Bunda, berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada tahun 2011 ada 216 kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan, pada tahun 2014 sebanyak 656 kasus (Kompas, 16/12/2015). Pada tahun 2016, KPAI menerima 3.581 kasus pengaduan masyarakat. Dari jumlah itu, sebanyak 414 kasus merupakan kasus kejahatan anak berbasis siber (Kompas, 17/3/2017).
Dari data di atas, bisa kita simpulkan bahwa angka kekerasan seksual pada anak semakin meningkat. Data tersebut sungguh membuat kita para orangtua semakin khawatir dan sedih, ya, Bun. Sehingga, membuat kita perlu belajar apa saja bentuk kekerasan seksual pada anak? Dampak dari kekerasan seksual? Siapa saja yang bisa menjadi pelakunya? Bagaimana peran kita dalam memberikan perlindungan pada anak? Bagaimana cara mengajarkan anak untuk melindungi dirinya sendiri? Dan apa yang harus dilakukan jika terdapat anak mengalami kekerasan seksual? Agar kita dapat mencegah kekerasan seksual pada anak sedini mungkin
Bentuk Kekerasan Seksual pada Anak
Menurut Komnas Perempuan ada beberapa macam bentuk kekerasan seksual pada anak seperti:
1. Perkosaan
2. Eksploitasi seksual
3. Prostitusi seksual
4. Intimidasi seksual
5. Perbudakan seksual
6. Perdagangan anak untuk memuaskan nafsu para paedofil
7. Kawin paksa pada anak di bawah umur
8. Penyiksaan seksual
9. Pelecehan seksual baik secara fisik maupun nonfisik.
Sering kali, ya, Bun kita membaca atau mendengarkan berita mengenai pelecehan seksual pada anak di mana-mana. Ternyata, memang bentuk pelecehan seksual itu ada banyak dan terutama yang belum terungkap, dikarenakan korban atau keluarga korban tidak berani melaporkannya.
Dampak dari Kekerasan Seksual pada Anak
Kekerasan seksual pada anak meninggalkan dampak yang dalam pada korbannya, seperti
1. Kehilangan nyawa
2. Cacat / cidera pada tubuh
3. Trauma
4. Rasa malu
5. Melakukan aborsi
5. Depresi
6. Stres
7. Gelisah
8. Ketakutan
Dampak dari kekerasan seksual ini bukan main-main pada anak. Jadi, dibutuhkan rangkulan, pelukan, motivasi dan tenaga ahli seperti dokter, psikolog dll untuk membantu proses penyembuhan anak
Siapa Saja yang Bisa Menjadi Pelakunya?
Menurut survey yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak pada tahun 2013, menyatakan bahwa kekerasan seksual pada anak 40% diantaranya terjadi di lingkungan sekolah, 30% di lingkungan keluarga, dan 30% di lingkungan sosial. Jumlah kasusnya meliputi sodomi sebanyak 52 kasus, perkosaan 280 kasus, pencabulan 182 kasus, dan incest (hubungan seks sedarah) 21 kasus.
Berdasarkan data tersebut, pelaku dari kekerasan seksual ini bisa dari tenaga pendidik, teman, keluarga sendiri dan bahkan ayah atau kakak/adik kandung sendiri. Miris, ya, Bun 😟
Peran Orangtua dalam Memberikan Perlindungan pada Anak
Bagaimana, Bunda menyeramkan bukan? Untuk itu diperlukan peran kita sebagai orangtua dalam memberikan perlindungan kepada anak kita. Bagaimana caranya?
a. Ajarkan anak untuk menutup aurat dengan baik / berpakaian yang sopan
b. Berikan pendidikan seksual sejak dini pada anak
c. jangan titipkan anak pada sembarang orang. Jika akan menitipkan anak, sebaiknya titipkan kepada neneknya atau ayahnya
d. Tidak sering mengupload foto anak dan jika memang terpaksa diupload, sebaiknya bagian mata anak di sensor karena para pelaku paedofil suka berimajinasi dengan foto korbannya salah satunya dari gambar mata korban. Pastinya juga jangan mengunggah foto anak ketika sedang tidak berpakaian atau setengah berpakaian, ya, Bun.
e. Jangan suka memberitahukan lokasi bunda dan anak di media sosial, karena itu bisa membuat para paedofil mengincar anak kita
f. Berdoa meminta perlindungan selalu untuk anak
Seperti tampak sepele, ya, Bun, tetapi ini penting sekali kita lakukan demi anak kita. Karena kita tidak pernah tahu isi pikiran dan hati orang lain terhadap anak kita. Salah satu penyebab mengapa meningkatnya kasus ini juga karena kurang pekanya kita sebagai orangtua dalam memberikan perlindungan pada anak.
Dengan semakin canggihnya teknologi, membuat para pelaku paedofil semakin gencarnya mencari mangsa di dunia maya seperti, membuat banyan akun di media sosialnya dan mencari foto korban lalu menyebarkannya kepada para paedofil yang lain. Hiii serem, ya, Bun. Kalau begitu, yuk kita berhati-hati dalam menjaga anak kita.
Cara Mengajarkan Anak untuk Melindungi Dirinya Sendiri
Bunda, sebagai orangtua yang memiliki keterbatasan waktu dan kemampuan. Membuat kita tidak selalu bisa memberikan perlindungan kepada anak kita. Oleh karena itu, anak kita perlu kita ajarkan untuk melindungi dirinya sendiri. Caranya?
1. Ajarkan anak tentang anatomi tubuhnya
Ini penting bunda, agar anak mengetahui nama-nama anggota tubuhnya dan organ intimnya seperti vagina, penis, payudara, pantat. Mengapa ini penting? Agar anak bisa menjelaskan secara akurat tentang tubuhnya dan untuk menghindari salah tafsir. Banyak, ya, Bun orangtua suka menghaluskan tentang nama organ intim ini. Tapi sebenarnya ini malah membuat anak kebingungan nantinya
2. Ajarkan anak tentang sentuhan
Beritahu anak bagian mana saja yang tidak boleh disentuh dan dilihat sembarang orang seperti dada, kemaluan.
Beritahu anak bagian tubuh yang boleh disentuh seperti di saat
- mandi
- buang air
Itu hanya anak atau ibu yang boleh melakukannya. Atau di saat dokter memeriksa anak dengan adanya pendampingan dari orang tua
3. Ajarkan anak untuk berkata "tidak"
Bunda, ajarkan anak untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri dan hindari suka memaksa anak. Biarkan anak berkata "tidak" jika memang anak merasa tidak nyaman. Membiasakan anak untuk mengeluarkan uneg-unegnya, akan membantu anak berani menolak jika terjadi pelecehan seksual pada dirinya. Dan beritahu anak, jika ada orang yang menyentuh daerah pribadinya, menyuruhnya membuka baju di depannya, ada yang menunjukkan daerah pribadinya pada anak, atau menunjukkan gambar / film telanjang pada anak.
4. Beritahu tindakan yang seharusnya dilakukan anak, jika ada orang yang mencurigakan
a. Minta anak untuk berlari ke tempat yang ramai
b. Suruh anak berteriak "tolong-tolong"
c. Minta anak untuk melaporkannya kepada orangtua, guru, atau orang dewasa yang ada di sekitar anak.
Baca juga: 4 Hal Penting Ini Perlu Diketahui Orang Tua dan Guru dalam Mengatasi Bullying
Bunda, selain kita bisa mengajarkan anak dengan mengajak anak berbicara tentang cara melindungi dirinya sendiri. Kita pun bisa mengajarkan anak dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang pastinya lebih menyenangkan, ya, Bun bagi anak yaitu berupa tontonan edukatif berikut ini.
video anti pelecehan seksual
YouTube · Ana Nabila Olshop
4 Mar 2017
Yang Perlu Dilakukan Apabila Anak Mengalami Kekerasan Seksual
Saat ini kondisi kekerasan seksual pada anak termasuk dalam status gawat darurat di Indonesia. Agar tidak banyak berjatuhan korban berikutnya serta pelaku kekerasan seksual tidak merajalela dengan bebasnya. Dihimbau kepada para orangtua atau korban dan juga masyarakat untuk melaporkan tindak kekerasan seksual pada anak kepada lembaga-lembaga yang khusus menangani kasus terhadap anak. Mengapa? Karena "diam itu bukan pilihan".
Sekarang ini telah ada lembaga yang juga menangani berbagai kasus yang terjadi pada anak, salah satunya yaitu Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban adalah lembaga yang mandiri yang bertanggung jawab untuk menangani pemberian perlindungan dan bantuan kepada saksi dan/atau korban sesuai tugas dan kewenangan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, berkewajiban menyiapkan, menentukan, dan memberikan informasi yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas, kewenangan, maupun tanggung jawabnya kepada publik.
Dengan adanya Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ini, diharapkan mampu memudahkan rakyat Indonesia yang membutuhkan perlindungan dan mendapatkan haknya untuk meminta keadilan serta menurunkan tindak kekerasan seksual pada anak. Yuk, Bunda jangan pernah takut lagi kita untuk melapor, ya. Karena kebenaran itu perlu diperjuangkan
Baca juga: 6 Cara Mengajarkan Anak Mempertahankan Diri Dari Bully
Kontak LPSK
Alamat
LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)
Jl. Raya Bogor Km 24 No. 47-49
Susukan Ciracas
Jakarta Timur 13750
Telp (021) 29681560
Fax (021) 29681551
lpsk_ri@lpsk.go.id
Sumber
http://lpsk.go.id
www.kpai.go.id
Kompas
Jaman sekarang kekerasan seksual pada anak emang bikin ngeri.. makasih infonya mbak.. semoga anak-anak kita selalu terlindung dari hal seperti itu.. amiin..
ReplyDeleteAaaminnn. Sama2 bunda 😄
DeletePenting sekali edukasi tentang kejahatan sensual pada anak-anak. Saya sudah memgenalkan pada putra saya sejak dia baru masuk sekolah..sangat bermanfaat mbak sharingnya...
ReplyDeleteAlhamdulillah sebagai pelajar saya mendapatkan pengetahuan yang sungguh penting khususnya untuk diri saya sendiri.
DeleteAllhamdulillah. Semoga bermanfaat, De 😘
Deletengeri banget dampak kekerasan seksual pada anak ini yaa Mbaa, dan yang menyedihkan anak yang jadi korban bisa jadi pelaku di masa depan :(
ReplyDeleteIya bun biasanya yg jdi korban cenderung jadi pelaku T_T
DeleteTerima kasih sudah membagikan ini Bunda Yeni..
ReplyDeleteMemang sebagai ibu dan anggota masyarakat kita mestinya selalu waspada terhadap bahaya kekerasaan seksual pada anak di sekitar kita. Syukur sudah ada LPSK.
Sama2 bunda 😃
DeletePangling Ih..blognya tambah cakep sekarang.
ReplyDeleteIya mba, ngeri ya sekarang, anak kecil jadi sasaran.aku lngsung ingat lagu yang diajarkan di paud anakku..
"Sentuhan boleh2..kepala dst.."
Wah terima kasih bunda, sudah memperhatikan 😘. Semoga, tulisanku bisa bermanfaat utk banyak orang. Iya bun skrang jaman smakin ngeri aja ya. T_T
Deletesemoga anak-anak kita dilindungi-Nya ya mba
ReplyDeleteAaaminnn bunnn
DeleteTerima kasih sharingnya mba, informatif sekali. Semoga anak-anak kita semua selalu dalam perlindunganNya. Aamiin
ReplyDeleteAaminnn. Trima ksh bun 😘
DeleteBanyak di sekolah ya mba..
ReplyDeleteIya bner bun. Sprti pelakunya oknum guru atau tmn 1 sekolah T-T
DeleteAnak-anak makhluk yang lemah seharusnya dilindungi bukan dirusak 🙁
ReplyDeleteDuh, ngeri banget ya Mbak.
ReplyDeleteSemoga saja terhindar dr kejdian seperti ini. Mksh atas ilmu yg luar biasa ini mbak yeni😊
Wah sama2 bunda. Senang jika tulisan saya bisa bermanfaat 😍
DeleteThank infonya ya bunda
ReplyDeleteIni penting banget buat dijalankan. Anak harus diajarkan untuk melindungi dirinya sendiri, aku setuju. Karena orangtua belum tentu bisa mengawasi 24 jam.
ReplyDeleteSelain itu menurut aku, kita harus mulai belajar peduli pada lingkungan sekitar kita. Ketika mendengar ada anak kecil menangis kita mesti berani mendekati mereka menanyakan apa permasalahannya. Tak sedikit angka kekerasan yang terjadi akibat orangtuanya sendiri. Jangan takut untuk dibilang tetangga kepoan.
Iya bun semoga semakin banyak ortu yang teredukasi dan sadar ttg permasalahan ini
DeleteMemang sekarang zaman makin maju, tapi kekerasan pada anak juga semakin semarak.Duuh :(
ReplyDeleteSemoga anak-anak kita tetap terlindungi dari kekerasan ya,Mbak
Iya bun. Ngeri bgt soalnya ya
Deletemakasih sharenya mbak. aku noted ya mbk.
ReplyDeleteSama2 bunda 😃
Delete