Hai Bunda! Apa ayahnya anak-anak suka tugas keluar luar kota? Atau situasi dan kondisinya mengharuskan si Ayah sementara berjauhan terlebih dahulu dengan anak? Baik itu karena ada pekerjaan, atau karena keperluan lain yang tak bisa ditinggalkan. Pastinya itu bikin kita sedih dan rindu ya, Bun terutama anak-anak.
Hanya saja, kita tidak bisa berlama-lama larut dalam kesedihan atau kekesalan. Karena bagaimana kita akan memberikan penjelasan dan pengertian pada anak kita. Jika kita sendiri pun, belum bisa mengerti dan memahami keadaannya.
Nggak apa-apalah ya, Bun jika Ayah terpaksa berjauhan dengan kita dan anak-anaknya dalam waktu yang dekat. Itu hanyalah sebentar karena waktu akan cepat sekali berlalu. Tetapi, kalau berjauhannya lama, berarti ada banyak hal yang perlu kita pertimbangkan, termasuk aspek tumbuh kembang anak kita
Lalu, bagaimana caranya agar anak tidak kehilangan peran Ayahnya walau sedang berjauhan sebentar? Karena mendidik itu tidak hanya tugas ibu, tetapi ayah memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dan pengasuhan anak.
Diibaratkan dalam sebuah sekolah, bahwa peran ibu itu seperti guru dan ayah adalah kepala sekolahnya. Semuanya perlu bersama-sama dan kooperatif dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Nggak bisa sendiri-sendiri. Misalnya Ayah tugasnya sibuk cari nafkah saja di luar sana, sedangkan ibu sendiri yang mendidik anak di rumah. Tidak, bukan begitu. Maaf, membuat anaknya saja berdua kan? masa mendidik dan mengasuh anak hanya ibu saja yang bekerja. Ya, nggak gitu. Jadi, penting sekali untuk para Ayah hadir dalam kehidupan anaknya, bukan hanya hadir secafa fisik saja tetapi secara psikologis anak. Apa saja dampak jika seorang anak kehilangan peran ayahnya?
Dampak jika anak kehilangan peran ayah
Sebenarnya ada banyak hal dampak negatif jika anak kehilangan perah ayahnya. Apa saja itu?
1. Anak membenci ayahnya
Wajar dong ya, jika anak membenci ayahnya. Karena seseorang yang seharusnya melindungi dan menjaganya. Tetapi, tidak hadir di kehidupannnya dan tidak ada di saat anak membutuhkannya
2. Anak kehilangan sosok ayah
Anak laki-laki akan kesulitan bagaimana menjadi seorang laki-laki yang baik karena ia kehilangan role mode dari ayahnya yang seharusnya menjadi tempatnya belajar. Jadi, jangan aneh mengapa saat ini banyak para suami yang tidak tahu memperlakukan istrinya dengan baik, sulit mengambil keputusan, manja, malas mencari nafkah, dan bahkan menjadi gemulai. Itu semua karena anak kehilangan peran ayah di masa kecilnya.
Bagi anak perempuan, ia akan menjadi anak yang kurang membutuhkan dan menghargai laki-laki. Karena ia belajar dari ibunya yang serba bisa sendiri, cenderung membuat anak takut menikah karena dalam konsep berpikirnya, bahwa kebanyakan laki-laki akan seperti ayahnya yang tidak hadir dalam kehidupannya. Dan bahkan bisa juga sebaliknya, membuat anak dengan mudahnya jatuh cinta pada sembarang lelaki, karena gagalnya para ayah menjadi cinta pertama anak perempuannya
3. Banyak anak kehilangan peran gendernya.
Pernah lihat mengapa anak laki-laki banyak yang gemulai dan anak perempuan yang kelaki-lakian? Itu semua karena kurang dominannya kehadiran ayah dalam sehari-hari dan sebaliknya
4. Lahirnya LGBT
Kebanyakan faktor terlahirnya LGBT di mana-mana adalah karena kesalahan pola asuh sewaktu kecil, terutama kurangnya orangtua hadir dalam memerankan gender pada anak-anaknya
5. Mudah dibully atau jadi pelaku bully
Dalam membangun konsep positif pada diri anak diperlukan kerjasama yang sama antara Ayah dan Bunda. Jadi, kalau salah satunya tidak sesuai pola asuhnya atau kurangnya kebutuhan psikologis anak karena hilangnya peran ayah, makan tanpa disadari akan cenderung menciptakan konsep diri yang negatif pada anak karena kurangnya penguatan dari orangtua yang seharusnya berasal dari rumah
6. Terbentuk karakter yang negatif
Ayah yang tidak hadir dalam kehidupan anaknya, cenderung membuat anak memiliki perilaku negatif seperi keras, mengganggu orang lain, dll hanya untuk mencari perhatian ayahnya. Mengapa anak sampai mencari perhatian? Itu semua karena ia kekurangan kasih sayang dan perhatian dari sosok yang ia panggil "Ayah"
Wah, pastinya masih banyak sekali ya, Bun dampak negatif jika seorang anak kehilangan peran ayahnya. Di atas itu hanya beberapa saja.
Namun, terkadang ada kalanya seorang Ayah terpaksa berjauhan dengan anaknya walau hanya sebentar seperti urusan pekerjaan, menjenguk orangtua dan lain-lain. Nah, bagaimana ya agar anak tidak merasa berjauhan dengan ayahnya dan tidak kehilangan peran ayah dalam hari-harinya?
Ayah dan Anak Berjauhan? Lakukan 7 Cara Ini Untuk Membuat Semuanya Tetap Terasa Dekat
1. Berikan anak pegertian
Ajak anak berbicara jauh-jauh hari tentang rencana ayahnya, jika memang Ayah akan pergi selama 2 minggu atau lebih. Berikan alasan pada anak, mengapa ayah perlu pergi dan berikan anak pengertian dengan mengajak anak berbicara dari hati ke hati
2. Tetapkan jadwal pulang
Menetapkan jadwal pulang ini penting bagi anak. Agar anak tahu kapan waktu ayahnya pulang. Sebaiknya tepati janji pada anak, agar anak tidak merasa kecewa ketika menunggu ayahnya pulang
3. Sering telfon anak
Mintalah Ayah agar sering-sering menelepon ke rumah atau pada anak. Agar anak tidak merasa kehilangan ayahnya. Tanyakan hari-harinya, apakah anak merasa senang atau tidak dengan harinya, dengarkan ceritanya walau melalui telfon. Tetap mendengarkan cerita anak, akan membuat hati ayah dan anak tetap berdekatan. Walau jauh secara fisik tetapi tetap terasa dekat di hati
4. Sering video call dengan anak
Dengan kecanggihan teknologi masa kini, membuat komunikasi terasa mudah dan begitu dekat. Sering-seringlah ajak anak video call dengan ayahnya di saat santai. Misalnya setiap anak akan tidur di malam hari atau di pagi hari ketika anak baru terbangun dan akan memulai aktivitasnya
5. Sering bicarakan tentang ayahnya kepada anak-anak
Walau kehadiran Ayah secara fisik tidak ada. Tetapi, jika kita tetap sering membicarakan ayahnya pada anak. Anak akan merasa seolah-olah ayah hadir secara fisik di kehidupan mereka seperti.
"Wah, anak Bunda hebat mau membereskan mainan sendiri. Ayah pasti bangga ama Dede" atau "Dede, ayahnya nanti sedih lho, kalau dede suka pukul-pukul gitu" dll.
Kita bisa berbicara begitu, jika bonding ayah dan anak dekat sekali. Sehingga, walau Ayah sedang tidak ada. Tapi, anak tetap menurut atau senang jika kita berbicara tentang ayahnya. Intinya harus ada chemistry antara ayah dan anak terlebih dahulu 😉
6. Libatkan ayah dalam pengasuhan anak
Nah, ketika jadwal si Ayah pulang. Kita bisa lho, Bun memanfaatkan waktu sebaik itu untuk membuat Ayah selalu berdekatan dengan anak. Misalnya minta Ayah memandikan anak, atau tolong pakaikan baju anak dll. Itu jika anaknya masih kecil, ya Bun 😃. Atau kalau anak sudah besar, bisa meminta ayah membantu anak untuk mengerjakan PRnya dll. Sebelun Ayah perlu berangkat kembali esok harinya
7. Biarkan mereka berkencan bersama tanpa kita
Jika ayahnya telah pulang dan akan berangkat kembali nantinya. Berikan waktu yang istimewa untuk ayah bersama-sama dengan anaknya berkencan tanpa hadir kita. Misalnya Ayah mengajak anak untuk makan bersama, menonton bersama, atau bisa juga membacakan buku cerita pada anak sebelum anak tidur dll
Itulah 7 cara untuk membuat Ayah dan anak tetap terasa dekat walau mereka sedang berjauhan. Nah kalau Bunda sendiri, bagaimana caranya untuk membuat anak tetap merasa dekat dengan ayahnya, walau sebenarnya mereka sedang berjauhan? Sharing, yuk!
Anak-anakku LDR-an nih sama Ayahnya, dan kalau pulang, mesti semua urusan anak-anak ayahnya yang lakuin. Memanfaatkan waktu di rumah dengan maksimal, biar anak tetap dekat dengan ayahnya :)
ReplyDeleteNice sharing.
Mksh bunda 🙏
DeleteNomor 7 penting bgt ya, sekalian bundanya jg me time hehe...
ReplyDeleteBener banget bun hahahha
DeleteJadi ingat dengan Kakak Bibin yang selalu ngirim WA saat tidak bisa mengerjakan tugasnya. Jadi meski berjauhan kita tetap bisa belajar bersama. Kalau Adik Anin agak jarang, mungkin karena sifatnya yang lebih mandiri. Tetapi suka juga kirim WA kalau pas kesulitan dengan PR-nya. Itu momen indah ^_^
ReplyDeleteWah so sweeet 😍
DeleteKalau saya lebih sering menyuruh ayahnya sering sering nelpon biar anak selalu merasa terhubung
ReplyDeleteBiar tetep deket ya bun ☺️
DeleteKalau anak perempuan scr psikologis lbh bgs kalo lbh deket sm ayahnya. Bener ga sih? Hihi. Tp anak perempuan saya lebih suka deket sm saya. Sst.. Hal yg bikin dy mau deket sama bapaknya itu kalo sy lg marah. Kadang mikir, marah sesekali berguna jg kali ya. Haha
ReplyDeleteCoba minta ayahnya sering2 ajak anaknya kencan berdua ngelakuin yang anaknya suka. Buat menambah kedekatan antara ayah dan anak 😍
DeleteSaya lahir tahun 1993 mbak, pengennya sih pas saya belum lahir ibu saya baca tulisan ini biar bisa nasehati ayah saya untuk dekat ke anak2nya.
ReplyDeleteSaya tidak tahu mengapa ayah saya terlalu "berjarak" kepada anak2nya...
disaat saya punya anak nanti tidak akan melakukan hal yang sama, dan mengingat tips2 ini.
Iya smga kita bisa perbaiki dalam hubungan kita dg anak kita nanti ya.
DeleteAnak-anak saya jarang pisah lama ama papinya, jadi gak bisa bayangin kalau besok2 harus terpisah.
ReplyDeleteSaya aja sedih, apalagi anak-anak yaa..
Makasih share nya mba, ini bermanfaat banget
Sama2 Bunda ☺️
DeleteSaya punya 2 anak perempuan usia 8th dan 6th.
ReplyDeleteini sudah 1tahun saya terpisah jarak dgn anak saya. Dan msh ada 5th lagi untuk bs benar2 hadir di dekat mereka (pulang kerumah) .
Saya selalu brusaha untuk interaksi by vcall. Saya khawatir akan pertumbuhan mereka.
Artikel ini sangat membantu terimakasih ini sangat bermanfaat buat saya.
Klo boleh, saya minta saran lebih untuk menyikapi kondisi ini. Karna saya berada di penjara di vonis hukuman 6th. Seperti yg kalian ketahui, dsini terbatas akses untuk komunikasi dgn dunia luar. Tks