Pixabay |
Catatan: Baca sampai selesai agar tidak baper, ya. Tulisan ini bukan untuk menghakimi tetapi sekedar sebagai pengingat diri
Sebelum kita membahas 4 hal wajib yang perlu kita perhatikan ketika menitipkan anak pada neneknya, ijinkan aku untuk sedikit bercerita mengapa aku bisa menuliskan tentang hal ini. Sejujurnya, aku takut menuliskan tentang hal ini. Karena hal ini adalah hal yang sensitif dan bisa memicu pro kontra bagi mereka yang salah menangkap niat dan pesan positif yang tersimpan dibalik tulisan ini. Walau begitu, aku tetap memberanikan diri untuk menuliskannya. Karena bagaimanapun, aku memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan
Semoga kita termasuk orang yang menyakini kebenaran dan bukannya sibuk mencari pembenaran diri. Walau begitu, tulisan ini tidak teruntuk semua ibu. Karena setiap ibu tentu memiliki sikon yang berbeda-beda dan aku hanya menuliskan tentang ibu ini secara umumnya saja. Jadi, kalau kita tidak seperti dalam tulisan ini, nggak usah baper, ya.
Ku melihat seorang nenek. Ku teliti usianya tak semuda dulu. Tapi keadaan memaksanya harus mengurus cucu-cucunya yang masih kecil-kecil sendirian.
Baca juga: RUMAH UNTUK PULANG
Pixabay |
Terasa sesak ku melihatnya. Karena ku tahu, betapa lelahnya mengurus anak itu apalagi ini lebih dari satu orang di usianya yang tak lagi muda. Lalu, terbersit tanya dalam hatiku "kemanakah orangtua anak-anak itu, hingga harus nenek itu mengurus semuanya sendirian? Tak adakah yang membantunya? Padahal mereka orang yang berada"
Barulah ku tahu kedua orangtua dari anak-anak itu sibuk bekerja dari pagi dan pulang malam. Lalu, aku kembali bertanya di dalam hati
"Jika ibunya sehari-hari sibuk bekerja pergi pagi dan pulang malam. Lalu, dimanakah perannya sebagai ibu dalam mendidik, membesarkan dan mengurus anak-anaknya, jika semua perannya dan nilainya telah diberikan kepada orang lain?"
Wahai Ibu, jangan biarkan orang lain mengambil peranmu. Apa yang Engkau cari di luar sana? Janganlah engkau sibukkan diri mencari harta di luar sana, hingga engkau lupa bahwa harga paling berhargamu ada di rumah, yaitu anakmu. Pulanglah, ibu. Anakmu sedang menunggumu di rumah"
Aku sedih melihatnya. Melihat anak-anak itu, melihat sosok ibu itu terutama melihat nenek itu. Hingga suatu hari, nenek itu duduk di sebelahku dan bercerita padaku, bahwa tiap malam badannya yang sudah tua itu merasakan kesakitan dan kelelahan mengurus semuanya sendirian. Lalu, ia masih harus memaksakan dirinya untuk bangun lebih shubuh memasak dan mengurus semua kebutuhan anggota keluarganya tanpa dibantu oleh menantu perempuannya yaitu ibu dari cucunya
Ya Allah, tanpa kita sadari betapa banyak dari kita menjadikan orangtua kita sebagai pembantu di rumah kita sendiri *semoga itu bukan kita ya, Bunda. Nenek itu kembali bercerita sambil menatap kosong ke depan dengan mata tuanya yang berkaca-kaca. Aku pun hanya bisa terdiam mendengarkannya, lalu tersenyum untuk menguatkannya.
Apa Bunda pernah melihat seorang nenek yang mengurus cucunya yang masih kecil tanpa ada yang membantunya? Apa Bunda pernah melihat nenek sedang mengejar cucunya di luar rumah sambil memberi makan dengan nafasnya yang terengah-engah? Apa Bunda pernah melihat seorang nenek badannya sakit-sakitan karena seharian waktunya habis menggendong cucunya dan mengurus cucunya?
Aku sering melihat itu. Sungguh aku terluka melihat pemandangan itu. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku bukan siapa-siapa. Yang bisa aku lakukan, hanya menulis ini. Semoga bisa mengingatkan diriku dan para ibu yang di luar sana. Tulisan ini bukan untuk menghakimi. Sungguh bukan. tapi hanya sekedar pengingat diri kita yang terkadang lupa untuk mengingatnya
4 Hal Ini Wajib Diperhatikan Ketika Menitipkan Anak pada Neneknya
Pixabay |
1. Kondisi fisik nenek
Teruntukmu yang bernama anak. Jangan jadikan ibumu sebagai pengasuh dari anak-anakmu atau pembantumu. Jadikan dia pengawas saja. Karena fisiknya tak lagi sekuat dulu. Usianya tak lagi semuda dulu dan tubuhnya kini tak lagi bugar seperti dulu. Kasihanilah ia. Jangan repotkan lagi dirinya dengan harus mengasuh dan mengurus anak-anak kita. Ingat itu adalah anak kita, tanggungjawab kita. Bukan anak dari neneknya. Cukup sudah dia berlelah-lelah mengurus kita dari sedari kecil. Jangan membuatnya susah kembali.
Biarkan ia menikmati masa tuanya dengan tenang, biarkan ia menikmati usianya yang telah senja dan semakin senja. Biarkan ia beristirahat dengan tenang di masa rentanya. Bahagiakan ia dengan hadirnya kita dan cucunya untuk peneman sepinya bukan untuk menyusahkannya.
Jangan biarkan dia mau melakukan itu semua karena sesungguhnya dia begitu lelah seharian mengurus anak kita. Badan-badannya terasa sakit semua karena banyak menggendong anak kita atau mengejar cucunya yang ke sana kemari karena perasaan tidak enaknya pada kita atau perasaan menumpangnya pada kita dan pasangan kita. Jangan, sungguh jangan lakukan itu pada ibumu, karena salah satu keberkahan hidupmu dan keluargamu terletak pada ridhonya.
Lalu, jika engkau dengan terpaksa dan berat hati menitipkan anakmu pada orangtuamu. Jangan lupa, beri mereka asisten rumah tangga atau orang yang bisa membantu mengurus anakmu dan rumahmu. Namun, jika engkau sungguh tak sanggup menyewa asiten rumah tangga, engkaulah yang seharusnya mengerjakan semua pekerjaan rumah, mengurus anakmu sebelum berangkat dan sepulang bekerja. Sambil berpikir dan berusaha bagaimana caranya agar engkau tak lagi menyusahkan orangtua terutama ibumu di usianya yang kini tak lagi muda
Baca juga: BEKERJA DI RUMAH TANPA ART. YES OR NO?
2. Kesibukkan neneknya
Biasanya orang yang sudah lanjut usia senang menghadiri pengajian, berkumpul dengan teman-temannya dan menggunakan waktunya untuk beristirahat atau untuk kegiatan yang semakin mendekatinya dengan Tuhan. Sehingga, jika kita ingin menitipkan anak kita pada neneknya, sebaiknya kita pikirkan juga dengan kesibukan neneknya. Jangan sampai karena kehadiran anak kita, membuat nenek memiliki waktu yang kurang untuk dirinya sendiri.
Pixabay |
Jadi, sebaiknya diobrolkan dengan neneknya apa neneknya mau mengawasi anak kita atau tidak. Walau begitu tetap kita berusaha agar nenek tidak kehilangan waktu dan kegiatan untuk dirinya sendiri ya, Bunda. Kasian
3. Persiapkan semua kebutuhan anak
Sebelum kita berangkat bekerja, jangan lupa persiapkan dahulu kebutuhan anak seperti susunya, pakaiannya, mainannya dan lain-lain. Agar neneknya tidak kerepotan mengurusi kebutuhan anak kita
4. Pola asuh
Anak yang dibesarkan oleh kita langsung dengan orang lain itu pasti berbeda ya, Bun. Walau begitu, kita bisa tetap memberi pesan pada neneknya, seperti tidak membiarkan anak menonton tayangan yang tidak sesuai dengan usianya, tidak kebanyakan diberikan gadget dan lain-lain. Walau begitu harus terima konsekuensi jika pola asuh anak pasti berbeda jadinya.
Baca juga: BUNDA BINGUNG MENGHADAPI PERBEDAAN POLA ASUH DENGAN ORANGTUA TERHADAP ANAK? BEGINI CARA MENYIASATINYA
Itu dia Bunda 4 hal wajib yang perlu kita persiapkan jika ingin menitipkan anak pada neneknya. Semoga bisa bermanfaat, dan mohon maaf jika tulisan ini tidak berkenan di hatimu, Bunda. Tapi aku harus tetap menyampaikannya 🙏
Mendidik anak itu susah. Memindahkan anak dari pengasuhan orang tua kepada pengasuhan nenek-kakek tentu akan mengubah pola pendidikan anak itu. Anak yang diasuh sementara (1-2 hari) saja oleh kakek-neneknya, tentu akan beda sama sekali hasil pendidikannya dengan anak yang diasuh dominan oleh kakek-neneknya.
ReplyDeleteLepas dari masalah bahwa latar belakang orang tua menitipkan anak-anak mereka pada kakek-neneknya adalah karena urusan mencari nafkah, risiko menitipkan anak-anak pada kakek-nenek sudah harus dipikirkan matang-matang jauh sebelum anak itu muncul di dalam kandungan ibunya.
Bener bangetttt teteh. Harus siap dengan segala kobsekuensinya ya
DeleteAku sepemikiran sama bunda yeni, izin share ya bund. Pengen deh ngasih insight ke temen2 ku yang berpikir "orangtuaku seneng kok dititipin cucunya" [adahal bukan itu maksudnya, siapa sih nenek yang gak seneng main sama cucunya tapi (maaf) kitanya yang harus tau diri. Kalo emang sama ART masih oke, tapi kalo cuma neneknya aja, aku suka sedih. dan pas baca artikel bunda yeni, merasakan sesak dan sedih.
ReplyDeleteBener bun. Segala sesuatu itu harus ada adabnya ya. Ke kamar mandi aja ada adabnya apalagi menitipkan anak pada neneknya tanpa ada yang bantuin
DeleteBenar sekali, mendidik anak tuh tifak seperti sekedar menitipkan. Tapi bnyak nilai sehari hari yang perlu mereka pelajari.
ReplyDeleteBener bun apalagi pola asuh nenek kan juga kebanyakan nggak sesuai dengan Zmannya sekarang
DeleteAda tetangga yang nitipin anaknya ke ibunya yg udah sepuh bgt, alasanya karena ga percaya orang lain kalau diasuh sama org lain. Padahal neneknya itu udah ga kuat kayaknya, bahkan suka curcol ke tukang bubur kalau cucunya ini rewel terus. Tapi aku ya cuma bisa liat aja sih, semoga ada jalan keluarnya, kasihan udah sepuh masih gendong2 terua cucunya yg makin berat tiap harinya.
ReplyDeleteIya bun aku m suka ga tega ngeliatnya
DeleteKayaknya ini hal yang biasa ya Mbak buat beberapa keluarga. Beberapa sepupu saya juga diurus sama nenek, malah ada yang dari luar kota semenjak sma pindah sendiri ke Jakarta tinggal sama nenek. Kebanyakan karena memang keuangan keluarga nggak memungkinkan kalau kedua orang tua nggak bekerja. Kebetulan saya juga bekerja dan saya tau banget kalau biaya day care itu sangat memberatkan buat sebagian orang. Saya malah agak anti nitip anak berhari-hari ke nenek. Mungkin karena jarang ketemu jadinya dimanja. Pas anaknya dibalikin ke saya ya ampun jadi bandel banget, semua aturan yang sebelumnya udah jalan harus diulang lagi dari awal. Hahaha, curhat sedikit boleh ya Kak. Salam kenal.
ReplyDeleteHai bun salam kenal juga ya 😘 .iya bener sebagian dari masyrakat kita nganggap itu biasa ya mengesampingkan hak nenek dan hak anaknya. Mksih ya bun udah berkunjung ke blog saya 😘
DeleteBener mbak, aku ga tega nyuruh Mamaku ngurus anakku sendirian. Soalnya pasti capek banget kan ngurus balita. Untungnya ada ART harian yang mau membantu ngurus anak kalau aku harus pergi ke event.
ReplyDeleteJadi teringat emakku yang jadi pengasuh untuk cucunya. Tapi apa daya hal itu cuma bertahan sampai 3 tahun dan kemudian aku yang mengambil semua tugas emakku dan itu cukup menguras tenaga dan fikiran.
ReplyDeleteKarena jauh dari orang tua dan mertua, aku belum pernah nitip anak ke mereka..Duh, semoga para nenek ini dikuatkan dan para ibu yang menitipkan anak ke ortu yang sudah renta disadarkan.
ReplyDeleteSelalu prihatin lihat nenek yang sudah sepuh masih harus urus cucu..
Mengurus anak itu emang menguras energi. Terlebih untuk nenek yang sudah usia senja. Sebagai orangtua ya kita kudu ngerti, sebelum dititipkan segala kebutuhan sudah disiapkan. Jangan sampai memberatkan neneknya. Memang sebaiknya, nenek hanya bertugas memantau saja.
ReplyDeletebaru tahun ini anak-anak bisa jumpa sama neneknya.. yah karena satu dan lain hal, kalau diceritain bisa bikin satu postingan blog sendiri hehehe..
ReplyDeleteanak pertamaku sering banget minta nginep dirumah neneknya.. tp aku selalu alesan besok kan sekolah, tunggu libur ya.. bukan gak boleh sebenernya.. cuma takut ngerepotin aja, apa lg dirumah nyokap tuh koleksi guci2 keramik gitu, kasihan kan udah capek jagain cucunya, eh benda koleksinya ada yang rusak/pecah.. gak enak akunya..
Pengorbanan seorang nenek itu luar biasa ya. Selesai membesarkan kita sekarang anak kita yang dirawat dan dijaga.
ReplyDeleteMamah saya sering meminta salah satu anak saya untuk tinggal dengan kakek neneknya. Pertimbangan mereka karena rumah sepi. Sebetulnya cucu-cucunya gak hanya anak-anak saya. Tetapi, anak-anak saya memang paling tertib dan dekat dengan kakek-neneknya.
ReplyDeleteSampai sekarang saya masih belum mau. Menitipkan anak ke pihak lain meskipun ke orang tua sendiri tentunya akan ada lebih dari 1 pola asuh. Antara suami dan istri aja belum kompak, apalagi sama pihak lain. Meskipun orang tua saya baik banget. Tetapi, justru itu saya makin keberatan. Gak mau nanti malah jadi berkonflik dengan orang tua.
Buat pasangan yang memang akhirnya memutuskan menitipkan anak ke orang tua memang harus banyak banget pertimbangan. Beberapa diantaranya seperti yang tertulis di sini
Aku tipe ibu yang nggak bisa nitipin anak sama orang lainbegitu aja mba. Meskipun itu sama neneknya sendiri. Sebisa mgk aku selalu urus dan siapin keperluan anak-anak. Dulu pas masi kerja, aku bangun subuh, masak dan anter anak sekolah, si mbak di rumah kerjain sisa kerjaan lainnya sampai aku pulang kerja lagi. Aabis itu, anak lgs nempel lagi sama aku. 😊
ReplyDeleteDuh nggak kebayang harus merepotksn orang tua dengan anak-anak kita.
ReplyDeleteKalau ibuku dan mertua emang dua-duanya udah kompak nggak mau dititipi. Alasannya masalah pola asuh, dan tanggung jawab suami istri. Jadi mereka lebih menyerahkan pada komitmen kami. Kalau punya anak ya harus diasuh, kalaukerja ya cari solusi lain
ReplyDeleteIni dia. Anak-anakku banget, dirawat neneknya. Aku udah pernah nyaranin daycare, gak usah katanya. Aku mau cari asisten, kagak ade. Susaah. Huhuhu. Jadilah anakku kalau gak sama orangtuaku ya sama mertua. Tapi emang iya ngerasa lebih save gitu. Dan fyi, aku kerja juga keinginan orangtua dan juga mertua. Mereka gak suka cewek yang gak kerja. Walau bisnisan di rumah, kalau gak ngantor di mata mereka kayak gak kerja. Padahal bukan sekali dua kali aku ungkapin pingin resign tapi tidak diperbolehkan beliau. Jadi sy mikirnya gini sy kerja ya untuk sekalian balas budi ke orangtua. Karna mereka memang tipe yg spti itu. Yahh, karakter keluarga emang beda2 ya, jadi mata luar hendaknya tidak men-judge, hihihi
ReplyDeleteSetuju sekali. Teringat, saat anak-anak masih kecil, saya berusaha tidak menitipkan anak-anak pada ibu. Rempong sih, tapi ya resiko. Jangan sampai orang tua masih direpotkan dengan mengurus cucu.
ReplyDelete