Foto: Tribunews Jateng |
Ini pertama kalinya saya menulis tentang drama korea di blog saya, saking saya merasa bahwa drama korea Sky Castle ini begitu mengedukasi dan memang layak kita tonton terutama bagi kita yang memang berperan sebagai orang tua. Jarang sekali ya ada drama korea yang mengedukasi, karena kebanyakan drama korea itu selalu berisikan tentang cinta-cintaaan yang membuat kita meleleh begitu saja tapi setelah tamat, ya sudah. Cuma gitu doang. Hanya sebatas hiburan hehehe
Tapi drama korea Sky Castle ini hadir dengan konsep yang sangat berbeda. Sebagai orang yang menyukai drama korea, tentu saja ini menjadi sesuatu yang "Wah" buat saya. Drama Sky Castle ini mulai tayang di bulan November 2018. Tidak ada yang menyangka bahwa drama ini bisa langsung begitu populer dalam penayangan setiap episodenya dan bahkan bisa mengalahkan rating drama-drama korea yang lain. Bahkan ratingnya tertinggi sepanjang sejarah perfilman di Korea sana, lho Ayah Bunda
Awalnya, rating episode pertama drama korea ini rendah sekali. karena tidak ada juga artis-artis yang terkenal bermain di drama ini. Tapi langsung melejit ratingnya di setiap episodenya. Penasaran dong ya, ditambah saya terus dicekokin oleh suami dan teman-teman blogger untuk menonton drama ini. Yaa, akhirnya saya tergoda juga untuk menontonnya hahaha dan saya tidak menyesal menonton drama ini. Banyak pesan moral yang disampaikan oleh drama korea Sky Castle ini untuk kita dan saya rekomendasikan sekali nih drama korea ini untuk ditonton Ayah Bunda semua. Beneran, lho.
Sinopsis Drama Korea Sky Castle
Foto: Facebook @jtbcdramapage |
Drama korea Sky Castle ini bercerita tentang keluarga. Dimana di dalamnya terdapat 4 keluarga kaya raya, berpendidikan tinggi yang tinggal di perumahan elite yang bernama Sky Castle.
4 keluarga ini memiliki obsesi yang sama pada anak-anak mereka yaitu menginginkan anak-anak mereka untuk menjadi seorang dokter dengan memaksa anak-anak mereka belajar dengan keras agar bisa diterima di universitas ternama di Korea Selatan yaitu Universitas Nasional Seoul (UNS). Akhirnya para keluarga ini saling bersaing dan saling menyombongkan anak-anak mereka satu sama lainnya
Hingga terjadilah satu bencana besar di Sky Castle yang menimpa pada salah satu keluarga itu. Hingga meninggalkan tanda tanya besar pada keluarga-keluarga yang lain "Mengapa?".
Kalau ditanya bencana besarnya apa? Ayah Bunda harus tonton sendiri ya. Hihihi. Kalau ditulis secara detail nanti nggak seru lagi, dong.
Sky Castle, Drama Korea Keluarga yang Sarat Nilai Edukasi
Foto: IDN Times |
Nah, pasti Ayah Bunda penasaran kan ya memangnya pesan apa saja yang ada di drama ini?
Pesan yang Bisa Kita Petik dari Drama Korea Sky Castle
Setiap orang memiliki banyak sudut pandang dalam mengambil sebuah pesan dari apa yang mereka lihat dan pesan ini yang bisa saya ambil dari drama ini dalam sudut pandang saya. Bisa saja orang lain yang menonton ini tidak menangkap pesan ini karena setiap orang memiliki cara masing-masing bagaimana mereka menangkap sebuah pesan untuk hidup mereka. So, ini pesan yang saya tangkap, ya
1. Berhenti untuk membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain
Terkadang, kita suka melihat keluarga lain begitu behagia dan tampak hampir begitu sempurna dengan apa yang mereka miliki atau kebalikannya memandang hidup orang lain begitu menyedihkan dengan standar yang kita punya. Kita tidak pernah tahu, siapa tahu orang yang kita anggap begitu menyedihkan itu, mereka bahagia di dalammya atau orang yang kehidupannya tampak sempurna tetapi menderita di dalamnya. Intinya apa?
Berhentilah membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain dan berhenti nyinyir (mengomentari) orang lain
"Karena sesuatu yang terlihat itu, belum tentu seperti apa yang benar-benar tampak oleh mata kita"
2. Jangan besarkan anak kita hanya untuk menyombongkannya pada orang lain.
Anak aku nilainya bagus-bagus lho. Anakku kerjanya di sini, lho. Jabatannya ini lho. Anakku udah bisa baca lho dari dia kecil. Anaku sekolahnya di tempat mahal lho. Bla...bla...bla. Apalagi sejak ada dunia maya ya. Tanpa disadari betapa banyak dari kita membesarkan anak kita krn obsesi kita dan ingin dipandang hebat oleh orang lain.
Percayalah Ayah Bunda, ketika kita membesarkan anak hanya untuk menyombongkannya. Itu hanya membuat anak merasa tak dicintai. Ia merasa dididik hanya untuk dipamerkan pada orang lain. Padahal mereka bukan barang, bukan?
3. Berhenti memaksa anak hidup dengan obsesi kita
Masih banyak orang tua yang memaksa anak mereka hidup seperti apa yang mereka inginkan.
"Kamu harus masuk universitas ini"
"Kamu harus jadi dokter"
"Kamu harus begini dan begitu"
Padahal kita lupa bahwa anak bukanlah robot. Mereka memliki perasaan, mereka pun memiliki keinginan. Tugas kita seharusnya bukan memaksa mereka tapi cukup sekedar mengarahkan saja dan membantu mereka mencari minat mereka kemana.
"Jangan ambil kebahagiaan anak kita hanya untuk memenuhi keinginan kita"
Kita juga bisa lho Ayah Bunda belajar bahagia dari anak. Nggak percaya? Boleh lihat di sini ya (belajar bahagia dari anak)
4. Bahagia itu sederhana
"Terkadang kita terlalu meletakkan sebuah kebahagiaan itu berada di posisi yang amat tinggi. Hingga membuat hati kita sulit menemukan kebahagiaan itu dari hal-hal yang sederhana. Kamu tahu, ketika kita masih bisa duduk makan bersama dengan orang-orang tercinta dan tertawa bersama, itu juga namanya bahagia bukan? ❤️"
5. Berhenti membanding-bandingkan anak kita
Apa kita suka dibanding-bandingkan dengan orang lain atau dengan saudara sekandung sekalipun? Tidak bukan. Begitu juga dengan anak kita. Fokuslah ama kelebihannya dan bantulah ia untuk memperbaiki kelemahannya
6. Jangan sia-siakan hidup kita
Ayah Bunda, jangan kita sia-siakan hidup kita dan kebahagiaan kita hanya untuk mengejar obsesi kita dan sesuatu yang tidak penting. Karena itu semua hanya membuat hidup kita semakin lelah dan tak akan ada kebahagiaan di jiwa yang lelah itu
7. Jangan tamak
Terkadang ketamakkan itu membuat kita begitu sibuk mencari apa yang kita inginkan hingga kita lupa memperhatikan sekitar kita. Kenapa? Karena kita hanya terlalu fokus mencari harta dan kekuasaan
8. Buatlah anak menyukai kegiatan belajarnya
Buatlah anak mencintai proses belajarnya bukannya memaksanya. Bagaimana anak bisa menyukai belajarnya jika di dalamnya ada proses keterpaksaan dari kita?
9. Ada yang lebih penting dari kecerdasan akademik yaitu kecerdasan emosi dan karakter
Foto: Facebook @jtbcdramapage |
Banyak orang tua yang fokusnya pada anak hanya berupa angka-angka saja di kertas ujian, nilai di raport dan di selembar kertas kelulusan. Padahal kita lupa yang membantu anak menjalani hidupnya bukan angka-angka itu. Tapi bagaimana ia bisa menjadi tangguh menghadapi kehidupannya mendatang.
Untuk itu kecerdasan emosi dan karakter itu jauh lebih penting dari pada kecerdasan secara akademik semata. Jadi berhentilah hanya fokus pada akademik mereka tetapi lupa membuat mereka menjadi orang yang berkarakter hebat
10. Bangunlah bonding yang kuat pada anak
Bangunlah bonding yang kuat dengan anak. Bonding yang kuat akan membuat anak lebih memilih mendengarkan kata-kata kita daripada kata-kata orang lain. Kenapa? Karena bonding yang kuat akan melahirkan sebuah kepercayaan anak terhadap kita
11. Bangunlah keluarga yang hangat dari dalam rumah
Keluarga yang hangat, penuh kasih dan cinta di dalamnya, akan membuat anak merasa nyaman di rumahnya dan bersama kita. Dia akan selalu tahu kemana dirinya akan pulang.
Jadi, jangan aneh ya jika banyak anak kabur dari rumahnya. Mungkin saja salah satu penyebabnya karena dia tidak menemukan cinta di dalam rumahnya.
"Cinta mampu melindungi seseorang dari dalam untuk menguatkannya dari serangan yang datangnya dari luar"
Lalu, baca juga sudahkah kita membuat anak merasa dicintai oleh kita?
12. Jangan biarkan apapun melukai hati anak kita
Pernahkah kita melakukan atau mungkin melihat ketika orang tua memarahi anaknya habis-habisan karena tanpa sengaja merusak barang berharga milik orang tuanya? Banyakkkkk ya.
Tapi tahukah kita Ayah Bunda, ketika kita memarahinya habis-habisan, berkata kasar padanya. Sesungguhnya saat itulah ia merasa dikalahkan oleh sebuah barang dan harga dirinya terluka. Intip di sini, ya hal apa saja yang bisa melukai harga diri anak
Ayah Bunda, seberapa berharganya sebuah barang kesayangan kita itu, tetap menjaga hati anak jauh lebih penting dan berharga dari apapun. Jangan lukai ia hanya karena sebuah benda mati yang tak bisa memberikan nilai kehidupan pada kita. Tapi hati anak yang pernah terlukai, sekalipun bisa sembuh tetap akan selalu meninggalkan bekas di sana
13. Ajarkan anak untuk belajar dari kesalahannya
Jika anak kita memang melakukan kesalahan. Katakan pada anak bahwa perbuatannya itu salah tanpa melabelinya buruk atau menghardiknya. Jangan pernah kita membenarkan, menutupi apalagi membela anak kita jika memang dia salah. Jika kita mengatakan padanya apa yang ia lakukan itu tidak salah, maka anak tidak akan belajar dari kesalahannya sendiri. Arahkan dan bimbing ia memperbaiki kesalahannya
Dan ingat Ayah Bunda, sebelum kita mengevaluasi anak, yang pertama harus kita evaluasi adalah diri kita terlebih dahulu. Jangan-jangan anak melakukan sesuatu yang salah sumber penyebabnya adalah kita. Mungkin kita kurang perhatian padanya hingga membuatnya mencari perhatian kita dengan cara yang salah, atau mungkin ada didikan kita yang salah atau tidak sampai ke hatinya.
Rasanya selama kita menjadi orang tua. Selama itu pula kita terus dan harus menginstrospeksi diri kita untuk membuat kita menjadi orang tua yang lebih baik lagi. Bukankah sebagai orang tua kita memang harus terus belajar sepanjang hidup kita?
14. Pelajari berbagai pola asuh pada anak dan dampaknya
Di drama korea ini kita bisa belajar 2 atau 3 tipe pola asuh dan dampaknya dalam pembentukkan karakter anak kita. Latar belakang bagaimana seseorang dibesarkan akan mempengaruhi pengasuhan pada anaknya di masa mendatang. Jadi, kalau mau menikah atau mencari pasangan untuk anak kita, lihat juga bagaimana seseorang itu dibesarkan di keluarganya Karena sekarang banyak orang menikah dengan penuh penyesalan.
"Kok suamiku bukan suami yang bertanggung jawab" atau "Kok istriku mendidik anakku dengan keras" dll. Siapa tahu mereka dibesarkan dengan cara yang kurang tepat sehingga terbentuk karakter yang seperti itu
15. Belajar itu tidak melulu di sekolah
Terkadang kita merasa bahwa belajar itu dan dapat ilmu itu, ya harus sekolah. Padahal sekolah hanyalah salah satu tempat kita belajar ilmu. Pendidikan dan tempat kita belajar yang sebenarnya adalah lewat kehidupan ini
Nah, itu dia Ayah Bunda pesan dan nilai edukasi yang saya dapatkan dari drama korea Sky Castle ini. Sebenarnya ada banyak pesan di dalamnya, sayangnya saya terlalu fokus dengan ceritanya. Sampai lupa menulis setiap pesan yang ada di episodenya. Akhirnya, menulis yang ingat saja. Aduh...aduhhhh. maafkan, ya. Semoga tulisan saya bisa lebih baik lagi. Sampai bertemu di tulisan saya selanjutnya, ya. Oh ya jangan lupa ditonton ya dramanya hahaha
Pelajaran itu tidak hanya kita dapat dari bangku sekolah ya. Tapi ada jalan lain yang secara tidak langsung memberikan ilmu kepada kita, seperti nonton serial ini salah satunya.
ReplyDeleteUrusan anak dan keluarga memang tidak bisa main-main. Terimakasih sudah berbagi ya Mom...
Sama2 teteh 😘
Deletewah, baru mom yenny nih yang review sky castle dengan pendekatan parenting. awalnya aku maju mundur mau nonton biarpun ratingnyabagus banget.tapi bener, banyak pelajaran pola asuh yang bisadiambil. fix jadi aku nonton nih.
ReplyDeleteIya bun.nonton ya hahaha
DeleteAku dari kemarin udah baca beberapa review soal drakor ini. Pernah intip trailernya, tapi karena buru-buri jadi gak ngeh kalo di dalamnya ada nilai2 moral kayak gini. Wah sepertinya harus nonton deh besok kalo yg on going kutonton udah kelar hehe. Thkns mba Yeni..
ReplyDeleteSama2 mba bety 😘
DeleteAku pun jatuh cinta banget sama film ini. Pesan ceritanya disampaikan dalam berbagai macam karakter yang ditampilkan. Nggak antagonis - protagonis aja. Tapi kita diajak memahami alasan mereka mengambil keputusan itu.
ReplyDeleteBener bangettt. Banyak pesannya ya
DeleteSejujurnya saya enggak tertarik nonton film-film Korea. Jadi, saya cukup belajar dari membaca sharing mba Yeni ini aja.. Nah, dari membaca moral of the story -nya yang bagus banget, saya pikir filmnya juga pasti bagus/recommended :)
ReplyDeleteAyo bun nonton hahaha *racunnn 😂
DeleteDuh jadi penasaran nih bunda, bener banget nih bandinginmah hidup sekarang sama masa lalu sendiri bukan hidup kita sama hidup orang lain hahah nanti nonton ah
ReplyDeleteMeskipun saya bukan penggemar drama Korea, kayaknya baru kali ini saya tertarik untuk menonton. Mungkin karena temanya saya suka, ya
ReplyDeleteAda banyak pelajaran ya yang bisa diambil dari film ini. Seru juga nih. Jadi penasaran.
ReplyDeleteIni lagi hits yaaa drakornya hihi. Jadi pengen nonton. Ternyata banyak pelajaran bagus dari sini jugaaa! Mantep!
ReplyDeleteMengambil pelajaran bisa darimana saja, yaaa. Saya mau nonton film ini belum kesampaian.
ReplyDelete