Apa kabar Bunda? Semoga tetap selalu berusaha untuk semangat, ya. Nah, hari ini saya berbagi tulisan collab saya bersama Bunda Enny tentang "Bagaimana Cara Menjadi Ibu yang Bersyukur" dan ini adalah versi beryukur dalam pandangan saya. Jika Bunda ingin tahu versi bersyukur Bunda Enny boleh mampir ke tulisan beliau ya
Bunda Enny : LEBIH HIJAU BELUM TENTU LEBIH BAIK
Bunda, bersyukur kata yang sederhana, tetapi sesungguhnya dia tidak sesimpel itu. Ketika kita mendapatkan kebaikan dan kenikmatan, contohnya mendapatkan makanan dari tetangga. Dengan mudahnya bukan kita bahagia dan mensyukurinya? Tetapi, bagaimana cara kita agar tetap bisa mensyukuri di kala sempit dan di saat hati sulit menerimanya? Kita begitu berjuang keras bukan agar tetap bisa mensyukuri semuanya dengan hati yang berusaha di lapang-lapangkan?
Jelas sudah bahwa rasa syukur itu tidak sesederhana itu. Ada pergolakan hati di dalamnya dan ada juga senyum yang mewarnainya. Walau begitu Bunda
"Tetap berusahalah tersenyum sesulit dan sepedih apapun hati kita. Paling tidak, senyuman mampu menguatkan lemahnya jiwa kita untuk tetap berharap bahwa hari esok akan lebih baik dan itulah yang namanya sebuah HARAPAN"
Tersenyum adalah aktualisasi kecil kita dari sebuah yang namanya rasa syukur. Memandang segala sesuatu dari kaca mata yang berbeda dan itu lebih menenangkan di hati.
Karena hidup tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan. Adakalanya, terkadang kehidupan memaksa kita menerima sesuatu yang kita rasakan. Baik kita suka atau pun tidak. Mungkin memang benar, bahwa rasa syukur tidak sesimpel itu, tetapi paling tidak rasa syukur mampu membuat kita selalu punya alasan untuk bahagia.
Bukankah menjadi seorang ibu itu memanglah harus kuat? Karena kuat atau tidak pondasi sebuah generasi selanjutnya ada di tangan kita, para ibu. Untuk itu, ayo kita sama-sama belajar menjadi ibu yang bersyukur *nunjuk diri sendiri! Agar kita bisa membuat diri kita sendiri bahagia. Dari kebahagian itulah kita selalu punya kekuatan dalam membersamai suami dan anak-anak kita. Lalu, bagaimana caranya?
Cara Menjadi Ibu yang Bersyukur
1. Mulailah dari mensyukuri hal-hal kecil
Mulailah ketika kita membuka mata kita di pagi hari. Rasakanlah setiap tarikan nafas itu, masih menjadi milik kita. Letakkanlah tangan itu di atas dada kita dan rasakanlah setiap degup jantung yang masih berdetak itu. Jantung kita masih berdetak bukan? Dan lihatlah orang-orang yang kita cintai! Pasangan dan anak-anak kita. Kita masih diberikan kesempatan untuk membersamai mereka bukan?
Lalu, ada hal lainkah yang lebih membahagiakan dari kebersamaan itu? Tidak ada. Kebersamaan dengan orang-orang yang kita cintai itu, sesuatu yang sangat mahal harganya. Mungkin sekarang belum terasa, tetapi nanti ketika kehilangan itu datang pada kita dan tibanya giliran kita untuk pergi
2. Berhenti sejenak untuk memaknai semuanya
Terkadang sebagai ibu, terutama ibu rumah tangga membuat kita terjebak dengan rutunitas kita sehari-hari yang begitu-begitu saja dan tampak begitu biasa untuk kita. Hingga kita lupa untuk berhenti sejenak dari rutinitas kita untuk kembali memaknai semuanya.
Lupa, mensyukuri suami yang baik. Lupa mensyukuri anak yang sehat, lupa untuk mensyukuri segalanya.
Pernahkah kita terdiam sejenak ketika melakukan sesuatu? Yup, saya pernah. Saya pernah terdiam ketika sedang makan dan mengamati apa yang sedang saya makan. Lalu, mata saya sibuk mengelilingi setiap sudut ruangan di rumah saya, dan tersadar sejenak. Bahwa sesungguhnya kenikmatan dan kebutuhan saya serta anak yang semuanya telah terpenuhi, ada jerih keringat suami di dalamnya.
Itu semua, seharusnya mampu menguatkan kita yang sedang kelelahan agar tetap berusaha memberikan senyum termanis kita untuk menyambut lelaki yang kita cintai pulang setelah berlelah-lelah seharian di luar sana untuk kita.
Apa Bunda pernah merasakan seperti itu atau untuk cerita yang lain? Pernahkah untuk berhenti sejenak agar dapat kembali memaknai semuanya?
Pixabay |
3. Evaluasi Diri
Sebelum tidur malam. Tanyakanlah pada diri "Hal penting apa yang bisa kita syukuri hari ini". Misalkan, Hari ini, hari pertama kali si kecil sudah bisa memanggil kita dengan sebutan "Bunda". Bukankah anak kita sudah bisa bicara itu sesuatu yang amat kita syukuri. Karena di luar sana, betapa banyak seorang ibu yang menangis dan berharap anaknya bisa berbicara dan memanggil mereka dengan sebutan "Ibu".
Baca juga: KETIKA ENGKAU MERASA LELAH MENJADI SEORANG IBU
4. Jangan suka membanding-bandingkan diri
Berhentilah sibuk membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Karena berharga atau tidaknya diri kita tergantung sejauh apa kita berusaha meningkatkan kualitas diri kita. Jadi, semua itu ada di tangan kita dan berhenti pulalah sibuk bertanya "Kok, rumput tetangga lebih hijau sih dari rumputku?".
Bunda, rumput tetangga akan selalu terlihat hijau di mata kita. Karena kita melihatnya dari kacamata kita yang hanya tampak dari luar. Tetapi sesungguhnya, hanya manusia itu sendirilah yang paling tahu keadaan mereka masing-masing.
Jangan sampai kita begitu sibuk memperhatikan rumput orang lain, sehingga membuat kita lupa untuk menyirami rumput kita sendiri. Kalau begitu terus, kapan rumput kita akan hijau?
Pixabay |
5. Belajar untuk tidak selalu mendengarkan pandangan orang lain terhadap kita
Bunda, mau kita baik atau berbuat buruk. Akan selalu ada orang-orang yang mengomentari hidup kita. Untuk itu, berhentilah memikirkan apa pandangan orang lain terhadap kita. Kita harus pintar-pintar untuk menyeleksinya. Jika semua komen-komen itu perlu didengarkan, itu sungguh melelahkan. Kitalah yang paling tahu keadaan kita di dalamnya dan jadikan itu semua pelajaran untuk kita lebih baik dan jangan mudah pula untuk mengomentari hidup orang lain atau nyinyir *nunjuk diri sendiri lagi. Karena kita tidak pernah tahu bagaimana di dalamnya.
Baca juga: YAKIN NGGAK NYINYIR? YUK, KITA CEK DIRI KITA BUNDA!
6. Gunakan selalu kata "untung" dalam kehidupan kita
Gunakanlah selalu kata "untung" dalam kehidupan kita. Misalkan, kita kehilangan uang Rp 50.000,- . Katakanlah pada diri "Untung, ya hilangnya cuma Rp. 50.000,- bukannya Rp 100.000,-. Kayaknya aku kurang sedekah nih".
Atau
Ketika kita terjatuh dari motor. Katakan pada diri "Untung ya yang lukanya cuma kaki, kalau kepala gimana?"
Terkadang kata "Untung" ini, begitu ajaib dan memudahkan kita untuk bersyukur karena memandang setiap kejadian dari sudut pandang yang positif
7. Jauhi orang-orang yang memberikan pengaruh negatif pada kehidupan kita
Jauhi orang-orang yang bisa memberikan pengaruh negatif pada kita atau tosix person. Seperti orang-orang yang suka mengomentari orang lain, orang-orang yang suka berghibah, orang-orang yang suka asal bicara dll. Orang-orang seperti itu, tidak baik untuk kita dekati. Karena mereka cepat atau lambat pasti akan membicarakan kita di depan apalagi di belakang. Dan itu sungguh tidak baik.
Dan pastikan orang-orang yang berbuat begitu itu bukan kita. Jaga lidah kita, jaga jempol kita dan yang terpenting jaga hati kita
8. Berusahalah selalu dekat padaNya
Hidup ini penuh kejutan. Yang awalnya begitu bahagia, tiba-tiba beberapa detik kemudian berubah menjadi sebuah kesedihan. Untuk itu, kita harus selalu punya pegangan dan tempat bersandar yang kuat untuk menguatkan diri kita. Rasa syukur tanpa hadirnya Dia di dalam hati, itu sama saja dengan bohong.
Pixabay |
Untuk itu, dekati selalulah Dia sang Maha Segalanya. Karena
"Tanpa Dia dalam hidup kita, itu sama saja dengan "NOTHING"
Itu dia Bunda, 8 cara menjadi ibu yang bersyukur bagi saya. Walau jujur, saya malu untuk menuliskan ini. Karena saya sendiri pun masih terus belajar dan berproses di fase ini. Tetapi, paling tidak tulisan ini bisa untuk mengingatkan dan menguatkan saya untuk terus belajar menjadi pribady dan ibu yang selalu bersyukur. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan ini ya, Bun
Membandingkan diri dengan orang lain itu yang bikin nangis di pojokan..hiks!
ReplyDeletePadahal setiap orang punya lebih kurang. Kadang kita hanya lihat kurangnya kita dan melihat kelebihan orang lain saja...
Makasih sharingnya bunda, paling suka baca tulisan gini, semacam diingatkan kembali untuk tidak pernah lupa bersyukur.
ReplyDeleteBtw paling suka yang poin, gunakan kata untung
Agar kita selalu beruntung :)
Suka banget di poin 7, kadang kita terjebak dengan oang yangvnegatif ting ting jadi nguras tenaga dan pikiran kita deh.. Huahhaha..
ReplyDeleteiya aku juga suka bilang untung dan berakhir dengan intropeksi diri mengapa begini begitu kayak kejadian 2 minggu lalu kemalingan aki mobil lalu aku bilang untung hanya aki saja mungkin karena zakat belum saja dibayarkan so makin bersyukur bukan mobilnya yg diambil :)
ReplyDeleteNah, poin buat ngejauhi orang2 yg berpikiran negatif ini biasanya agak susah. Soalnya kalo tuh orang ketemu kita tiap hari, bakal agak2 gimana gitu kalo kita menjauh wkwkwk... Tp setidaknya kita berusaha meminimalkan interaksi dg dy aja uda bagus
ReplyDeleteMengenai konsep kata untung, jadi inget bab positif thinking di buku Rahasia Magnet Rezeki. Padahal lagi ketimpa hal yg tdk enak tapi bisa bilang "untung" justru dpt menarik keberuntungan sesungguhnya.
ReplyDeleteArtikelnya self reminder banget buat saya nih mbak, semua point yang telah disebutkan benar banget dan semakin sering kita bersyukur semakin bertambah nikmat yang dilimpahkan oleh Allah SWT. Aamiin YRA
ReplyDeleteTanpa Dia Yang Maha Segalanya hidup kita NOTHING..
ReplyDeletewah bener bangets ini!
Kadang keasyikan dnegan dunia kita lupa bersyukur pada-Nya...hiks! Terima kasih sudah mengingatkan ini
Terima kasih Bun sudah diingatkan. Sebagai ibu masih sering merasa nelangsa, kok hidupku gini banget ya. Selalu melihat kebawah juga bisa menjadi pengingat akan nikmat yang sudah didapatkan.
ReplyDeleteSetuju deh aku Bun dengan 8 tips ini. Ah, emang bener rumput tetangga emang lebih hijau tapi ya tergantung bagaimana kita melihat dan menyikapinya.
ReplyDeleteTerima kasih bun sharingnya, kebetulan banget poin nomor 7 sedang saya alami. Saya jadi semakin yakin menjalaninya.
ReplyDeleteasik deh kalo berkunjung ke blog nya mba yeni, selalu ada pesan tersendiri buat aku, sehat selalu ya sayangku, terus menginspirasi banyak orang.
ReplyDelete