Hai Ayah Bunda, tahukah Ayah Bunda bahwa setiap anak yang terlahir memiliki fitrah dasar yang sudah mereka bawa sejak mereka lahir. Menurut salah satu pelopor pendidikan berbasis fitrah yaitu Pak Harry Santosa, membagikan ada 4 jenis fitrah yang ada dalam diri anak Yaitu:
1. Fitrah iman
2. Fitrah seksualitas
3. Fitrah belajar, dan
4. Fitrah bakat.
Namun, tahukah Ayah Bunda bahwa kebanyakan dari kita sebagai orangtua. Lebih senang mencerdaskan anak secara akademik tetapi lupa untuk mencerdaskan anak sesuai dengan fitrahnya.
Nah, hari ini saya akan kembali membagikan materi seminar parenting tentang 3 Cara Penting Menjaga Fitrah Anak. Yuk, kita simak penjelasannya langsung dari ahlinya, ya Ayah Bunda.
Biodata Narasumber
Nama : Canun Kamil
Nama Panggilan: Kang Canun
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 1 Mei 1990
Status : Menikah
Anak : 2
Profesi
Konselor Pernikahan
Trainer
Penulis Buku
Buat Ayah Bunda, yang belum mengenal beliau. Beliau ini adalah salah satu trainer sekaligus konselor pernikahan dan banyak berbagi ilmunya dimana-mana. Muda, ya Ayah Bunda usianya. Tetapi, ilmu beliau jauh melebihi usia 😃. Kalau, gitu kita simak pemaparannya dari beliau, ya
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
3 Cara Penting Menjaga Fitrah Anak
by @canunkamil
Rasul berkata, ‘Kullu Mauluudin Yuulaadu ‘Ala Fitrah’, setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. ‘Fa’abawaahu’, tergantung bagaimana orangtuanya mendidiknya…
Fitrah disini, menurut guru saya Abah Ihsan, ini menjelaskan dengan rinci, bahwa fitrah yang dimaksud bukan berarti bahwa anak terlahir seperti kertas kosong. Anak tidak terlahir dalam kondisi nol. Namun, fitrah ini bermakna cenderung kepada kebaikan. Jadi, manusia terlahir sudah dalam kondisi +.
Coba bayangkan, kira-kira ada nggak ya, anak yang terlahir, sudah ada niat dalam kepalanya, "kalo aku udah gede, aku mau jadi bandar narkoba! mau nyuri uang orangtua!’. Ada nggak yaa? Pastinya nggak ada kan? Ini tanda bahwa manusia tidak terlahir dalam keadaan nol.
Bahkan coba lihat balita kita. dari bayi, ia memasukkan segalanya ke mulut. Apakah ini pertanda dia rakus? hehe tentu tidaak kan? itulah cara belajar bayi, masukin semuanya ke mulut. Ketika semakin besar, usia balita, rasa penasarannya ia eksplorasi kemana-mana. Mulai dari main air, main tanah, banyak nanya, "mama, ini jari apa? ini hari apa?" Ini kan fitrah belajar.
Namun, kenapa banyak yang sudah besar, orang dewasa yang justru males untuk belajar, especially di luar jam sekolah/kuliah! Kenapa anggapannya belajar itu beban gitu loh? Coba cek, ketika fitrah belajar anak sedang muncul, ada gak sesosok manusia yang merespon begini:
"Naak, jangan main air nanti pilek kamu!"
"Iiiiih, kamu nih nanya-nanya terus!"
Naah, kalau responnya kayak gini, kira-kira gimana dengan fitrah belajar anak?
Contoh lain, fitrah kemandirian. Pada dasarnya, anak, karena ada fitrah kemandirian juga, ia senang untuk melakukan segalanya sendirian kan? Dimulai dari lahir, aktivitas IMD atau Inisiasi Menyusui Dini , itu mandiri bangeet. Anak pelan-pelan bergerak mencari puting susu ibunya, aktivitas ini mengandalkan kemandirian dan pantang menyerah kan?
Sudah agak besar, latihan jalan sendiri, inginnya jalan dan lari-lari, lihatlah ketika prosesnya, jatuh bangun terus menerus, bukankah ini fitrah kemandirian yang juga menggambarkan pantang menyerah?
Namun, kenapa banyak yang sudah besar, bahkan sudah menikah, namun masih sulit untuk mandiri? Sebagai konsultan pernikahan, saya masih banyak menemukan pasangan suami istri yang sudah menikah, tinggal serumah dengan orangtua yang masih segar bugar dan secara ekonomi masih baik. Seolah fitrah kemandirian hilang bekasnya. Kok bisa terjadi?
Baca juga: Mengapa Pentingnya Mempersiapkan Anak Untuk Menjadi Seorang Suami dan Istri yang Baik Dikemudian Hari Perlu Dikenalkan Sedini Mungkin?
Coba cek, apakah sering kita overfacility pada anak-anak kita? Sudah bisa jalan, tapi lebih sering memfasilitasinya dengan stroller. Untuk makan, selalu disuapi, bahkan dikejar-kejar untuk nyuapin sampai ke playground. Lalu kemudian, ketika anak overfacility, tidak dilatih kemandiriannya, kemudian kita mengeluh, "kok, ini anak gak bisa mandiri, sih?"
Baca juga: Ayah Bunda! Yuk, Kita Ajarkan Kemandirian Pada Anak Sejak Dini
Ayah Bunda sekalian, perhatikanlah, yang seringkali secara tidak sengaja dan atau tidak sadar merusak fitrah anak adalah kita, orangtuanya sendiri. Ada contoh orangtua yang memiliki niat baik, namun tanpa sadar dan tanpa sengaja justru merusak fitrah anak.
Kabar baiknya, fitrah anak, sekalipun rusak, masih bisa diperbaiki, dan bahkan dirawat dan dijaga. Karena sejatinya, tugas utama orangtua adalah sebagai penjaga dan perawat fitrah anak. Maka, bagaimana cara merawat dan menjaga fitrah anak ini? Dalam kesempatan ini, saya paparkan tiga hal:
1. Menjadi teladan
Ayah Bunda perlu jadi contoh hidup tentang bagaimana fitrah-fitrah ini berjalan. Jadilah pembelajar jika Anda mau hidupkan fitrah pembelajar anak. Bilang sama anak Anda, "Nak, Ayah/Bunda mau belajar dulu nih ikutan mentoring Ngasuh Balita", ini bisa. "Nak, baca buku yuk". Ini Bisa. Jadilah teladan ketika Ayah atau Bunda berinteraksi dengan pasangan, anak pun akan belajar dari pernikahan Ayah dan Bunda. Maka, berikan keharmonisan pernikahan kita untuk anak-anak kita, sebagai salah satu contoh teladan bagaimana sejatinya dirinya berinteraksi dengan sesamanya
2. Bangun kedekatan
Sering saya temukan, anak pengusaha, yang mana pengusahanya dia mentalnya pejuang keras, bangun bisnis dari nol, namun anaknya justru minta-minta. Padahal, orangtuanya teladan luar biasa bagi banyak orang, namun kenapa valuenya tidak menular kepada anaknya?Sederhananya, ketika sebagai orangtua tidak dekat, maka ia hanya akan sebagai teladan yang jauh, tidak bisa ditiru, sehingga anak sangat mungkin berprinsip, "ah itu mah ortu gue. Gue beda!". Maka, bangunlah kedekatan emosional dengan anak kita. Ayah maupun Bunda.
3. Belajar
Sudah kita diskusikan di atas bahwa banyak orangtua yang *tidak sadar* dan *tidak sengaja* merusak fitrah anak. Maka, memperbaikinya, atau merawatnya, atau menjaga fitrah anak memerlukan ilmu. Jelas akan ada beda antara orangtua yang mau belajar dan yang tidak. Ingatlah sebuah pesan seorang bijak,
"jikalau Anda tidak mau merasakan lelahnya belajar, bersiaplah merasakan perihnya kebodohan"
Apa perihnya ‘kebodohan’ dalam pengasuhan? Banyaak. Anak yang males-malesan, tantrum, marah-marah sampai pukul-pukul lempar barang-barang, bahkan udah gede, ada yang ngancem "Mamah, beliin motor nggak? Atau aku bakar rumah ini!!" Yang paling mengerikan? Jika di akhirat kelak, anak kita justru menarik kita masuk ke dalam neraka. Na’udzubillah. Inilah seperih-perihnya kebodohan dalam konteks pengasuhan anak
Maka, jangan lupakan bahwa tugas kita orangtua adalah sebagai penjaga fitrah anak. Mumpung masih balita, silakan pelajari dalam-dalam bagaimana cara menjaga fitrah anak. Semoga kita semua adalah orangtua yang diberikan mahkota penghargaan oleh anak kita kelak di JannahNya.
👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
Aaaminnnn, ya Ayah Bunda. Fitrah yang dimaksud kemandirian di atas adalah fitrah belajar ya, Ayah Bunda. Subhanallah sekali ya, ilmunya. Membuat kita berpikir terus, nih. Setelah kita melihat penjelasan di atas. Yuk, kita merenung atas apa yang kebanyakan kita lakukan pada fitrah anak, melalui video berikut ini:
Sumber: Okina Fitriani
Setelah kita tahu 3 cara penting menjaga fitrah anak ini. Membuat kita jadi semakin hati-hati dalam melarang anak ya, Ayah Bunda. Nah, sudahkah kita menjaga fitrah anak selama ini, Ayah Bunda? Yuk, kita sharing di sini!
Fitrah iman yang no 1 buat aku paling penting mbak. Yang lainnya mengikuti... Aku selalu berusaha cari informasi mengenai mendidik dan mengasuh anak. Karena, aku jujur sangat khawatir dengan sikap yang salah atau bahasa yang salah yang bisa ditiru oleh anak
ReplyDeleteIya bunda. Sejak kita jd ortu, kitalah yang suka dicontoh oleh anak. Smg kita bsa mmbrikan contoh2 yg baij ya pada anak2 kita 🙏
DeleteInspiratif mba
ReplyDeleteAllhamdulillah
DeleteBahasan yang menarik Bunda..Terima kasih sudah mengingatkan :) Semoga kita selalu bisa menjaga fitrah anak-anak kita
ReplyDeleteAaaminnn Bundaa
DeleteBagi saya poin no 1 itu yg berat banget bun. Saya aja sebagai anak paling suka dicontohin dibanding diceramahin. Jadi pr banget sama suami nih untuk jadi tauladan yang baik bagi anak.
ReplyDeleteSama bunda. Pr saya juga 🙈
Deletemakasih ilmunya, walau masih single tapi ilmu bakal manfaat buat nanti :)
ReplyDeleteSama2 ya
DeleteSayangnya seringkali tanpa sadar kita merusak fitrah-fitrah anak ya. Sedang membayar hutang-hutang pengasuhan khususnya ke anak pertama karena sempat jadi 'uji coba' pengasuhan atas dampak kurang ilmu jadi orangtua dahulu kala. Terima kasih sharingnya ya mbak.
ReplyDeleteWah sama2 bunda. Senang bisa bertemu bunda pembelajar seperti bunda 😃
DeleteAku baru belajar ilmu FBE ini mbak, dan emang penting banget ya mendidik sesuai fitrah anak. Untuk usia anakku sekarang fitrah keimanan yang paling penting ya.
ReplyDeleteLihat videonya .. Nonjok banget, saya nangis .. Merasa paling bersalah pada buah hati .. Tapi tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri yaa .. Yuuk ah kita berusaha selalunmeamntaskan diri untuk anak2 kita, anak2 yg kita do'akan selalu jdy penghuni syurga ..
ReplyDelete