"Potadssssss Loving down syndrome
Aku ada
Aku bisa
Yes..yes..yes"
Itulah yel yel yang diucapkan dengan gemuruh oleh para ibu hebat dengan anak down syndrome di salah satu ruangan The Bellevue Suites Hotel, Jakarta Selatan. Di sanalah sebuah komunitas Persatuan Orangtua Anak Down Syndrome atau disingkat menjadi POTADS mengadakan sebuah talkshow parenting untuk mengedukasi terutama memberikan pemahaman pada orangtua dengan anak down syndrome bahwa anak down syndrome pun bisa berprestasi juga, lho.
Ini semua sesuai juga dengan tujuan didirikannya POTADS yaitu untuk saling berbagi ilmu dan menguatkan. POTADS ini didirikan pada tahun 2003 oleh 3 orang, salah satu pendirinya adalah Ibu Noni Fadhillah.
Hari Minggu, 9 Desember 2018 saya berkesempatan untuk hadir dalam acara yang hebat dan penuh haru itu. Dulu saya tidak pernah menyangka bisa berprofesi sebagai blogger parenting ini. Profesi inilah yang membuat saya tetap nyaman beraktualisasi diri walau dari rumah karena dunia pendidikan ini masih dunia saya.
Dengan berlatar belakang pendidikan luar biasa dan sebagai guru anak berkebutuhan khusus yang saat ini belum bisa mengajar lagi, menghadiri talkshow parenting mengenai anak down syndrome ini membuat saya menemukan dunia saya yang dulu dan acara ini memberikan kebahagian tersendiri bagi saya.
Acara talkshow parenting ini dibuka oleh tarian ondel-ondel yang dibawakan oleh para anak down syndrome yang begitu semangatnya menari hingga membuat kami terhibur dan tertawa-tawa dengan tingkah lucunya. Setelah itu dibuka dengan sambutan dari Ketua POTADS yaitu Ibu Sri Handayani dan Bapak Sigit Prihutomo sebagai perwakilan dari BkkbN (Badan Kesehatan keluarga Berencana).
Pak Sigit pun mengajak seorang anak down syndrome yaitu Zena untuk bernyanyi kasih ibu bersama. Zena ini adalah anak dari Bu Noni Faradillah dan termasuk anak down syndrome yang berprestasi juga, lho.
Setelah itu bernyanyi lagu Bunda yang dibawakan oleh seorang anak down syndrome yang lain dan diiringi musik oleh Edo yang seorang anak down syndrome tetapi mahir dalam permainan keyboardnya dan di situlah letak prestasinya. Sedangkan tarian modern dibawakan oleh Razan. Razan ini berprestasi juga lho Ayah Bunda, karena dia pemenang tarian modern di komunitas POTADS. Jadi, masih ragu anak down syndrome nggak bisa berprestasi? Yuk, intip saja talkshow parenting dibawah ini
Setelah penampilan hebat yang dipersembahkan oleh anak-anak yang hebat pula, kita baru mulai mengikuti talkshow parentingnya yang dibawakan oleh Ibu Tika Bisono, psikolog. Beliau adalah seorang penyanyi, penulis buku, dosen, aktivis dan seorang psikolog. Wah, buat generasi lama pasti kenal dengan psikolog kece yang satu ini
Anak Down Syndrome Berprestasi? Kenapa Tidak?
Ibu Tika Bisono yang paling kanan |
Ibu Tika ini membuka acara dengan pertanyaan
"Siapa yang pernah nonton film Harry Potter? Siapa yang pernah nonton film The Conjuring? Tahu nggak model-model dunia? Kalian tau nggak kalau salah satu pemain film terkenal atau model dunia itu ada anak down syndromenya? Kata siapa anak down syndrome nggak bisa berprestasi? Itu buktinya mereka berprestasi bahkan sampai mendunia. Bisa cari sendiri, ya di internet. Banyakkkk"
Jadi ya, kalau punya anak down syndrome itu mainnya jangan diindorrrrrr aja. Ajak dong mereka ke outdour juga. Stimulasi psikososialnya. Stimulasi mereka siapa tahu nanti mereka punya prestasi mendunia juga. Kalau anaknya nggak distimulasi bagaimana kita bisa menemukan bakat anak dan membuat anak berprestasi kalau apa-apa kita udah putus asa duluan sambil bilang "aduh anak gue ga akan bisa, nih".
Berikan anak kesempatan untuk belajar karena itu adalah hak asasi manusia. Jangan takut ama dunia luar. Anak kita memang nggak normal tetapi dia tetap punya hak untuk belajar. Normal nggak normal itu hanya berada dalam satu perpekstif saja.
Contoh kita memang normal tapi kita nggak down syndrome. Tetapi ketika kita lebih mementingkan handphone kita daripada manusia yang ada di sebelahnya itu kita namanya sakit jiwa, nggak normal. Kita normal tetapi ketika kita saling suka sesama jenis itu juga sakit jiwa. Kita normal tapi ketika kita sibuk teriak-teriak ama anak, marah-marah lalu nangis itu juga sakit jiwa
Jadi apa? Normal nggak normal itu lagi-lagi cuma berada satu perpekstif saja. Bagaimana menjadi orangtua yang normal itu?
"Orangtua yang normal adalah orangtua yang bisa menjaga keorangtuannya dalam keadaan apapun"
Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak down syndrome agar berprestasi?
Cara Mengajarkan Anak Down Syndrome agar Berprestasi
Banyak orangtua dengan anak down syndrome menganggap bahwa anak mereka itu sama sekali nggak bisa, apa-apa nggak bisa. Jadi bagaimana anaknya benaran bisa jika konsep pikiran orangtua tentang anaknya pun sudah negatif. Nah, begini caranya mendidik anak agar bisa berprestasi;
1. Kenali karakter anak down syndrome
Pelajari karakteristik anak down syndrome itu seperti apa. Baik itu aspek kognitifnya, perilakunya, sosialnya, bahasanya, dan psikologisnya dan lain-lainnya. Pelajari itu semua. Bagaimana kita akan mengajari anak kita jika kita tidak mengenali mereka. Iya, kan?
2. Amati pola belajarnya
Setelah itu amati pola belajarnya. Anak kita ini suka belajar yang seperti apa? Visualkah? Kinestetikkah? Dll. Cari tahu apa yang dia sukai dan amati perilaku belajarnya, suka belajar jam berapa, berapa lama dan lain-lain. Nanti dari sana kita akan tahu pola belajar anak kita sendiri
3. Amati cara mengajar orangtua yang lebih berpengalaman
Sering-seringlah bertanya, berdiskusi cara belajar anak down syndrome itu seperti apa pada mereka yang lebih berpengalaman dari kita. Yang namanya belajar itu bukannya hanya soal akademik ya Ayah Bunda tapi konsep belajar ini luas
4. Jangan bandingkan kemampuan anak down syndrome dengan anak normal
"Kok anak saya yang down syndrome ini cara belajarnya itu nggak kayak kakaknya, ya? Padahal dia kan udah 9 tahun"
Hey, berhentilah bertanya seperti itu. Namanya juga anak down syndrome pasti bedalah ya cara belajarnya dengan anak normal. Jadi nggak perlu kita banding-bandingkan. Jadi sekali lagi ya, sebelum mengajarkan anak itu, kita dulu dong yang harusnya belajar.
5. Kita harus belajar
Nah, ini masih terkait sama point-point di atas. Sebagai orangtua kita perlu belajar. Banyak-banyaklah membaca buku, ikuti seminar parenting dan berdiskusi dengan orang-orang yang lebih berpengalaman dari kita.
Sebagai orangtua dengan anak down syndrome kita wajib mempalajari karakteristik anak kita, kesehatan anak down syndrome itu seperti apa? Nutrisinya yang perlu diperhatikan seperti apa? Bagaimana cara belajarnya, bagaimana mengasah skillnya dan lain-lain. Karena semua permasalahan kita itu sebenarnya sudah ada di buku, lho. Makanya ayo kita jangan malas baca buku
6. Berikan anak down syndrome kesempatan belajar
Berikan anak down syndrome hak untuk belajar. Biarkan anak mencari ketertarikannya dahulu baru nanti setelah ketertarikan itu kita akan bertemu hasilnya yaitu ketika anak menemukan bakat atau keahliannya. Keahliannya inilah yang akan membawa anak untuk memiliki prestasi dikemudian harinya
Misalnya anak kita kelebihannya suka menari. Stimulasi kelebihannya itu atau sukanya bernyanyi atau bermain alat musik. Stimulasi semuanya. Cari dan amati apa yang anak kita sukai. Cari dimana kecenderungan letak kecerdasannya.
Tapi sekalipun anak kita tidak memiliki prestasi yang hebat di mata banyak orang. Tetapi dia anak yang baik dan penyanyang. Itu juga sebuah prestasi Ayah Bunda. Bukankah itu tak kalah mahalnya dibandingkan prestasi-prestasi dengan standar orang pada umumnya? Dengan segala keterbatasannya tetapi anak tetap mampu berbuat baik. Bukankah itu luar biasa kerennya?
7. Jangan pernah berhenti untuk menstimulasi anak
Jangan pernah berhenti untuk terus menstimulasi anak-anak kita. Karena anak itu melesat atau terbenam tergantung orangtuanya. Jadi kuncinya ada di orangtua. Ketika kita bisa menerima anak dan mengarahkan anak kita, maka akan membawa anak itu berprestasi dan menginspirasi dengan sendirinya
Lalu, ada seorang ibu bertanya. Ia memiliki 3 orang anak laki-laki. Satu balita, satu batita dan satu masih bayi. Salah satunya adalah down syndrome. Dia merasa kewalahan menghadapi semuanya dan dia pun bertanya pada Ibu Tika.
Selain memberikan jawaban, Ibu Tika pun berkata "Ibu sepertinya mengerjakan semuanya sendirian ya?" Lalu, saya melihat ke dua bola mata ibu yang bertanya itu berkaca-kaca. Ada luka dan lelah yang ku lihat di matanya yang berair itu. Ya Allah rasanya saya ingin sekali memeluknya dan berkata pada seseorang yang bernama suami sekaligus ayah
"Hai Ayah sekaligus teruntukmu yang bernama suami. Tugasmu itu bukan cuma sebagai pencari nafkah doang. Sungguh tidak sedangkal itu peranmu. Ayolah bekerja sama dengan istrimu untuk mengurus anak-anakmu. Masa bikinnya mau, bikinnya berdua kan? Tapi nggak mau ikut berperan dalam mengurus anak-anakmu? Ayolah!"
Lalu, Ibu Tika menyarankan untuk melibatkan peran ayah dalam mengurus anak-anak. Jangan jadi pahlawan sendirian semua dikerjakan sendiri. Itu namanya pahlawan kesiangan. Anak kita nggak butuh itu, karena untuk mendidik dan membesarkan anak perlu kerja sama antara suami dan istri . Apalagi membesarkan anak down syndrome. Jangan sendirian karena keberhasilan seorang anak itu bukan karena satu orang tapi dua orang.
Jadi, sebelum kita menghadapi anak kita harus selesaikan permasalahan kita terlebih dahulu dengan pasangan kita. Kalau perlu datangi psikolog. Karena bagaimana sebuah tim bisa bekerja sama membesarkan anak apalagi down syndrome jika keduanya tidak harmonis?
Itu dia Ayah Bunda inti dari penjelasan Ibu Tika Bisono ini. Saya suka gaya beliau berbicara, jujur, lepas, tapi tak menyakiti. Malah yang ada kita merasa berkali-kali tertohok karena apa yang beliau sampaikan semuanya benar hihihi.
Nah, setelah itu Bu Noni pun ikut bercerita dan menyampaikan pesannya. Bahwa jika anak kita dikatakan gila oleh orang lain, jelaskan pada mereka bahwa anak kita itu tidak gila. Mengapa kita harus berkata seperti itu? Itu karena masyarakat kita masih banyak yang belum tahu ilmunya. Jadi tugas kitalah yang salah satunya mengedukasi mereka dan bersabarlah dalam membersamai tumbuh kembang anak-anak kita. Lagi, lagi dan lagi
Baca juga: IDENTIFIKASI ABK SEJAK DINI MELALUI TUMBUH KEMBANG ANAK
Ayah Bunda, anak down syndrome itu ingin di sayang, mereka ingin berteman. Mereka memang beda tetapi bukan untuk dibeda-bedakan. Mari terima mereka dan mari kita dukung mereka. Edukasi pula anak-anak kita mengenai anak berkebutuhan khusus ini, agar kelak mereka tidak menjadi pelaku bully terhadap anak berkebutuhan khusus karena dianggap berbeda
Nah, itu dia Ayah Bunda talkshow parenting anak down syndrome . Menurut saya, pesan yang ada di dalamnya sebenarnya bukan hanya untuk orangtua hebat dengan anak down syndrome saja. Tetapi sebenarnya untuk siapapun yang berstatus sebagai orangtua atau yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi orangtua.
Baca juga: 21 KUTIPAN PARENTING YANG PASTINYA MEMOTIVASI AYAH BUNDA
Buat Ayah Bunda yang memiliki anak down syndrome dan ingin bergabung dengan POTADS ini. Bisa langsung cari tahu infonya di wesitenya, ya. Ini linknya POTADS. Bagaimana Ayah Bunda, siap membuat anak kita menjadi anak hebat dan berprestasi? Karena anak yang hebat dimulai dari orangtua yang hebat
Semangattttt kita ❤️
Masha Allah...
ReplyDeleteSalut deh ama Potads.
Allah memang maha adil, Dia memberikan sesuatu secara paket lengkap.
Anak2 down syndrom, juga sebenarnya sama aja dengan anak lainnya, hanya saja keadaan mereka berbeda.
Dan dibalik itu, banyak kelebihan mereka yang bisa dikembangkan :)
Bener banget bun. Segala sesuatu dibalik kekurangan pasti ada kelebihan
DeleteDi sekolah tempat saya mengajar juga pernah ada siswa downsyindrom. Dari segi akademis memang kurang dari yang lain, tapi dia jago main piano. Stimulasi sedini mungkin akan membantu mereka untuk mengoptimalkan potensi hebat yang dimilikinya.
ReplyDeleteBener bun hrus distimulasi dari sejak dini 👍😃
DeleteMasya Allah salut dnegan POTADS.
ReplyDeleteSaya yakin Allah menciptakan makhluk dnegan segala lebih kurangnya. Termasuk anak DS ini. Semoga makin banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang bisa tergali potensinya dan makin berprestasi nanti.
Salut dengan konsistensi Bunda Yeni untuk hal parenting anak berkebutuhan khusus ini.
Allhamdulillaj. Makasih banyak mba Dian 😘
DeleteSubhanallah saya selalu salut sama para orang tua dan guru anak-anak down syndrome yang sabar mengajarkan anak-anak pasti itu tidak mudah. Dan satu penghargaan saat anak down syndrome dapat berprestasi hebatt
ReplyDeleteBener bun. Yang paling hebat sebenernya adalah orangtuanya ya 😃
DeleteSaya selalu kagum euy sama orang tua yang membesarkan anak-anak yang spesial ini. kesabaran mereka pasti luar biasa dan lebih hebat dari kita yang memiliki anak yang normal
ReplyDeleteBenerrr banget bun. Kita harus belajar dari mereka nih soal kesabaran
Deletesalah satu kerabat jauh terkena sindrome down, yang aku sayangkan treatmentnya sudah terlambat kini ia sudah makin tua menginjak kepala 3. Bahasanya duh sedih mba kebon bintang keluar ketika keinginannya tidak terpenuhi, pergaulannya di lingkungan yang tidak kondusif sementara ia memiliki kebutuhan khusus aku sedih baru tahu krn emang kerabatnya suami :( semoga banyak orang yang teredukasi bahwa anak2 sindrome down bisa kok berprestasi asalkan ortunya MAU bener y mba?koreksi klo salah CMIIW
ReplyDeleteBener banget mba. Klo mau anaknya hebat. Ortunyalah yang harus hebat dulu dan memiliki konsep positif terhadapnya. Aduh denger cerita bunda bikin aku ikut sedih
DeleteSubhanallah saya salut banget dengan ibu ibu pejuang yang punya anak berkebutuhan khusus. Support penuuuh.
ReplyDeleteIya bener bun. Harus kita support ya
DeleteSetuju banget. Setiap anak, apapun keadaannya masih punya peluang berprestasi dengan cara masing-masing. Salut dengan orang tua yang memiliki anak istimewa dengan kesabaran saat mengasuhnya. Lingkungan pun harus mendukung ya, Mbak
ReplyDeleteBener mba lingkungan pun harus mendukung. Cuma sayangnya kalau di kampung2 begitu. Anak DS ini masih ada yang dipasung karena dianggap gila
DeleteBagus ilmu talkshownya. Anak2 down syndrome juga bisa berprestasi kalau dapat dukungan yg tepat yaa :)
ReplyDeleteYa ampun sy jadi berkaca kaca bacanya, mereka juga manusia ciptaan Allah yang sama2 dikasih misi Khalifah seperti kita. Tapi dengan jalan yang bisa jadi beda. Mereka juga bs berprestasi. Sepakat banget jangan bandingkan anak normal dengan mereka karena mereka istimewa :)
ReplyDeleteAku salut buat orangtua yang bisa membesarkan anak-anak spesial begini.
ReplyDeletemerinding aku baca story nya mbak.. akutuh udah gak bisa berkata kata lagi kalau liat anak berkebutuhan khusus, mereka itu sangat special.. ditambah ada yang berprestasi juga, dibalik itu semua pasti ada ibu dan keluarganya yang gak kalah hebatnya ya mbak..
ReplyDelete