Hai Bunda.
Hari ini saya ingin membagikan materi kulwap parenting yang saya isi tentang "Cara Mengendalikan Emosi Ibu Pada Anak & Cara Mengendalikan Emosi Anak". Mirip-mirip ya, Bunda. Sama-sama tentang mengelola emosi. Saya sengaja memutuskan untuk membuat materi ini, karena materi ini dibutuhkan oleh banyak orangtua termasuk saya.
Pentingnya Seorang Ibu Mengendalikan Emosinya Pada Anak
Pertama saya membahas materi tentang pentingnya seorang ibu untuk mengendalikan emosinya karena bagaimana kita akan mengajarkan anak untuk mengendalikan emosinya, jika kita orangtuanya belum bisa mengendalikan emosi kita?
Menjadi ibu memanglah tidak mudah. Membuat kita selalu baper dan tiada hari tanpa drama dengan anak. Apalagi, kalau kita dalam kelelahan, ya. Membuat kita dengan mudahnya marah-marah pada anak. Namun, karena itulah Allah langsung meletakkan syurganya dibawah kaki kita dan meninggikan 3 kali posisi kita atas peran ayah. Jika kita, bisa melaluinya dengan sabar
Baca juga: 9 Alasan Ini yang Akan Menyemangati Bunda Ketika Kelelahan Mengurus Si Kecil
Sebagai ibu, membuat kita perlu berlatih berkali-kali bagaimana mengendalikan emosi kita terutama pada anak. Jadi, hari ini saya akan membagikan cara mengendalikan emosi kita sebagai ibu pada anak. Agar kita tidak sampai menyakiti anak karena bentakan dan pukulan kita ya, Bun
4 Cara Mengendalikan Emosi Ibu Pada Anak
1. Menjauh dahulu sebentar dari anak.
Ketika kita dalam keadaan marah atau kurang baik. Anak bisa dititipkan ke ayahnya atau ke orang terdekat yang ada di dalam rumah. "Kalau nggak ada siapa-siapa, gimana?" Tetap menjauh dulu dari anak, misalnya tinggalkan dulu saja anak sebentar di ruang tamu dan kita pergi dulu ke ruang lain untuk menenangkan diri sebentar. Tapi, jangan lama-lama juga ya, Bun 😂
2. Tarik nafas panjang berkali-kali boleh sambil istigfar juga.
Tenangkan diri. Karena, bagaimana kita bisa menenangkan anak, kalau kita juga belum bisa menenangkan diri kita. Yang ada, malah kitanya jadi nggak sengaja melampiaskannya kepada anak atau ikutan tantrum bersama anak
3. Setelah agak tenang lalu sampaikan pesan pada diri sendiri.
"Oh, anakku rewel karena dia masih kecil, masih belum bisa mengungkapkan keinginannya dengan cara yang baik atau mungkin ada kebutuhannya yang belum terpenuhi dll". Berusaha mengemas pikiran yang negatif atas perilaku anak menjadi positif, akan membawa pikiran yang positif pula pada diri kita
4. Setelah tenang, baru keluar dan hadapi anak dengan hati yang lapang.
Jangan banyak ekspektasi pada anak. Biar kita ga capek hati lagi. Setelah anak tenang, baru kita ajak anak mengobrol dari hati ke hati. Mengapa begini dan mengapa begitu dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti anak. Bantu pula anak untuk mengeluarkan emosi negatifnya. Dengarkan curhatannya dan tarik emosi negatifnya keluar tanpa menghakimi anak. Setelah itu sampaikan pesan positif kita pada anak dan terakhir jangan lupa peluk dan katakan cinta kita pada anak. Agar anak tetap selalu merasa dicintai oleh kita
Itu secara tekniknya ya, Bunda. Tetap, kita pun perlu ilmu tambahan untuk memberikan pemahaman yang baik pada diri kita dan butuh dikuatkan. Untuk pemahamannya cara mengelola emosi ibu pada anak. Bisa baca di sini, ya. Nanti, bisa kembali lagi ke sini. Sebelum kita lanjut ke materi selanjutanya 😉
Bunda, setelah kita belajar tentang cara mengendalikan emosi kita. Selanjutnya, kita pun perlu belajar bagaimana cara mengendalikan emosi anak. Agar kita, nggak sering main drama juga dengan anak, ya😂.
Cara Mengendalikan Emosi Anak
Menurut Paul Ekman, ada 6 emosi dasar manusia. Tapi, hari ini saya akan menjelaskan 4 dasar emosi pada umumnya kita ketahui. Yaitu:
1. Pahami jam biologis anak
Jika anak rewel atau uring-uringan. Kita harus tahu dulu jam biologis anak. Misalnya kita harus tahu nih jam berapa anak mengantuk, jam berapa anak merasa lapar, jam berapa anak bersemangat dll. Siapa tahu itu bisa jadi penyebab anak rewel, atau karena anak sedang sakitkah dll. Ketika kita mengetahui jam biologis anak, membuat kita lebih mudah mengendalikan emosinya.
Kayak kita aja, terkadang kita lebih mudah marah atau sensitif ya Ayah Bunda, jika kurang tidur, atau lapar dll. Begitu juga dengan anak. Jadi, sebelum anak rewel penuhi kebutuhannya dahulu
2. Pahami bentuk respon atau ekspresi anak ketika emosi
Orangtua perlu tahu dan bisa membedakan, mana ekspresi marah, sedih, kecewa, takut, senang, dll.
Bedakan antara emosi dan ekspresi emosi. Emosi itu seperti senang, sedih, marah, takut dll. Sedangkan ekpresi emosi itu adalah respon anak ketika emosi. Misalnya ketika senang responnya tersenyum atau tertawa, marah responnya tantrum atau cemberut dll, emosi sedih respon anak menangis, merajuk dll.
Setiap anak memiliki ekpresi atau respon emosi yang berbeda. Sehingga diharapkan kita sebagai orangtua peka dan memahami emosi anak sejak dini
3. Observasi dan temukan stimulus apa yang memicu emosi tertentu anak
Misalnya, jika anak sedang tantrum. Kita harus mengamati dan observasi untuk mengetahui penyebab apa yang memicu anak bertingkah begitu. Agar kita bisa menghindari di lain waktu anak mengulang emosi yang sama dari pemicu yang sama
4. Sejak anak masih bayi. Orangtua perlu berespon adaptif atau sesuai terhadap ekspresi emosi anak
Artinya yang sesuai dengan stimulusnya.
- Kalau anak sedang marah lalu kita tertawakan, maka respon kita TIDAK ADAPTIF.
- Kalau anak sedang nangis lalu langsung kita suruh diam, maka respon kita TIDAK ADAPTIF.
- Kalau anak takut, kita ejek ketakutannya, maka respon kita TIDAK ADAPTIF.
- Kalau anak senang, kita abaikan, maka respon kita TIDAK ADAPTIF.
Jadi, berilah respon kita sesuai dengan kebutuhan anak. Misalnya jika anak benar-benar sedih sekali. Berikan anak pelukan karena anak membutuhkan itu bukannya mengejeknya cengeng. Atau anak terjatuh. Bukannya kita obati malah menertawakannya.
Oleh karena itu berhati-hati dan pekalah kita terhadap ekspresi emosi anak kita. Kepekaan orangtua menangkap pesan emosi anak dengan "membaca" ekspresi anak, adalah kunci awal pengajaran pengelolaan emosi anak
Nah, itu dia cara mengendalikan emosi ibu pada anak dan cara mengendalikan emosi anak. Bagaimana, Bunda? Hal apa yang biasanya Bunda dan anak suka drama dalam setiap harinya ? Cerita dong 😃
Jangan lupa bahagia Bunda 😉
Referensi
Tulisan tentang emosi, Bu Yeti Widiati, Psikolog
Bener banget bunda. Saya kalau lagi emosi, mmg sebisa mungkin menjauh sesaat dari anak, istighfar, kemudian berwudhu, setelah itu baru kembali menghadapi anak. Alhamdulillah biasanya setelah saya berwudhu hati jadi lebih tenang, dan anak pun bisa ditenangkan.
ReplyDeleteBener bun. Bahaya klo sampe kelepasan ya
DeleteMbak, gimana kalau kondisinya kita sedang tidak bisa memberi ruang diri sendiri untuk menenangkan diri. Bahkan jeda untuk tarik nafas deh istilahnya. Pas di rumah, cuma berdua dengan anak, dengan kondisi harus melakukan beberapa hal berbarengan.
ReplyDeleteJika kita memang benar2 tidak bisa pergi k ruangan sebelah sebentar. Tetap tahan kata2 kita ingin membentak anak dan berusaha sekuat hati utk tahan tangan kita jng smpai memukuk anak. Tarik nafas yg pangjang smp 3 x sambil istigfar. Kenapa kita harus menahan diri kita segera? Karena biasanya sekali kita kelepasan emosinya ke anak. maka suka akan keterusan dengan frekuensi yg lbh sering lgi k anak. Khawatirnya nti bisa semakin meningkat level pelampiasan emosinya dan terbiasa. Jadi lebih baik sejak awal kita menjaga emosi kita. Semoga membantu bunda. 🙏
Delete