Ini foto diambil waktu PPLK zaman kuliah dulu 😂 |
Terkadang kita suka merasa ya Ayah Bunda, untuk apa sih kita perlu mengenal dunia anak berkebutuhan khusus? Toh kita juga nggak punya anak berkebutuhan khusus juga atau punya keluarga yang menyandang berkebutuhan khusus.
Eits jangan salah lho Ayah Bunda. Kita tetap perlu mengedukasi diri kita agar kita bisa pula mengenalkan dan mengedukasi anak-anak kita juga nantinya
Nah Ayah Bunda, pada hari Jumat tanggal 6 April 2019, aku sengaja bikin diskusi di IG Storyku mengenai anak berkebutuhan khusus ini. Karena menurut aku ilmu ini penting banget untuk dibagikan. Bukan hanya sekedar kepada orang tua dengan anak berkebutuhan khusus saja tetapi juga pada masyarakat luas.
Buat Ayah Bunda yang ingin belajar juga tentang anak berkebutuhan khusus bisa lihat di highlight story IG aku ya dengan judul "Sharing ABK"
Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus Lebih Dekat
Mengapa aku ingin mengenalkan anak berkebutuhan khusus ini pada masyarakat dan kita semua? Karena masih banyak masyarakat dan kita menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus ini adalah anak gila, sebuah penyakit dan dianggap bisa menular, aib keluarga sehingga layak disembunyikan dari dunia, dijauhi, ditakuti, dilempari, dibully, dianggap anak hasil karma atas perbuatan orang tuanya, dipasung, menjadi perbincangan orang-orang, dan di jalan-jalan ditatap dengan pandangan aneh dan rasa kasihan. Ini PR kita pada diri kita, anak-anak kita dan mengedukasi masyarakat kita.
Jadi bagaimana kita bisa mengajari anak-anak kita untuk menghargargai ABK ini kalau kita sendiri tidak mengenal mereka. Yuk, kita lihat anak berkebutuhan khusus ini lebih dekat. Edukasi diri kita agar kita bisa pula mengedukasi anak-anak kita tentang dunia anak berkebutuhan khusus ini.
Jangan sampai anak-anak kita adalah pelaku bully terhadap anak berkebutuhan khusus ini di luar sana karena mereka dianggap berbeda
Yang waktu itu sempat viral ya Ayah Bunda bully terhadap penyandang berkebutuhan khusus di sebuah universitas kota Jakarta. Tahu nggak? Kalau nggak tahu beritanya bisa serching sendiri ya 😉. Sungguh itu membuatku mengelus dada melihatnya. Karena ingat dengan murid sendiri
Tahukah Ayah Bunda, bahkan di kampung-kampung masih ada yang melakukan pemasungan pada anak berkebutuhan khusus ini. Dan kalau ditanya alasannya pada keluarganya, mereka suka menjawab
"Daripada anak saya mati dilempar orang-orang dan anak-anak kampung karena dianggap gila. Jadi, lebih baik kami pasung dia di rumah"
Menyesakkan ya? Atau terkadang ada juga nih di kota, orang tua anak berkebutuhan khusus yang malu memperlihatkan anaknya pada banyak orang. Dianggap anaknya pembawa sial dan aib keluarga.
Ingin sekali ku berkata
"Haiiiiii mereka itu bukan sesuatu yg memalukan hingga kita perlu menyembunyikannya dari dunia. Jika kita orang tuanya sendiri dan keluarga sendiri malu dan tidak menerimanya, lalu siapa orang-orang pertama yang akan menerimanya wahai Ayah Bunda? Siapa yang menerima anak-anak yang sama-sama berasal dari syurga ini kalau bukan kita? Mau sampai kapan kita menolak mereka dan menyembunyikan mereka dari dunia ini?"
Mereka pun bukan sebuah penyakit. Mereka nggak sakit kok. Mereka hanya berbeda dari orang-orang pada umumnya, tapi mereka ada bukan untuk dibeda-bedakan. Mereka sama seperti kita. Punya rasa, punya cinta, punya emosi dan rasa ingin dicintai.
Dan kalau anak berkebutuhan khusus jalan di tempat umum gitu ya, banyak kan ya yang suka meliriknya dengan tatapan aneh atau rasa kasihan gitu atau terkadang ada yang diam-diam berbisik membicarakannya.
Lalu, jika masyarakat kita seperti ini? Tanggung jawab siapakah ini? Teruntuk itu, aku menuliskan soal ini sebagai salah satu caraku mengenalkan dunia anak berkebutuhan khusus ini pada lebih banyak orang. Bahwa sesungguhnya ini tanggung jawab kita semua. Kita yang seharusnya menerima mereka bukan sebaliknya
Apa itu anak berkebutuhan khusus?
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yg mengalami gangguan atau hambatan baik secara permanen maupun temporer.
Permanen ini yang sifatnya menetap atau selamanya ya Ayah Bunda seperti tunanetra, tunarungu, tunadaksa, autis dan lain-lain. Sedangkan temporer itu yang sifatnya sementara seperti anak jalananan, anak korban peperangan, korban bencana alam, anak korban perkosaan yang mengalami trauma dll.
Hanya saja, jika anak berkebutuhan khusus temporer ini tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, ia bisa saja berubah menjadi ABK yang sifatnya permanen.
Jadi Ayah Bunda yang namanya ABK ini bukan hanya diperuntukkan untuk anak-anak disabilitas saja ya. Tapi anak-anak yang membutuhkan perhatian secara khusus juga disebut anak berkebutuhan khusus seperti contoh di atas.
Lengkapnya tentang anak berkebutuhan khusus itu bisa mampir ke sini ya tentang "Anak Berkebutuhan Khusus"
So, diharapkan ya para orang tua untuk selalu memantau tumbuh kembang anaknya bahkan dari masa kehamilan. Jika terlihat gejala-gejala tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan seharusnya atau tidak sesuai dengan usianya, sebaiknya segera dikonsultasikan pada ahlinya atau membawa anak langsung pada pusat tumbuh kembang anak agar dilakukan pemeriksaan.
Kalau seandainya ternyata anak didiagnosa anak berkebutuhan khusus, maka anak akan segera mendapatkan penanganan yang ia butuhkan. Penanganan ini jika dilakukan semakin dini maka akan semakin baik lagi. Tapi semakin lama atau semakin terlambat anak untuk diketahui gangguan atau hambatannya. Maka semakin lama pula anak mendapatkan bantuan
Lengkapnya tentang identifikasi anak berkebutuhan khusus sejak dininya bisa di lihat di tulisan aku sebelumnya ya di sini "Identifikasi ABK Sejak Dini"
Happy Parenting |
So, yuk Ayah Bunda kita rangkul mereka, kita kuatkan mereka, kita terima mereka bagian dari kita, bagian dari masyarakat kita. Jangan dibully, jangan ditatap aneh atau rasa kasihan. Mereka nggak butuh itu. Mereka hanya butuh diterima dan dicintai. Hanya itu, nggak lebih. Sesimpel itu kan.
Oh ya Ayah Bunda, berhati-hati pula bila berbicara dengan orang tua anak berkebutuhan khusus. Jangan katakan ini pada mereka, klik aja ya link warna merahnya 😉
Nah, itu Ayah Bunda beberapa alasan mengapa sih kita perlu juga mengenal anak berkebutuhan khusus ini lebih dekat. Semoga kita termasuk dari bagian orang-orang yang selalu men-support dan menerima mereka ya
Ya alloh bun lagian siapa juga ya yg mau terlahir dengan special needs, orang tuh kadang ga mikir kalo segala sesuatu udah diatur sama Allah
ReplyDeleteSaya setuju bangetpentingnya sosialisasi tentang anak ABK. Teringat dulu saya punya sepupu yang ABK. Sayangnya pihak keluarga kami justru menyebut kalau dia "kurang sedikit". Istilah itu nggak saya mengerti. Yang ada saya ketakutan lihat dia karena merasa dia berbeda. Barulah ketika saya remaja dan tahu istilah ABK dari buku yang saya baca, baru ngeh ternyata sepupu saya itu istimewa. Seandainya dari dulu saya dijelaskan mengenai ABK tentu saya nggak perlu teriak dan menangis ketakutan di depan dia.
ReplyDeleteAda juga yang mengatatan anak 75%, kadang saya juga pernah menjumpainya tapi saya sikapi dengan baik bahkan sempat saya belikan jajanan juga.
ReplyDeleteNice info mbak ^^
ReplyDeleteOhya, thanks ya mbak sarannya kemarin tentang niche blog punyaku. Blog yang kemarin sudah aku edit kembali hanya untuk membahas buku dan film. Sedang untuk personal blog aku sudah membuatnya baru lagi. Sekali lagi, thanks ya mbak! ^^
Saling follow blog yuk mbak, hehe
Tfs yaa mbak sedikit banget orang/blog yg bahas mengenai abk or aku yg kudet yaa
ReplyDelete