Canva |
"Kita hidup bagaikan di dalam sebuah kotak. Kemanapun dan sejauh apapun kita melangkah dan setinggi apapun kita menyombongkan diri, akan selalu ada tembok persegi yang membatasinya yaitu KEMATIAN". (Bunda Erysha)
Pernahkah terpikir oleh kita, bagaimana jika ini menjadi Ramadhan terakhir kita? Terlintas tanya pada hati kita, bagaimana jika peran kita sebagai istri sekaligus ibu, langsung berhenti seketika saat ini juga? Perasaan bilamana kita tidak akan pernah bisa melihat kekasih hati kita kembali. Perasaan yang tak akan pernah bisa memeluk dan membesarkan anak-anak kita. Apa kalian pernah merasakannya? Yah, aku pernah bahkan sering.
Baca juga: 6 KEGIATAN POSITIF DI BULAN RAMADHAN YANG DAPAT MEMBENTUK KARAKTER ANAK SEJAK DINI
Kehilangan dua orang yang berarti dalam hidupku, papa dan adikku, masih begitu membekas dalam hidupku. Pada saat itu, aku tersadar bahwa kematian itu benar-benar nyata dan begitu dekat dengan kita
Aku melihat dengan jelas dan menemani adikku ketika ia menghembuskan nafas terakhirnya. Saat itu aku benar-benar hanya berdua dengannya. Aku melihat dengan jelas ia kesakitan ketika ruh itu dicabut darinya dengan perlahan
Dimulai dari kakinya yang gemetaran perlahan hingga ke atas. Ku lihat matanya yang ke atas dan berair mata. Mulutnya yang berbusa. Aku ketakutan dan sungguh ketakutan pada saat itu. Tetapi, aku tidak ingin meninggalkannya seorang diri ketika nafasnya terhembus untuk terakhir kalinya. Apa yang bisa ku lakukan sebagai kakak yang baik untuknya. Hanya bisa menemaninya dan mengingatkannya kepada Tuhannya dengan Asma Allah yang selalu ku perdengarkan padanya. Hanya itu yang terbaik yang bisa ku lakukan untuknya.
Walau hati selalu ingin meminta maaf padanya. Yup, aku selalu merasa aku ini bukan kakak yang baik untuknya. Aku selalu merasa aku ini kakak yang gagal untuknya. Dan aku selalu menyalahkan dan menyesali diri kenapa tidak bisa jadi kakak yang baik untuknya. Itu yang selalu ku lakukan pada diriku sendiri sejak kepergiannya. Selama itu pula, bertahun-tahun aku selalu bermimpi buruk dan belum bisa berdamai dengan diriku sendiri bahwa aku seorang kakak yang gagal.
Waktu terus bergulir dan itu mengobati luka di hatiku. Sejak kepergian mereka, membuatku berjanji pada diriku sendiri bahwa suatu hari nanti, aku akan membangun keluarga kecilku dengan penuh kasih sayang dan ilmu. Aku ingin memperbaiki kekurangan keluargaku dulu, dengan menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk keluarga kecilku
Tetapi, malam ini aku terduduk sendirian di sudut kamar yang gelap. Aku pun bertanya-tanya "ada apa dengan diriku? Ada apa dengan hatiku? Kok, nggak ngerasain apa-apa ya? Padahal bulan Ramadhan akan menyapa sebentar lagi. Kemana rinduku yang dulu akan hadirnya bulan Ramadhan ini? Ada apa denganku?" Aku sibuk bertanya-tanya pada diriku sendiri dan ketika aku belum menemukan jawabannya, ketika itu pula aku tersadar, ada yang salah pada diriku
Baca juga: BUNDA, YUK BANTU ANAK MENYAMBUT BULAN RAMADHAN DENGAN 6 PERSIAPAN INI
Ketika hati ini tak lagi merasakan rindu pada bulan suci, saat itu kita harus berhenti sejenak untuk memeriksa diri dan menelisik semuanya. Yup, mungkin diri ini terlalu disibukkan oleh urusan dunia, hingga tanpa tersadar ada banyak hal yang kita lalaikan secara hati kepadaNya. Astagfirullah "maafkan hambamu ini ya Allah"
Lalu aku pun bertanya "apa yang sudah ku persiapkan untuk menyambut bulan Ramadhan nanti? Dari perenungan ini, aku kembali menata hatiku, menata keimananku. Karena ku tahu, siapalah diri ini, dan aku bukanlah apa-apa tanpa cintaNya padaku "Terima kasih ya Allah"
Dan mata ini kembali berkaca-kaca mengingat semua nikmatNya, tentang cintaNya, tentang kebaikanNya dan tentang semua ketulusanNya. Terima kasih ya Allah, Engkau selalu dengan sabar menungguku untuk kembali kepadamu. Walau aku selalu takut waktuku telah habis dalam keadaan Engkau tidak meridhaiku.
Aku tahu waktuku tak banyak. Selalu ada batas untuk semuanya. Kita boleh bercita-cita setinggi apapun dan berjalan sejauh-jauhnya. Tetapi, satu hal yang pasti. Kita pasti akan kembali lagi kepadanya. Karena kita hidup bagaikan di dalam sebuah kotak.
Memiliki kenangan akan kehilangan orang-orang yang berarti dalam hidupku. Membuatku terkadang diam-diam suka menatap suami dan anakku yang sedang tertidur dengan lelapnya. Hati ini selalu bergetar menatap mereka, hingga terucap doa di dalam hati "Ya Allah ijinkan aku menemani dan membersamai mereka dengan usia yang berkah penuh ridhaMu".
Jika Ini Menjadi Ramadhan Terkahirku
Aku tidak pernah tahu kapan diri ini berakhir. Tetapi, jika ini menjadi Ramadhan terakhirku. Ingin sekali ku meminta maaf pada suamiku, karena dialah seseorang terdekatku sejak aku menikah "Maafin Bunda, Ayah. Semoga Ayah Ridha pada Bunda. Love U". Lalu, ku ingin meminta maaf pada anakku, Erysha karena masih banyak kekurangan yang ku miliki sebagai seorang ibu "Jadi anak yang sholeha ya, De dan jagain Ayah untuk Bunda. Bunda sayang Dede"
Aku pun ingin meminta maaf pada Mama, "Mama, maafin Yeni ya untuk semua kesalahan Yeni yang tanpa Yeni sadari bisa menyakiti Mama" Aku pun ingin meminta maaf pada keluarga besarku, sahabatku dan orang-orang yang mengenaliku atas ucap dan perbuatan yang tak sengaja menyakiti. Dan tak lupa meminta maaf pada pembacaku, jika ada tulisanku yang menyinggung dan kurang berkenan. Mohon dimaafkan ya.
Tetapi, satu yang pasti, aku mencintai dan menyayangi kalian semua. Dan terima kasih banyak untuk semuanya yang telah menemani dan membersamaiku selama ini
Selain itu, jika ini menjadi Ramadhan terakhirku. Aku ingin memperbaiki hatiku. Karena bagaimana pun juga. Hatilah rajanya di sebuah tubuh. Jika hatinya sakit, maka sakit pula akhlak dan ibadah kita. Begitu pun sebaliknya. Aku ingin memperbaiki hubungan cintaku padaNya.
"Bukankah Dia telah memberikan dan memenuhi semua kebutuhan kita. Lalu, mengapa kita sibuk mencari alasan untuk berpaling dariNya?"
Bukan Dia yang membutuhkan kita. Tetapi, kitalah yang membutuhkanNya. Dan Dia akan selalu menjadi tempat kita untuk kita pulang. Lalu pertanyaannya "Dalam keadaan apa kita pulang dan kembali padaNya? Dan bekal apa yang akan kita bawa untuk pulang?
Semua itu hanya kita yang bisa menjawabnya sendiri. Segeralah berbenah. Karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan pulang dan kumpulkanlah semua bekal-bekal kita. Jangan sampai kita pulang dalam keadaan yang rugi dan menyesal.
Itulah persiapanku jika ini menjadi Ramadhan terakhirku. Apa persiapan kalian semua jika ini menjadi Ramadhan terakhirnya kalian? Pernahkah kalian memikirkan dan merenunginya? Boleh diungkapin sedikit aja di sini ya. Semoga tulisan ini bisa mengajak kita untuk bertanya-tanya pada diri kita sendiri dan merenungi tentang kehidupan kita denganNya.
Selamat Menyambut Bulan Suci Ramdhan semuanyaaa. Mohon Maaf Lahir dan Bathin ya 🙏🙏🙏
Tulisan ini diikutkan dalam postingan tematik Blogger Muslimah Indonesia
#PostinganTematik
#PosTemSpesialRamadhan
#BloggerMuslimahIndonesia
meskipun Ramadhan hanya beberapa hari lagi, saya khawatir apakah umur saya bisa menikmati Ramadhan kali ini? Bisa saja, ramadhan belum tiba, namun ajal telah mendahului, atau ramadhan belum usai, ajal menghampiri
ReplyDeleteIya bener Mas T_T
Deleteperbanyak #DoGood kepada ciptaan-Nya, ikhlas saat membantu dan dzikir dzikir dzikir di luar sholat wajib dan sunnah, syukur2 bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah
ReplyDeleteAaaminnn Bun 🙏
DeleteHiks sedih bacanya, saya juga pernah kehilangan seorang adik.
ReplyDeleteDan terus terang masih takut jika harus meninggalkan anak-anak saya secepatnya, tapi apapun itu, Allah sebaik-baiknya takdirnya untuk hambaNya :)
Sama Bun. Semoga kita msh diberikan kesempatan untuk membersamai anak kita di usia yang penuh berkah
DeleteAamiiin. Sama-sama ya Mba. Selamat menjalankan ibadah puasa bulan Ramadan. Mohon maaf lahir dan batin.
ReplyDeleteIya bunnn sama2 ya
Deleteyang pastinya sama, pengen minta maaf terutama sama keluarga, dan pengen memperbaiki diri :') semoga ramadhan ini selalu berkah aamiin
ReplyDeleteAminnn ya mba 🙏
DeleteTerharu membaca postingan ini terutama di paragraf awal, saat mbak Yeni menyaksikan sang adik menghadapi sakaratul maut. Ya Allah, semoga kita husnul khotimah ya mbak saat mengalami hal yang sama. Aamiin
ReplyDeleteAaminnba. Mksh ya
Deletesemoga kita diberi kemudahan untuk selalu bersiap menyambut Ramadan :)
ReplyDeleteAaminnn Bun
DeleteAku sering berpikir gitu bunda. Takut mati dan meninggalkan anak ku..
ReplyDeleteCeritanya sangat menyentuh, sekaligus mengingatkan lagi kepada saya ttg berharganya waktu. Semoga saja kita semua bisa melewatibramadhan ini dengan kemenangan ya 😊
Semoga adiknya ditempatkan disisi Allah SWT.amiin
Aaaminnn Bun. Mksh bnyak ya 😘
DeleteSemoga sukses memperbaiki hatinya ya Mbak... Agar jika sampai waktunya sudah tidak ada ganjalan.
ReplyDeleteSelamat menyambut Ramadan. Semoga berhasil mencapai semua harapan. Amin...
Semoga Ramadhan ini kita senantiasa diberi keistiqomahan beribadah sebaiknya. agar jika memang ini jadi yang terakhir, setidaknya kita telah mempersiapkan yang terbaik
ReplyDeletesemoga harapannya terkabul ya. aamiin .. :)
ReplyDeleteAmiin Mbak, mohon maaf lahir batin juga ya Mbak, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. :(
ReplyDeletesedih dan merinding bacanya pas mbak Yeni menceritakan tentang adiknya. Tapi, apapun yang terjadi di masa lalu kita pasti akan memberikan kekuatan tersendiri untuk kita menghadapi masa depan mbak Yen...dan semoga ini bukan Ramadhan terakhir kita. Semoga masih banyak Ramadhan yang masih bisa kita lewati bersama keluarga dan orang orang tersayang. Aamiin..
ReplyDeleteMohon maaf lahir batin ya mbak :)
Aamin. meni baper eui kalau udah ngomongin ramadhan ya. selamat menyambut eh, mengisi ramadhan ya
ReplyDeletekenangan orang tersayang memang selalu membekas, semoga Ramadhan ini bisa kita lewati dengan sukses ya mbak
ReplyDeleteSemoga dengan spirit Ramadhan bisa lebih bersemangat untuk mjd pribadi yg lebih baik. Amin yaAllah
ReplyDeleteSaya bisa merasakannya, Bund. Dulu saya juga mendampingi almarhum ayah saat sakaratul maut :( Tak bisa saya lupakan sedih perihnya. Maut itu nyata tapi saya sering lupa bersiap2, hiks. Maka Ramadan adalah sarana paling dekat tuk perbaiki diri. Saya ingin optimal meraih pahala, ampunan dan rahmat-Nya.
ReplyDeleteMaaf lahir batin juga. Met berpuasa :)
Tapi semoga saja ini bukan menjadi ramadhan terakhir kita ya mbak, smg saja Allaah masih memberi kita kesempatan bertemu dengan ramadhan-ramadhan selanjutnya . Tp klu pun ini menjadi ramadhan terakhir smg pengandaian tsb dapat menjadi cambuk bagi kita agar bisa lebih mempersiapkan diri dan meningkatkan amal ibadah kita sebanyak2nya... apalagi di bulan penuh berkah ini semua amal dilipatgandakan. In syaa Allaah...
ReplyDelete