Hai Bunda!
Hari ini tulisan saya akan membahas sedikit tentang apa itu ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder? Apa Bunda pernah mendengarnya, atau punya anak yang tidak bisa diam, dan maunya bergerak terus? Kalau kebanyakan orang sih, anak yang tidak mau diam itu disebut hiperaktif, ya. Lalu, apa hubungannya ya, ADHD dengan hiperaktif? Yuk kita sama-sama belajar bareng di sini, ya! 😃
Apa itu ADHD ?
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder menurut DSMIV T-R dalam
http://forumkonsultasi.org (2014), terdapat 3 karakteristik utama gangguan ini, yakni: 1. Inatensi (kesulitan memusatkan perhatian), 2. Impulsivitas (kesulitan menahan keinginan), 3. Hiperaktivitas (kesulitan mengendalikan
gerakan).
Menurut (Surya, 2009), konsentrasi adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dan mengabaikan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari
Sedangkan pengertian hiperaktif menurut Herawan dalam Zaviera
(2008: 14), "Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian." Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa
berkonsentrasi lama lebih dari lima menit.
Baca juga: 3 Hal Yang Perlu Diketahui Tentang Tunagrahita
Dari penjelasan di atas bisa kita simpulkan ya, Bunda bahwa ada 3 kriteria seorang anak dikatakan ADHD yaitu sulit berkonsentrasi, sulit menahan keinginannya dan hiperaktif.
Penyebab Anak menjadi ADHD?
Lalu apa ya yang penyebab seorang anak memiliki gangguan ADHD? Segala sesuatu pasti ada sebabnya ya, Bun. Hanya saja sampai saat ini masih belum bisa diketahui penyebab pastinya. Namun, ada beberapa hal yang menjadi penyebab pada umumnya seorang anak memiliki gangguan ADHD seperti:
1. Faktor genetik atau turunan.
Jika di dalam sebuah keluarga besar ada yang memiliki gangguan ADHD. Maka, anak kita pun kemungkinan bisa memiliki gangguan yang sama pula
2. Perkembangan otak
Terjadi perkembangan otak yang tidak wajar atau yang tidak umum pada masa kehamilan atau prenatal
3. Hormon yang tidak teratur
Hormon pun dapat mempengaruhi gejala munculnya ADHD
4. Disfungsi metabolisme
5. Dll
Ciri-ciri Anak ADHD?
Sebenarnya, anak yang memiliki gangguan ADHD ini telah terlihat dari masa balita yang berbeda dengan anak seusianya. Hanya saja ketika anak mulai masuk sekolah, gejalanya akan semakin terlihat lebih jelas seperti:
1. Sulit berkonsentrasi ketika belajar
2. Bersikap dekstruktif atau melakukan hal-hal negatif. Karena sikapnya ini, orang-orang suka melabeli anak ADHD sebagai anak nakal. Padahal sebenarnya tidak
3. Sulit duduk tenang
4. Tampak gelisah dan suka menggerak-gerakkan badannya seperti tangan, kaki atau suka memanjat
5. Suka berbuat dan berbicara secara refleks tanpa dipikirkan mau pun tanpa pertimbangan dahulu
6. Sulit antri atau menunggu giliran
7. Tidak sabaran
8. Tidak kenal lelah
9. Tidak memiliki tujuan yang jelas
10. Dll
Baca juga: Apa Itu Anak Tunagrahita Ringan?
Karena anak ADHD ini sulit untuk memusatkan perhatian , tentu saja prestasi belajarnya tidak sebaik anak pada umumnya. Karena perhatian atau konsentrasi adalah pintu utama untuk kita menangkap sebuah informasi.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Kita Memiliki Ciri-ciri Anak ADHD?
Bagaimana Bunda, apa anak kita menunjukkan ciri-ciri di atas? Wah jangan-jangan anak saya hiperaktif itu, termasuk anak yang mengalami gangguan ADHD lagi? Eitssssss tunggu dulu. Daripada kita sibuk menyimpulkan sendiri dan berpikir yang macem-macem. Lebih baik, yuk kita cek pada ahlinya! Seperti membawa anak pada dokter specialis anak, ahli psikiatri atau Bunda bisa membawanya langsung pada pusat tumbuh kembang anak.
Di sana nanti anak akan diasesmen oleh ahlinya, diobservasi, lalu melakukan serangkaian tes seperti pemeriksaan fisik dll.
Jadi, Bunda jangan suka ditunda-tunda ya Bun, jika ada sesuatu yang berbeda dengan tumbuh kembang anak kita tidak sesuai dengan usianya. Memang benar setiap anak itu memiliki tumbuh kembang yang berbeda-beda dan kita tidak boleh suka membanding-bandingkan anak-anak kita. Tetapi, tetap ada yang harus kita ingat, bahwa segala sesuatu itu ada yang batas wajar dengan yang tidak wajarnya. Jadi, harus tetap selalu dipantau dan dikonsultasikan pada ahlinya.
Apa yang Terjadi Jika Anak Kita Berbeda, Tetapi Kita Tidak Segera Memeriksakannya?
Anak akan terlambat untuk mendapatkan bantuan, penanganan, dan mendapatkan apa yang ia butuhkan. Sehingga, akan menyebabkan kondisi anak yang semakin berat dan parah di kemudian hari. Dan itu akan mengganggu semua aspek tumbuh kembang anak nantinya
Apa Anak ADHD Bisa Seperti Anak Normal?
Tergantung usia, tingkatan gejalanya apakah ringan, sedang atau pun berat? Dan terakhir tergantung juga dengan stimulus dari luarnya. Namun, seringnya anak dengan gangguan ADHD ini terbawa sampai mereka dewasa.
Baca juga: Anak Berkebutuhan Khusus
Semoga sekarang setelah kita ketahui ilmunya. Membuat kita menjadi lebih peka lagi untuk memperhatikan tumbuh kembang anak kita ya, Bun. Dan tidak mudah melabeli anak hiperaktif sebagai anak nakal. Ada satu yang harus kita ingat. Bahwa yang bisa mendiagnosa anak itu ADHD atau bukan, adalah tim ahlinya. Bukan kesimpulan kita ya, Bun
Referensi
Depdiknas. 2004. Kurikulum Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
________, 2006. Pedoman Kegiatan Kesiswaan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus.
Jakarta: Depdiknas.
Jurnal : Peran Konselor Sekolah Dalam Meningkatkan Konsentrasi
Pada Siswa Hiperaktif (ADHD),
Richma Hidayati
Aku pernah dengar cerita perawat yang sering menangani ADHD ini mbak, katanya beberapa diantaranya malah berikutnya berkembang menjadi jenius. ADHD yang dialaminya karena otak dan badannya belum bisa berkoordinasi. Disitu aku merasa wow :D
ReplyDeleteOh gitu. Kalau berbicara soal ADHD saya ingetnya murid saya dulu dan memang anaknya hiperaktif sekali. Karena memang perkembangan otak yang berbeda bisa menjadikan anak ADHD
DeleteSaya seorang perawat, namun kebetulan tidak pernah merawat pasien anak dengan ADHD. Dan kebetulan juga saya tidak begitu suka merawat anak, entahlah, ada perasaan nggak tega. Hehe
DeleteAnw, Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum diberikan pada penderita ADHD.
Terapi yang diberikan bisa berupa pelatihan kemampuan sosial, modifikasi tingkah laku (behavior), dan juga terapi kognitif. Orang tua dan keluarga juga biasanya akan diberikan pelatihan berupa pengenalan terhadap ADHD, cara menghadapi gejala ADHD pada anak, pendekatan-pendekatan yang digunakan, ataupun berupa support bagi orang tua yang memiliki anak penderita ADHD. :)
Allhamdulillah ya sekarang semakin banyak dibuka pusat tumbuh kembang anak baik di rumah sakit mau pun di luar. Sehingga anak dengan mudah juga mendapatkan terapinya 😃👍
Deletebunda dont worry, aware sih itu mah sebuah keharusan hehe
DeleteTinggal tugas kita memberikan pemahaman pada ortunya ya
DeleteAku dulu pernah berinteraksi di sekolah yang terdapat anak HDAD nya...ya super aktif sih anaknya, gak bisa diatur,,, tapi sebagai orang terdekat kita memaklumi, bagian dari keunikan juga sih... menghibur juga soalnya anaknya selalu ceria.. nice artikel, thanks for sharing ya
ReplyDeleteSama2 bunda 🙏
Deleteapa sebenarnya pemicu anak yang hiferaktif ini Mbak ? sebab banyak terjadi, apa karena faktor makanan saat dalam kandungan ? ataukah lingkungan ?
ReplyDeleteBanyak hal yang menjadi pemicu atau penyebab anak ADHD. Seperti yang dijelaskan diatas pak. Sulit untuk dicari tahu pemicu utamanya
Deletemmmm begitu yach bu.... :)
DeletePernah denger mbaa.. adhd
ReplyDeleteTapi sang ibu nggak menganggap itu ADHD jadi yaudah jalani biasa ajaa gtu mba. Makasih infonya mba, aku jadi banyak tau
Iya mba, yang bisa mendiagnosa anak itu ADHD adalah tim ahli mba. Jadi harus diperiksa dulu 😃
DeleteSaya pribadi kadang masih bingung pengertian anak hiperaktif sama anak kinestik
ReplyDeleteKalau anak hyperaktif itu anak yang kelebihan motoriknya dan daya tahan untuk duduk tenangnya lebih sebentar daripda anak kinestetik. Misalnya contoh anak hyperaktif itu ga bisa duduk tenang lebih dari 5 menit (tergantung durasinya ya) kalau anak kinestetik itu bisa lebih bertahan duduk tenang dibandingkan durasinya anak hyperaktif. Begitu bun 😃
DeletePonakanku dulu kita kira adhd.. Ga bisa diem soalnya. Gerataaaak aja.. Trus aku menganggabnya nakal. Tp pas dibawa ortunya ke dokter, malah dibilang, "anak ibu ini ga hyperaktif. Dia hanya punya keingintahuan yg besar,tp disalahartikan dengan orang2 sebagai anak nakal yg suka ngerusakin barang"..
ReplyDeleteIntinya wkt itu dokter bilang kalo memang ponakan ku itu hyperaktif, biasanya ga gampang fokus dan pengetahuannya ga kyk skr. Tp buktinya pas di tes ama dokternya, dia bisa menjawab semua dgn baik. Ya udh, sejak itu kita lbh tenang aja krn ponakan sbnrnya normal
Kak Yeniiiii, aku terdampar lagi di Postingan Kaka hehehe. Masih nunggu hasil diagnosa yang bikin kepala mumet dan dada berdegup kencang. Kadang banyak ciri-ciri mirip ADHD ini, tapi dokter bilang anakku bukan hiperaktif, walaupun defisit atensi.
ReplyDeleteSemoga dengan terapi bisa semakin pintar berkomunikasi dan bersosialisasi. Doakan kami yaaa Kak Yenii *kiiissss
Aaaminnn. Semangatttt selalu untukmu Bunda Dira. Smga Allah melancarkan dan menguatkan dirimu dan anakmu dimana pun kalian berada 😘😘😘
DeleteLabel ini lho mbak, yg dgn mudah disematkan orang kalo anak banyak gerak, tak bisa diam. Padahal diagnosa tak bisa ditegakkan begitu saja, ada tahapan panjang sampai 'dilabelkan'. Ada juga sebagian orang yg menganggap, tidak ada kebutuhan ADHD.
ReplyDeleteTerima kasih atensinya mb Yeni, sukses terus utk blog kerennya 👍