan, kalau dipukul baru balas, jangan berteman ama anak-anak yang suka bully dan sebagainya.
Di sekolah juga gitu, dia cerewet banget, waktu awal2 masuk sekolah, saya deg-degan takut dia dibully anak lain.
Alhamdulillah ustadzahnya lebih bijak dalam mendampingi mereka, sehingga si kakak bisa lebih legowo saat di sekolah
Duh yang namanya bully membully mah beneran bikin deg-degan.
Saya bukan cuman takut anak dibully, juga takut anak membully.
Sounding emang yang paling tepat :)
Sama2 Bun.serem ya jaman sekarang tu
DeleteHallo mbak, baca ini serasa baca pengalamanku sendiri. Sama, anakku juga pernah dibully anak-anak yang usianya di atasnya. Tadinya aku enggak tahu karena anakku enggak ngomong, terus akhirnya aku lihat sendiri. Ternyata enggak cuma sekali dua kali. Yang pertama aku lakukan, nyuruh anakku supaya speak up. Kalau ada yang nakal langsung bilang saja enggak usah takut siapa-siapa.
ReplyDeleteYa memang belum sampai memukul atau gimana-gimana sih, tapi tetap saja bikin anakku trauma dan males temenan lagi. Beruntung aku tinggal di komplek kecil, ibu-ibu pada solid dan support. Merekapun tahu kalau aku akan berlaku adil untuk siapapun.
Jadi, aku langsung datengin anak-anak itu dan kumpulin semuanya. Aku juga bilang, kalau aku akan laporin ke masing-masing orang tua supaya semua clear. Alhamdulillah sekarang sudah membaur lagi, ya walaupun masih ada yang reseh-reseh, tapi persentasenya enggak banyak. Anakku juga sudah bisa bergaul dengan baik :)
Aduh semoga kita bisa juga mendidik anak kita ya jangan sampai jadi pelakunya. Serem soalnya ya bun
DeleteItu mah kalau kita tahu anak sedang dibully ya. Gimana kalau anak sudah besar? Ketika anak lebih besar dibully, dia tidak akan serta Merta lapor kepada ortu. Tapi ada benarnya tuh bangun bondong.
ReplyDeleteOiya, drakor beautyful word bagus Bun tentang pembulian.
Klo bondingnya kuat ama ortu biasanya anak suka curhat bun ama ortunya
Deletememang ada baiknya gak langsung membantu anak yang dibully. kalau saya cukup perhatiin anak yg ngebully dari jarak jauh sehingga mereka jadi takut buat ngebully. kerasa kok mereka dilihatin terus. tapi kalau gak mempan juga baru saya dekatin.
ReplyDeleteTernyata anak balita juga nggak lepas dari kemungkinan dibully. Urusan bully ini kadang bukan cuma dikata-katain atau dipukul tapi juga bekal makanan atau air minum yang diminta dengan paksa. Kadang pelakunya ada juga anak perempuan. Yang lebih nyakitin anak tuh kalo dimusuhin rame-rame sampe nggak punya teman. Satu anak ketua genk menghasut anak-anak lain buat musuhin satu anak.
ReplyDeleteAnakku belum sekolah, tapi aku khawatir dia membully anak lain di Playground umum :'))
ReplyDeleteAku khawatir dia memonopoli mainan dan suka ngatur-ngatur anak lain di Playground, sehingga kelakuannya yang ikut campur urusan anak lain akan membuat anak lain jadi jengkel. Aku merasa dia itu bukan bersikap antisosial ya, aku hanya merasa dia itu berusaha memimpin permainan, hanya saja dia belum terlatih berempati kepada perasaan temannya.
Oleh sebab itu, aku masih mengawasi dia kalau dia sedang bermain di tempat umum, supaya dia tidak sampai mengganggu perasaan anak lain.