Dulu, saya pernah bertanya dalam hidup saya "apa saya bahagia? Apa keluarga saya bahagia". Mungkin pertanyaan yang berkali-kali saya tanyakan pada diri saya sendiri.
Dalam hidup saya, tak pernah terpikirkan saya akan menjadi seorang penulis. Tepatnya seorang blogger. Sejak menjadi ibu rumah tanggalah, saya menemukan profesi ini.
Dulu, sebelum menikah saya sibuk sekali mengajar dari pagi sampai malam. Agar saya bisa membiayai kuliah saya sendiri dan membantu keluarga terutama agar bisa memberi mama uang. Menurut saya, itu semua melelahkan. Tetapi ternyata ketika saya kini menjadi seorang ibu rumah tangga dan menjadi seorang Ibu, ternyata itu lebih melelahkan lagi.
Tapi saya paham mengapa menjadi ibu itu lebih melelahkan. Oleh karena itu, Dia meletakkan syurga itu berada di kaki seorang ibu dan meninggikan tiga kali posisinya dari ayah. Karena menjadi ibu itu luar biasa proses belajar di dalamnya
Dulu pula, ketika baru berperan menjadi seorang ibu baru dan menjadi ibu rumah tangga, saya sering menangis karena kelelahan, saya bosan dengan pekerjaan rumah yang tak pernah usai dan begitu setiap hari. Dan terkadang membuat saya begitu uring-uringan. Tapi saya pun tak bisa menyalahkan siapa pun. Yang ada, saya marah pada diri saya sendiri mengapa saya suka mengeluh? Mengapa kualitas diri saya begitu buruk?
Keadaan dan perasaan itu semua, membuat saya merasa tidak bahagia. Lalu, bagaimana kita sebagai ibu akan membesarkan anak-anak kita dengan kebahagian jika diri kita sendiri merasa tak bahagia? Bukankah anak-anak yang bahagia dimulai dari ibu yang bahagia?
Tapi, memang begitulah menjadi seorang ibu baru. Serasa dunia langsung terbalik hampir 180 derajat. Saya kehilangan banyak hal, karier, mimpi, kebebasan, waktu dan bahkan kehilangan diri saya sendiri. Saya menangis dan menangis untuk semuanya. Saya yang memilih berada di posisi itu semua demi anak dan karena anak. Hingga saya lupa
"Pada saat kita mengeluhkan banyak hal tentang anak kita, pada saat itu pulalah kita menjadi lupa, bahwa anak adalah kado terindah dalam hidup kita"
Dan lagi-lagi membuat saya lupa. Bahwa
"Ketika kita mengeluhkan satu hal, kita jadi lupa mensyukuri banyak hal"
Ada banyak hal yang membuat saya menampar diri saya sendiri dan sungguh saya ucapkan teramat terima kasih kepada suami saya yang telah membantu saya melewati semua hal dan menguatkan saya. Seorang ibu memiliki peranan penting dan tonggak pondasi yang kuat dalam membangun sebuah generasi. Jika peran ibu ini lemah, bagaimana ia akan bisa membangun peradaban di dunia dengan generasi yang berkualitas.
Perlahan-lahan saya bangkit dan cepat belajar. Menjadi ibu rumah tangga, pekerjaan dan kesuksesannya memang tidak terukur. Tapi mungkin nanti, ketika kita telah berhasil mendidik dan mengurus anak-anak kita oleh tangan kita sendiri, akan ada kebahagian tersendiri di sana. Karena setiap orang memiliki perannya masing-masing. Ada di bagian domestik dan ada di bagian publik. Apapun itu, yang terpenting berusaha memberikan konstribusi dengan cara kita masing-masing
Tapi kini, dengan seiring waktu, saya mulai terbiasa dengan peran saya. Saya mulai membuat diri saya bahagia dan saya menemukan bahwa ternyata bahagia itu sesuatu yang receh sekali
Iya receh, ketika saya bisa makan dengan tenang tanpa rengekan anak saja, saya bahagia. Ketika saya bisa mandi dengan santai rasanya saya bahagia, rasanya kayak sedang spa di salon hahaha. Ketika malam-malam bisa makan mie rebus pakai cabe rawit dan telur ceplok, saja sudah bahagia dan satu yang pasti yang membuat saya bahagia sekali, ketika saya bisa melaksanakan panggilan alam ke kamar mandi dengan tenang saja, tanpa diiringi soundtrack tangisan anak di balik pintu kamar mandi saja, saya sudah merasa bahagiaaaa sekali. Hahaha
Memang begitulah bahagianya seorang ibu, receh banget bukan? Dan berperan menjadi seorang ibu membuat bahagia saya menjadi semakin sederhana.
Namun, di tengah perjalanan profesi saya sebagai seorang blogger. Kebahagian dan kebersamaan saya dengan keluarga, mulai memudar. Bukan... bukan profesi bloggernya yang salah, namun sayanya yang belum mampu berkomitmen pada diri saya sendiri.
Saya menulis, ngeblog dan berinteraksi menggunakan handphone saya. Profesi blogger adalah profesi yang memang pekerjaannya banyak di dunia maya terutama di media sosial. Tanpa saya sadari, saya jadi suka memegang handphone dalam keseharian saya, bahkan ketika sedang berkumpul dengan keluarga.
Tanpa saya sadari pula, Erysha jadi lebih banyak bermain sendiri sedangkan saya asyik dengan handphone saya. Walau pun saya bukan main handphone dan saya sedang bekerja, tetapi ternyata itu tidak baik antara hubungan saya dengan suami dan bonding saya bersama Erysha pun mulai berkurang.
Hingga suatu hari, Erysha di usianya yang masih sangat kecil sekali, mengungkapkan protes pertamanya pada saya dengan bahasa verbalnya. Ia berkata "Bunda, simpan HPnya, simpan HPnya!"
Ya Allah, saat itu saya tersadar bahwa saya telah salah. Saya merasa buruk menjadi ibu, saya merasa sedih telah sering membiarkannya main sendiri, terabaikan, dan tak dibersamai. Bagaimana saya akan mengajarkan anak tidak main handphone, jika saya sibuk memegang handphone di depan dia *plakkkk ini tamparan sekali lagi untuk saya.
Lalu, saya memeluk Erysha dan meminta maaf padanya. Sejak itu, saya membuat komitmen pada diri saya sendiri, bahwa saya tidak akan membiarkan gadget merampas waktu kebersamaan saya dengan keluarga saya. Terutama dengan anak saya, Erysha. Karena saya tahu, masa kecilnya hanya sekali dan tak akan pernah terulang kembali. Jadi, saya tidak ingin menyia-nyiakan kebersamaan saya dengan Erysha dan menjadikannya terbuang begitu saja
Sejak saat itu pula saya ingin berubah. Saya membuat jadwal kapan saja saya bisa memegang handphone. Saya ingin memperbaiki itu semua, saya ingin menjadi ibu yang lebih baik untuk anak saya dan menjadi istri yang lebih baik untuk suami saya. Saya ingin kembali membangun bonding dan membangun kebersamaan yang berkualitas dengan keluarga saya seperti bermain dengan Erysha dan jalan-jalan dengan keluarga kecil saya. Karena salah satu cara saya membangun keluarga bahagia adalah dengan sundate yang berkualitas
Erysha sedang jalan-jalan |
Membangun Keluarga Bahagia dengan Sundate
Berbicara soal jalan-jalan dan menikmati kebersamaan yang berkualitas, tepat sekali dengan kegiatan yang sama yang diadakan oleh PT Sun Life Financial Indonesia (“Sun Life”) yang mengadakan kegiatan Sundate untuk para nasabah setianya di Jakarta, 30 Agustus 2018 dalam memperingati hari pelanggan nasional
Sun Life ingin membantu para keluarga dalam meningkatkan kualitas kebersamaan dengan keluarga serta mempererat hubungan dengan perusahaan, selaku perencana keuangan terpecaya keluarga. Ada 5 kota tempat kegiatan diadakan yaitu Jakarta, Bali, Medan, Surabaya dan Yogyakarta
Saya mendukung sekali program sundate ini, apalagi di zaman ini yang era digital para anggota keluarga lebih disibukkan dengan urusan masing-masing dan disibukkan pula dengan gadget masing-masing. Akhirnya, kebahagiaan keluarga menjadi berkurang dan tidak terjalin dengan harmonis. Kalau begitu, ayo Ayah Bunda kita semangat #Sundate2018 untuk menuju ke arah #LebihBaik !
Apa itu Sun Life?
Mengutip pernyataan Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life menyampaikan, “Menurut data BPS, dimensi keharmonisan keluarga memiliki pengaruh tertinggi dalam membentuk kebahagiaan seseorang, dengan indikator sebesar 80,5. Ini semua menjadi tujuan Sun Life untuk mengajak para keluarga untuk meningkatkan kualitas kebersamaan keluarga dan membangun keluarga yang bahagia dengan sundate ini
Jadi Ayah Bunda, menurut saya bahagia itu letaknya ada di sini, di hati yang selalu bersyukur. Dan jangan lupa, jadilah orangtua yang bahagia dan bangunlah keluarga yang bahagia karena menjadi orangtua yang bahagia adalah kado terindah yang tak terucap untuk anak-anak kita
So, jangan lupa bahagia, ya
Duh tertohok bacanya, makasih remindernya Mbak..
ReplyDeleteMbaaak, meni terharu bacanyaaa. Itu erysha lagi jalan2 kemana?
ReplyDeleteSehat dan bahagia terus ya mbak yeni
Seru banget itu pasti lomba kelompennya.
ReplyDeleteBener banget mbak, bahagia itu ada si hati kita. Kita juga yang menentukan kebahagiaan kita.
Setuju banget bun. Saya sih masih sering main hp di rumah karena kerjaan juga. Tapi kalau sudah main sama anak atau jalan-jalan di akhir pekan, data seluler saya matikan dan pakai hp cuma kalau ada perlu nelpon atau foto-foto. Semoga kita bisa menjadi ibu yang terbaik bagi anak-anak kita di tengah ketidaksempurnaan kita sebagai manusia ^_^
ReplyDeleteMenjadi orangtua yang bahagia adalah kado terindah yang tak terucap untuk anak-anak kita
ReplyDeleteJleb banget bacanya. Terima kasih sudah diingatkan untuk selalu bahagia sekecil apapun itu.. Karena ibu bahagia tentu akan menjadikan anak yang bahagia.
Iya, anakq jg srg blg.. "Mama ini hp terus.." tapi kalo ak ksh pengertian aj bun bilang kalau "Coba lihat, mama gak main hp. Tapi nulis. Ini spy mama jd anak pintar n bs sekolah. Kalau msh kecil dilarang main hp. Kalau sdh besar bla bla.." iya bun ak gitu tipikal orangnya. Tp mmg ak ttp sih pny waktu fee gadget. Biasanya it dr maghrib smpe anak bobo. Kalo sianh susaah.. Aduh, itu berat. 😂
ReplyDeleteHuft, inilah dilemanya. Pekerjaan sbg bloger kadang gak bs lepas dr yg namanya gadget. Tp setidaknya bs dikurangi lah biar ada quality time sm anak2
ReplyDeleteSama bunda, saya juga gak pernah bermimpi mau jadi blogger, hehehe.
ReplyDeleteEmang kebanyakan ibu itu complicated ya, mudah capek tapi yang dikerjakan gak ada ujungnya hahaha.
Saya juga kadang bertanya, "apa ini hidup yang saya inginkan?"
Lalu melihat anak-anak, mata bening mereka semacam mengetok kepala saya yang bisa-bisanya masih mikirin kebahagiaan lain, padahal kebahagiaan hakiki dari 2 pasang mata bulat nan berbinar itu gak bisa ditukar dengan apapun.
btw derajatnya 180 bun, bukan 360, itu balik ke tempat awal dong hihihi
dan emang ya, namanya IRT mau cari duit ya selalu bertabrakan ama namanya mengorbankan waktu dengan anak.
Profesi apapun itu.
Mau jualan kue, jualan baju, semakin laris jualannya semakin banyak waktu kita tersita untuk itu.
Terlebih mencari uang secara online.
Bagi saya jadi blogger masih lebih memungkinkan karena sebelumnya saya bisnis MLM, yang itu ampuuunnnnnnn.... ngalah-ngalahin kerja di proyek, semacam 24 jam harus pegang HP hahaha.
Makanya saya pilih break sebentar dan memilih dalamin blogger.
Menjadi blogger, meskipun kita harus online, tapi bisa disiasati karena tidak butuh komunikasi setiap saat dengan klien atau partner.
Btw salut ya ama Sunlife, inovasinya keren banget dan manfaat banget :)
Eh ini komen panjang amat yaaa... bisa ngalahin artikelnya nih hahahaha
Siap hidup bahagia. Bahagia itu simple jika benar dimaknai dengn baik. Itu acara Sunlife nya seru banget ya mba ada pernainn edukatif nya
ReplyDeleteKebahagiaan memang nggak akan dapat terukur.. Apalagi kalau bahagia bersama keluarga yang kenikmatannya itu sulit diungkap.. Maka memang harus dilakukan selalu we time dengan keluarga
ReplyDeletewahhh seru banget.. bisa me time bareng sama orang-orang yang bisa bikin kita ketawa itu nyenengin banget
ReplyDeleteSeru acaranya....harus banget membatasi anak sm gadget ya ...klo udah kecanduan bisa susah mengatasinya
ReplyDeletememang harus bersyukur dan memilih bahagia ya, seru banget sundatenya, keren ya jd hepi semua
ReplyDelete❤❤
ReplyDeleteDulu saya berfikir kerja sambil kuliah adalah tingkat kelelahan palunf tinggi tapi sekarang, menjadi seorang ibu dan istri kah yg sangat di uji.. Tapi semua beban itu hilang saat melihat mereka bahagia dan sehat
ReplyDeleteJam kerja yang paling panjang adalah saat jadi ibu rumah tangga, mbak. Tapi inshaAllah "Gaji"nya juga luaar biasa nikmat saat melihat anak-anak dan keluarga sehat, bahagia, dan sukses. Itu bayaran terhebat melebihi medali emas piala Asian Games #eh.
ReplyDeleteBahagia, kita bisa ciptakan. Ketika hrs berhenti kerja merasa kehilangan segalanya. Bekerja online di rmh anak terabaikan. Anak kado terindah. Anak bahagia, ibu pun bahagia. Sangat dekat mencari kebahagiaan.
ReplyDeleteSunlife, gak asing banget dengernya, karena dulu kakak saya kerja disana hehe. Seru ya bisa jalan-jalan sambil belajar, suka sama ulasannya mba.
ReplyDeleteBaca tulisan ini saya seperti berkaca. Saya juga di posisi itu, dulu dan sekarang, sedang berjuang mewujudkan hidup yang bahagia versi emak-emak receh. Yang super hepi saat bisa nonton drakor atau makan sambel tanpa direcokin anak wkwkwk. Semangaat!
ReplyDeleteHuhu ... berasa ditampar. Nice sharing mba yeni.
ReplyDeleteTerkadang saking sibuknya ngurusin ini itu, saya lupa sama diri sendiri, betul mbak, orang tua harus bahagia agar bisa mendidik anak anak dengan ikhlas dan baik
ReplyDeleteBahahia itu sederhana dan receh. Duh, kidu diinget nih.
ReplyDeleteQuality time bersama keluarga memang menjadi obat mujarab ya mbak, apalagi bisa nyenengin anak. Saya pun pernah di protes anakku gara-gara pegang hp didepan dia saat dia sedang bermain karena menurutnya kalau dia main saya juga harus bermain, sementara saat itu saya sedang tektokan kerjaan. Program Sundate ini bagus banget ya, apalagi kegiatan ini bisa dilakukan kita juga ya.
ReplyDeleteFamily time gini emang enak deh. Keluarga senang, ibu juga bahagia karena bisa relaks sejenak dari kesibukan RT.
ReplyDeleteSaya paling suka wiken tu sama keluarga aja, khsususnya Minggu yaa.
ReplyDeleteSelain bagus buat kebersamaan keluarga jg bisa kasi memori masa kecil yg baik buat anak2 sih... :D
Seruuu banget acaranya. Aku jadi tertarik buat ikutan asuransi karena selama ini yang paling bikin aku malas itu klaim nya. Quality time banget ya kak.
ReplyDeleteAku kalau lagi weeekend bareng anak udah gak sempet buka hp, bener2 indah rasanya momen keluarga tuh. Btw, liat lomba nya seru banget ya happy semua
ReplyDeleteErsya pasti seneng banget ya mbak, acaranya keren. Kapan2 ajakin dong mbak. Kebersamaan dgn keluarga itu paling berharga pastinya ya mbak
ReplyDeleteWaktu berkualitas bersama anak anak adalah moment yang akan berbekas hingga mereka dewasa ya
ReplyDeleteGawai atau teknologi memang ibarat dua mata pisau. Bisa membuat kita bisa semakin berkembang, tetapi di lain sisi membuat kita terlalu terpaku dengan dunia maya. Kalau menurut cikgu saya, sih, lebih baik kita bisa mengatur waktu dengan baik. Karena tidak mungkin lepas sama sekali dengan teknologi, karena kita tidak ingin tergerus oleh zaman, bukan? :))
ReplyDeleteMakasih sudah mengingatkan pentingnya quality time bareng keluarga.
ReplyDeleteHaha.. Ternyata gak cuma anak saya yg bilang "bunda iki hapeaaan thok" hahaha...
ReplyDelete❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
ReplyDeleteDan aku terharu baca tulisan ini. Sekarang aku bahagia saat bisa makan sampe habis tanpa jeda lengkingan "Maaaa Lui pipis" :D
ReplyDeleteBahagia selalu mbk yeni, si mama kece dan kreatif.
ReplyDeleteBtw di surabaya jg kebagian disambangi sundate sunlife, mudah2an aku bisa ikutlah kayaknya seru acaranya ya Mbk.
Pekerjaan paling melelahkan ternyata menjadi seorang ibu ya mba. Gak heran kenapa Syurga ada di telapak kakinya.. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan ,kesejahteraan dan kebahagiaan oleh Allah Ta'ala, aaamiiin
ReplyDeleteIyes, bahagia itu memang sederhana, tapi tidak simple. Suka banget sama tulisannya. Semangat ya Bunda.
ReplyDeletereminder buat para orangtua yang bekerja melalui gadget. memang sih kerja dengan gadget itu waktu lebih fleksibel, tapi tetap harus memilih waktu yang tepat untuk bekerja mbak, jangan sampai waktu dengan keluarga menjadi terampas
ReplyDeleteKalau mau nulis dirumah, saya akan sampaikan dulu ke anak-anak "bunda kerja dulu yah Nak" nanti habis kerja kita main lagi. BIasanya Neyna bilang biar dapat uang ya bun?nanti aku dibeliin sarung tangan wkwkk..
ReplyDeleteTapi pernah aku sampe abai juga yah campur2 menjadi ibu itu, makanya mengurus anak itu butuh ekstra segalanya :)
Berbahagia selalu dengan keluarga, anugerah Tak terkira
ReplyDeleteSalam, bundsay. Terimakasih atas sharing nya. Senang rasanya karena ternyata bukan hanya saya seorang yang mengalami dilema sebagai seorang ibu rumah tangga. Terimakasih.
ReplyDeleteSemoga nanti kalo aku nikah dah jadi ibu bisa bahagia dan nggk banyak ngeluh. 7 tahun jadi pengasuh keponakanku sendiri menjadi bahan latihanku jika suatu saat nanti jadi ibu. Keponakan suka ngambek kalo aku pegang hape terus. Padahal aku pegang hape demi jualan produk kosmetik. Ya, mulai sekarang memang kudu disiplin waktu kalo mau pegang hape biar keponakan nggak protes lagi.
ReplyDeleteseru juga ya acaranya, jadi bisa ngumpul bareng keluarga satu event gitu hehehe...
ReplyDeletehaturnuhun sharingnya, bunda Erysha 😘 iyaa bener, bahagia itu kadang receh tapi rasanya ga bisa dinilai pakai uang semilyar pun 😁 semangat terus, mamak blogger! keep writing & inspiring ❤️
ReplyDelete